Pemilu 2019
Ada Gebrakan Meja Begini Suasana Simulasi Pemilu Serentak 2019 di Jakarta Utara
Pria itu hanya diberikan surat suara Presiden dan Wakil Presiden. Sementara surat suara pemilihan calon legislatif DPR, DPRD, dan DPD tidak.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Sejumlah orang marah-marah kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat melakukan pencoblosan di sebuah TPS di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).
Seorang pemilih berjenis kelamin pria menghardik petugas karena dirinya hanya diberikan satu dari empat surat suara yang disediakan dalam Pemilu Serentak tahun ini.
Pria itu hanya diberikan surat suara Presiden dan Wakil Presiden. Sementara surat suara pemilihan calon legislatif DPR, DPRD, dan DPD tidak diperolehnya.
Dirinya mempertanyakan hal itu kepada petugas KPPS sambil membentak-bentak petugas.
Petugas KPPS menjelaskan kepada pria itu bahwa KTP pria itu bukan KTP DKI Jakarta. Pria itu adalah pemilih pindahan, sehingga dirinya hanya mendapatkan surat suara Pilpres.
Setelah diberi penjelasan, pria itu malah makin marah-marah kepada petugas.
"Gua kagak ngerti, pokoknya gua mau empat sura suara gua dapet hari ini," bentak pria itu sambil menggebrak meja KPPS.
Tak ingin kemarahan pria itu makin menjadi-jadi, petugas pengamanan TPS langsung menyergap pria itu dan menggiringnya keluar dari TPS.
Seorang pemilih lainnya yang juga berjenis kelamin pria juga diamankan petugas. Dirinya dengan santai mengeluarkan telepon genggamnya saat berada di bilik suara.
Sambil mencoblos, pria itu menelepon seseorang terkait pilihannya dalam pencoblosan itu.
Hal itu dilakukan sang pria secara terang-terangan, sehingga petugas pengamanan TPS pun menghampirinya.
Petugas melarang pria itu untuk mengeluarkan telepon genggamnya di bilik suara.
• Bawaslu Tangerang Selatan Mengaku Pegang Bukti Dugaan Politik Uang Kampanye JARI98
"Eh pak, nggak bisa begini pak. Ini nggak boleh pakai hape di bilik," kata petugas sambil membawa pria itu keluar dari bilik suara.
Beberapa kejadian tersebut rupanya menjadi bagian dari Simulasi Pemilu langsung di TPS yang digelar KPU Jakarta Utara.
Simulasi tersebut diadakan usai Apel Gabungan Pengamanan Pemilu di Kantor Wali Kota Jakarta Utara pagi ini.
Usai apel, KPU Jakarta Utara langsung melakukan simulasi di sebuah TPS buatan yang telah digelar di Halaman Plaza Barat Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
Dalam simulasi tadi, petugas KPU Jakarta Utara memperagakan sejumlah kerawanan yang bisa terjadi di TPS saat hari pencoblosan, 17 April 2019 mendatang.
"Ini menunjukkan bahwa apabila ada kerusuhan atau ketidakamanan di TPS, petugas pengamanan siap. Begitu juga pihak Polri dan TNI di luar TPS," kata Ketua KPU Jakarta Utara, Abdul Bahder Maloko.
Abdul menjelaskan, ada beberapa kerawanan yang sering ditemui di TPS saat hari pencoblosan.
"Di antaranya KTP yang bukan dapilnya, KTP bukan dia yang terdaftar dalam DPT, atau KTP di luar DKI. Yang kedua tadi soal pemilih dengan daftar pemilih tambahan. Yang kita simulasikan tadi itu efek dari pemilih pindah itu pada penerimaan surat suara," kata Abdul.
"Prediksi kita hal-hal seperti ini yang baru buat kita yang perlu disimulasikan. Jadi sepanjang itu masih dalam lokasi TPS maka pihak KPPS yang mengamankan. Kemudian di luar area itu kan ada Kepolisian, Satpol pp, yang dibantu TNI juga," katanya.