Kicauan Achmad Zaky CEO Bukalapak Ramai Dibahas, Begini Kata Sandiaga Uno
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menanggapi cuitan CEO Bukalapak, Achmad Zaky.
TRIBUNJAKARTA.COM - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menanggapi cuitan CEO Bukalapak, Achmad Zaky.
Menurut Sandiaga Uno, pihaknya sepakat bahwa untuk membuat pertumbuhan pembangunan berkembang di sebuah negara, diperlukan dana riset dan pengembangan yang mencukupi.
"Saya meyakini apa yang disampaikan Mas Zaky perlu kita diskusikan secara mendalam. Tidak bisa hanya pemerintah atau presiden saja. Namun universitas, dunia usaha, dan juga masyarakat harus bisa bersama melalui kolaborasi," kata Sandiaga ketika ditemui di Surabaya, Sabtu (16/2/2019).
Menurutnya, perlu adanya sinergi antara pemerintah bersama masyarakat, termasuk pengusaha, untuk mengembangkan sektor ini.
"Kami ingin ada kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi, untuk meningkatkan lima tahun kedepan total agregat dana Riset and Development (R&D) dibanding yang sekarang," katanya.
Menurut Cawapres pendamping Capres, Prabowo Subianto ini, riset dan pengembangan menjadi dasar pertumbuhan ekonomi.
"Kekuatan ekonomi itu bisa berkembang kalau ditopang inovasi. Inovasi bisa berkembang kalau ada sistem riset dan development," ujarnya.
• Hasil Liga Spanyol - Barcelona Menang Tipis atas Real Valladolid
• Temukan Bukti Transaksi, Satgas Antimafia Bola Siap Umumkan Tersangka Baru Skandal Pengaturan Skor
"Yang kami harapkan ada terobosan baru soal riset dan pengembangan. Sehingga, ini bisa lebih signifikan," pungkas cawapres berlatarbelakang pengusaha ini.
Sebelumnya, di dalam twitnya, Zaky menulis: "Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2. China 451 B 3. Jepang 165B 4. Jerman 118B 5. Korea 91B 11. Taiwan 33B 14. Australia 23B 24 Malaysia 10B 25. Spore 10B 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin".
Twit itu lantas membuat marah para pendukung Jokowi sehingga muncul gerakan #uninstallbukalapak. Jokowi pun memanggil Zaky untuk meluruskan masalah ini.
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) pun menilai anggaran penelitian dan pengembangan Indonesia saat ini sudah besar, yakni mencapai Rp 26 triliun.
"Jadi, sudah gede anggarannya sebetulnya meskipun ke depan kita ingin mengembangkan lagi," kata Jokowi seusai bertemu CEO Bukalapak Achmad Zaky di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Namun, Jokowi sendiri mengakui memang masih ada kekurangan dalam sektor riset di Indonesia. Menurut dia, anggaran sebesar Rp 26 triliun yang ada saat ini tidak fokus karena tersebar di kementerian-kementerian.
Ke depan, Jokowi ingin ada suatu kelembagaan besar yang fokus mengurusi penelitian dan pengembangan.
"Kita baru menyiapkan sebuah kelembagaan besar agar arahnya jelas. Tembakannya tepat sehingga inovasi negara ini bisa muncul," kata Jokowi.
"Sekarang ini tersebar di kementerian dan lembaga sehingga fokusnya ke mana itu yang ingin kita benahi," katanya.
Achmad Zaky minta maaf
Beberapa waktu lalu tagar #uninstallbukalapak sempat menjadi trending di media sosial Twitter.
Munculnya #uninstallbukalapak berawal dari kicauan CEO Bukalapak, Achmad Zaky yang menyinggung soal presiden baru.
Hingga berita ini diturunkan, tagar #uninstallbukalapak pun masih menjadi trending di Indonesia.
Beberapa netizen menyayangkan atas kicauan Achmad Zaky yang menyinggung tentang presiden baru.
Adapun dalam kicauannya, Achmad Zaky membahas soal anggaran R&D yang sangat minim tahun 2016.
Sebagaimana dilansir dari laman Kontan, Achmad Zaky mengungkap soal anggaran R&D yang sangat minim tahun 2016 yang hanya 2 miliar dolar AS.
Atau tertinggal jauh dari negara lain yang sudah menyediakan anggaran R&D.
Misalnya Amerika Serikat menjadi negara pertama yang menyediakan angagran R&D sebesar 511 miliar dolar AS, China 451 miliar dolar AS.
• Antisipasi Penyebaran DBD, Gerebek Nyamuk Digelar di Sekitar Waduk Kampung Rambutan
• Jokowi Tertawa Lepas Lihat Aksi Soimah Nyanyi Lagu India, Iriana Sampai Menoleh ke Ayah Kaesang
• Cara Download Lagu MP3 Armada Ft Ifan Seventeen Demi Tuhan Aku Ikhlas di Android dan iPhone
Kemudian Jepang 165 miliar dolar AS, Jerman 118 miliar dolar AS, Korea Selatan 91 miliar dolar AS, Taiwan 33 miliar dolar AS, Australia 23 miliar dolar AS, Malaysia 10 miliar dolar AS, dan Singapura 10 miliar dolar AS.
Pada akhir tulisannya, Achmad Zaky pun menyebutkan presiden baru.
Hal itu lah yang membuat sebagian pengguna Twitter menyayangkannya hingga muncul tagar #uninstallbukalapak.
"Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis Achmad Zaky.
Selain itu, Achmad Zaky juga menyebut bahwa industri 4.0 itu omong kosong.
"Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (merujuk hanya 2 miliar dolar AS)," tulisnya.
Kini, berdasarkan pengamatan TribunJakarta, kicauannya itu nampak telah dihapus.
Namun, baru-baru ini Achmad Zaky telah memberikan klarifikasinya terkait kicauan sebelumnya.
• Prabowo Subianto Sudah Susun Kabinet Bayangan, Kubu Jokowi Belum Bicarakan Soal Menteri
• Kesaksian Hotman Paris Soal Bisnis Esek-esek Melibatkan WNA: Orang Indonesia Rela Bayar 2 Kali Lipat
• Isu Legalisasi LGBT di RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, Sikap Ketua DPR, FPKS Hingga Respons FPPP
Achmad Zaky menjelaskan tentang cuitan presiden baru.
Menurutnya, presiden yang dimaksud bisa siapa saja, termasuk calon petahana Joko Widodo (Jokowi).
"Bangun2 viral tweet saya gara2 "presiden baru" maksudnya siapapun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya :) lets fight for innovation budget," tulisnya.

Ia pun menjelaskan tentang tujuan kicaunnya itu.
"Tujuan dari tweet saya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, kita perlu investasi di riset dan SDM kelas tinggi. Jangan sampai kalah sama negara2 lain," terangnya.
"Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju," tambahnya.
• Kasus Dugaan Pelecehan oleh Marko Simic Disinyalir Terjadi Masih di Wilayah Indonesia
• Manajemen Madura United Kecewa dengan dengan Sikap Fabiano Beltrame
Tak hanya itu, Achmad Zaky juga turut meminta maaf kepada para pendukung Jokowi.
"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya."
"Saya apresiasi sekali concern masyarakat twitter soal isu R&D ini. Tanda kalau kita ga kalah pinter. R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," tulisnya.

Sementara itu berdasarkan keterangna pers yang diterima TribunJakarta, CEO dan Founder Bukalapak, Achmad Zaky pada prinsipnya sangat memperhatikan kemajuan industri teknologi di Indonesia.
Achmad Zaky berharap agar investasi dalam bidang riset dan SDM tingkat tinggi bisa menjadi salah satu pendorong kemajuan Indonesia.
"Saya, Achmad Zaky selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial. Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," ujar Achmad Zaky dalam keterangan pers yang diterima TribunJakarta, Jumat (15/2/2019).
• Manajemen Persija Tunjuk Gusti Randa sebagai Kuasa Hukum Simic di Australia
• Pengakuan Ibunda Irish Bella Ungkap Sosok Ammar Zoni Sebenarnya di Acara Pertunangan Sang Putri
Achmad Zaky dan Bukalapak pun berterima kasih atas kebijakan serta dukungan pemerintah Indonesia yang diberikan selama ini kepada Bukalapak.
Di sisi lain, Achmad Zaky dan Bukalapak juga menyatakan akan terus berkomitmen untuk membangun Indonesia melalui teknologi.