Cerita Gubernur NTB Saat Mahasiswa Saksikan Sejarah Gunung Tambora Lewat Goa di Skotlandia
Kedahsyatan letusan gunung Tambora yang meletus ratusan tahun lalu, tepatnya pada tahun 1815 di Pulau Sumbawa menggemparkan hingga penjuru dunia.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Kedahsyatan letusan gunung Tambora yang meletus ratusan tahun lalu, tepatnya pada tahun 1815 di Pulau Sumbawa menggemparkan hingga penjuru dunia.
Letusan itu pun hingga memengaruhi hampir seluruh negara Eropa, tak terkecuali negara tempat Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah, dulu menimba ilmu yakni di Skotlandia.
Zulkieflimansyah mengetahui goresan sejarah yang membekas di benak negara Eropa itu saat dirinya berkunjung ke sebuah goa yang telah dijadikan sebuah Museum.
Ia berdiam cukup lama sekira lima tahun demi meraih gelar Master maupun Phd di kota Glasgow, Skotlandia.
Hal itu diceritakannya saat menghadiri acara launching Kompas Tambora Challenge 2019 di Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Saya kebetulan lima tahun sekolah di Skotlandia. Itu ada satu goa kecil yang terkenal di Skotlandia. Dan di sana bercerita tentang dahsyatnya efek gunung Tambora terhadap Eropa. Jadi mereka bercerita efek letusannya itu mengubah sangat mendasar kepada eropa," terangnya di lokasi pada Minggu (24/2/2019).
Saat ditemui secara terpisah, Zulkieflimansyah menambahkan nama Tambora sangat dikenal dan melekat di benak orang-orang Eropa.
"Bukan hanya di Skotlandia, Eropa itu sangat mengenang bagaimana seperti (letusan) Krakatau. Letusan Tambora itu mengubah Eropa. Sehingga Napoleon (Bonaparte) mengalami kekalahan karena letusan itu. Eropa tidak mengalami musim panas sama sekali saat itu," bebernya kepada TribunJakarta.com.
• Jelang Lari di Sumbawa, Peserta Kompas Tambora Challenge 2019 Lari Keliling Senayan
• Sebanyak 92 RW di Jakarta Barat Dikategorikan Kumuh, Mayoritas di Tambora dan Cengkareng
Untuk itu, lanjut Zulkieflimansyah, apabila nama Tambora kini terus digaungkan akan menggaet banyak wisatawan dari mancanegara khususnya benua Eropa.
"Oleh karena itu kalau Tambora terus digaung-gaungkan, saya kira nama ini sudah cukup lekat di telinga dan benak masyarakat dunia," tandasnya.