Cerita Rafli Lawan 4 Rampok di Minimarket Tempatnya Bekerja, Ditodong Pistol Hingga Diikat Kabel
"Pas masuk mereka pake kupluk, gak dicopot gitu kupluknya terus kaya tergesa-gesa, wah saya sudah curiga tuh disitu," kata Rafli
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Tak pernah terbesit dibenak Rafli (24), bahwa minimarket tempatnya bekerja dijadikan sasaran sindikat perampok minimarket pada Selasa (5/2/2019) silam.
Ketika kejadian, Rafli berdua rekannya tengah mendapat shift malam, dan melayani pembeli dari pukul 22.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.
Seperti biasa, suasana di sekitar minimarket tempat Rafli bekerja di Jalan Siaga Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sepi dan hanya ada satu hingga dua motor yang lalu lalang.
Sekira pukul 03.15 WIB, tiba-tiba datang empat pria berboncengan menggunakan dua motor matic, dan langsung masuk ke dalam minimarket tersebut.
"Pas masuk mereka pake kupluk, gak dicopot gitu kupluknya terus kaya tergesa-gesa, wah saya sudah curiga tuh disitu," kata Rafli menceritakan kejadian tersebut.
Benar saja, kecurigaan Rafli pun terjawab setelah empat pria tersebut langsung menodongkan senapan angin berupa pistol laras pendek berwarna silver ke arah Rafli, sementara pelaku lainnya menodongkan celurit ke rekannya.
Tak bisa melawan, Rafli pun hanya pasrah dan mengangkat kedua tangannya ketika ujung senapan angin tersebut diarahkan ke bagian wajahnya.
"Mau gimana lagi namanya ditodong pistol, saya pasrah saja sudah masalahnya kan ini nyawa saya bang," ujar Rafli dijumpai TribunJakarta.com.
Tak berselang lama, empat pria tersebut pun meminta Rafli dan rekannya untuk menunjukan brankas tempat penyimpanan uang minimarket tersebut.
Sangat terpaksa, Rafli pun mengiyakan keingian para pelaku dan berjalan menuju ruang brankas sambil terus ditodong menggunakan pistol dan senjata tajam.
"Ini yang saya curiga, kalau penjahat biasa mah kan palinh minta uang yang ada di mesin kasir bang. Tapi ini mereka langsung minta kasuh tau brankas, berarti pemain lama itu sindikat sudah profesional," terangnya.
Tiba di ruang brankas, empat pelalu tersebut pun langsung menguras isi brankas dan Rafli pun hanya bisa tertunduk lesu.
Usai menguras isi uang di dalam brankas tersebut, Rafli beserta rekannya tak serta merta dibebaskan oleh para pelaku.
Para pelaku, meminta Rafli untuk jongkok dan mengikat kedua tangannya ke belakang menggunakan kabel tis.