Keluhan Masyarakat Serpong Soal TPA Cipeucang, Jadi Sumber Penyakit Hingga Pencemaran Lindi

Ketua Formasi, Ahmad Najib, mengatakan, dampak utama dari sampah adalah bau, dan itu sudah meresahkan warga.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi Yapelh
Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2019, Yayasan Peduli Lingkungan Hidup Indonesia (Yapelh) Indonesia kamping di area gunung sampah tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Rabu (20/2/2019). 

"Jadi kalau di daerah itu, otang hajatan itu, orang jarang mau makan. Karena bagaimana mau makan baunya luar biasa," jelasnya.

Soal penyakit, Najib menceritakan awal tahun 2018, pernah beraudiensi dengan DPRD Tangsel, untuk membahas polusi sampah Cipeucang dengan membawa tiga anak yang terserang koreng.

Respon Wali Kota Airin Soal Sampah TPA Cipeucang Cemari Sungai Cisadane

"Waktu kita audiensi dengan DPRD itu kita bawa anak yang terkena penyakit yang diindikasikan karena polusi sampah, jadi koreng-koreng, waktu itu ada tiga anak. Di wilyah kapling RT 2 RW 4," jelasnya.

Pencemaran Lindi

Berdasarkan dampak buruk di atas dan beberapa lainnya, Formasi berasumsi ada indikasi pengelolaan TPA yang tidak benar.

Pemkot Tangsel selalu menyebut pengelolaan sampah di TPA Cipeucang menggunakan sistem sanitary landfill, padahal berdasarkan pengamatan Formasi, TPA yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup itu masih menggunakan sistem open dumping.

Sanitary landfill merupakan sistem penimbunan, jika sampah yang dibuang setebal 30 centimeter, maka sampah tersebut harus ditimbun tanah dengan ketebalan yang sama.

Sistem ini dapat meminimalisasi bau, dan membuat gas methan serta lindi (air sampah) dapat dikelola dengan baik.

Hal itu berbeda dengan open dumping yang terbukti berdampak negatif terhadap lingkungan dari mulai bau, hingga menimbulkan bibit penyakit.

"Asumsi analisis kami, TPA ini tidak dikelola dengan benar. Yang kita dengar di awal pengelolaan itu menggunakan sistem sanitary landfield, hari ini kan faktanya open dumping. Ini bukan rahasia lagi, sudah sangat normatif," katanya.

Dugaan lain terkait pengelolaan sampah yang tidak benar adalah tekait lindi.

Aktivis Lingkungan Kamping di Gunung Sampah Cipeucang, Ini Alasannya

Najib dan kawan-kawan berasumsi air sampah dari dua gunung sampah yang ada di Cipeucang tidak dikelola dengan benar.

Foto-foto dari para aktivis lingkungan, membuktikan sampah Cipeucang sudah bersentuhan langsung dengan Sungai Cisadane.

Tentu tanpa parit yang mengalirkan lindi ke sistem pengelolaan, lindi akan merembes dan turun ke Cisadane.

Seperti diketahui, Sungai Cisadane merupakan penyuplai air di wilayah Tangerang Raya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved