Pilpres 2019
Sudjiwo Tedjo Bahas Kemungkinan Berhenti Netral, Budiman Sudjatmiko: Merasa Paling Bijak Tak Baik
Politikus PDI Perjuangan menanggapi peryataan Budayawan Sudjiwo Tedjo tentang kemungkinan tidak akan netral.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Muhammad Zulfikar
Di sisi lain, Budiman Sudjatmiko juga menerangkan bahwa, keseimbangan didapat secara dinamis.
“Kita tak mungkin netral. Keseimbangan itu didapat secara dinamis. Tdk statis. Itulah hidup dgn nilai2,” jelasnya.
Budiman Sudjatmiko menambahkan dirinya lebih menghargai kubu lawan dengan alasan cerdas ketimbang yang netral.
“Aku lbh menghargai orang2 di kubu lawanku dgn alasan2 cerdas drpd yg netral dgn alasan2 yg tampak cerdas,” urainya.
“Pd yg pertama aku masih bisa menemukan kebenaran yg selama ini gak kulihat (sesedikit apapun itu). Pd yg ke 2 tak kan kutemukan kebenaran krn tanpa nilai,” tambahnya.

Budiman Sudjatmiko tanggapi Uninstall Bukalapak
Sindiran disampaikan Budiman Sudjatmiko lewat cuitannya kepada CEO Bukalapak Achmad Zaky.
Achmad Zaky bikin heboh karena cuitannya soal Industri 4.0 salah kutip data dan menyebut 'presiden baru.'
Maksud Achmad Zaky menggugah perhatian publik dengan menyoal anggaran Research and Development (R & D) Indonesia kalah jauh dibanding negara lain.
Cuitan Achmad Zaky disampaikan melalui akun Twitter @achmadzaky pada Kamis (13/2/2019).
"Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD)
1. US 511B
2. China 451B
3. Jepang 165B
4. Jerman 118B
5. Korea 91B
11. Taiwan 33B
14. Australia 23B
24. Malaysia 10B
25. Spore 10B
43. Indonesia 2B
Mudah2an presiden baru bisa naikin," tulis Zaky di cuitannya.
Belakangan, cuitannya ini sudah dihapus.

Achmad Zaky mengaku kicauannya soal R & D Indonesia merujuk data tahun 2016, ternyata data sebenarnya tahun 2013.
Bambang Arianto, dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, dalam cuitannya meluruskan data yang Achmad Zaky kutip.