Andi Arief Terjerat Narkoba
Dikecam Timses 01, Penjelasan Arief Puoyono Salahkan Jokowi Soal Andi Arief Tertangkap Pakai Narkoba
"Sebagai politisi kalau beri statement yg masuk akal dong, memalukan politisi saja, nggak cerdas dan asbun," kata Irma Suryani Chaniago.
Penulis: Wahyu Aji | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono bereaksi saat mendengar kabar Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief tertangkap karena menggunakan narkoba.
Arief menuding Andi Arief menjadi korban kegagalan pemerintah Joko Widodo dalam pemberantasan narkoba di Indonesia.
"Kenapa Joko Widodo Wajib Kita salahkan dalam menyikapi pengunaan narkoba yang paling makin meningkat jumlahnya di Indonesia di era pemerintahan Joko Widodo," kata Arief Poyuono kepada Tribun, Selasa (5/3/2019).
Dirinya mengutip pernyataan mantan pejabat Badan Narkotika Nasional (BNN) Benny Mamoto, soal penyelundupan narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia diera Joko Widodo diperkirakan jumlahnya jauh lebih besar dibanding keberhasilan aparat membongkar kasus-kasus yang sama.
Menurutnya, dari survei BNN, keberhasilan aparat penegak hukum mengungkap penyelundupan narkoba baru sekitar 10 persen.
"Artinya 90 persen yang beredar dan dikomsumsi jutaan masyarakat Indonesia yang jadi korban narkoba, nah ini bentuk kegagalan Joko Widodo dalam pemberantasan peredaran narkoba di Indonesia," kata Arief Poyuono.
Arief Poyuono menjelaskan, kenyataan ini juga menunjukkan bahwa Indonesia masih merupakan wilayah sasaran penyelundupan jaringan narkoba internasional, karena permintaan konsumsi narkoba masih tetap tinggi.

Atas latar belakang korban dari peredaran narkoba, seperti Andi Arief hingga berjumlah jutaan
"Nah kok kami bilang Andi Arief korban kegagalan Joko Widodo dalam hal pemberantasan peredaran narkoba ,banyak yang Tim sana enga nyampe pikirannya ya ,dimana penguna narkoba yang korban peredaran narkoba disebabkan oleh gagalnya pemerintah," kata Arief Poyuono.
"Nah itulah pemberantasan narkoba itu dalam sebuah negara merupakan tanggung jawab seorang Presiden dalam melindungi Warga Negara dari kerusakan kerusakan jiwa dan mental akibat narkoba," kata Arief Poyuono.
• Tanggapan Surya Paloh dan Klarifikasi Livy Andriyani Dituding Ada di Kamar Hotel Bersama Andi Arief
Dikecam sejumlah pihak
Komunitas Ksatria Airlangga pendukung Jokowi-Maruf mengecam keras pernyataan Arief Poyuono tersebut yang sudah tendensius.
Hal itu disampaikan Koordinator Ksatria Airlangga Teguh Prihandoko menyikapi pernyataan Arief Poyuono.
“Pernyataan itu jelas tendensius, inisuatif dan bisa dibaca sebagai upaya mengambinghitamkan pemerintahan Jokowi atas tindakan individual yang dilakukan seorang pengurus partai pendukung kubu Prabowo,” tegas Teguh, Senin (4/3/2019) .
Ia meluruskan Arief Poyuono, bahwa tertangkapnya Andi Arief bukti polisi dan BNN serius berantas narkoba.
Arief Poyuono jelas salah sasaran mengaitkan Presiden Jokowi dengan kasus yang menimpa Andi Arief.
“Kita jadi tahu bagaimana kualitas politisi kita yang begitu gampang memelintir fakta demi kepentingan kelompoknya,” ucap dia.
Teguh mendesak polisi prioritaskan penyelidikan kasus Andi Arief ini agar masyarakat tahu kejadian yang sebenarnya.
Kepada politisi tak berbicara sembarangan karena publik sudah cerdas menilai siapa yang memutarbalikkan fakta.
Deklarator Komunitas Ksatria Airlangga, Heru Hendratmoko, ikut menimpali.
“Pernyataan pengurus Gerindra itu sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Heru Hendratmoko di Jakarta.
Data menunjukkan jumlah jaringan sindikat narkoba turun dari 99 jaringan pada 2017 menjadi 83 jaringan pada 2018.
“Ini menunjukkan BNN dan kepolisian tak main-main dalam menggulung jaringan pengedar narkoba di tanah air,” lanjutnya.
Menurut Heru pemakaian narkoba di kalangan politikus justru bisa mengancam simpul kehidupan bernegara.
"Ini sungguh berbahaya. Bagaimana kita bisa mempercayakan kebijakan publik kepada mereka kalau para pengambil keputusan justru berada di bawah pengaruh narkoba?” kata dia.
Para politikus sebagai public figure mestinya sadar, menjadi teladan terutama bagi anak muda sebagai penerus bangsa.
Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dari 87 juta populasi anak di Indonesia, 5,9 juta di antaranya sudah menjadi pecandu narkoba.
"Mereka jadi pecandu karena terpengaruh orang-orang terdekatnya,” ucap dia.
• Sindiran Dua Kubu Soal Bahasa Inggris Presiden, Ada Cinta Laura dan Fadli Zon Sebut Prabowo Poliglot
Sementara itu Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin, Achmad Baidowi menilai keliru pandangan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief merupakan korban dari kegagalan pemerintah memberantas peredaran narkoba.
"Nanti ada orang telat nikah dibilang salahnya Jokowi," ujar Wakil Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini kepada Tribunnews.com, Selasa (5/3/2019).
• Diciduk Polisi karena Pakai Narkoba, Arief Poyuono Sebut Andi Arief Korban Gagal Pemerintah Jokowi
"Kalau semua salahnya Jokowi, ya kacau lah," tambah Anggota Komisi II DPR ini.
Awi mengatakan, Arif Poyuono harusnya perlu melihat secara objektif bagaimana pemberantasan narkoba di era pemerintahan Jokowi.
"Para terpidana mati kasus narkoba dieksekusi di era siapa?" demikian ia balik bertanya.
"Justru Jokowi yang perintahkan untuk eksekusi," tegasnya.
Ketegasan sikap ini, lanjut dia, sekaligus membuktikan Jokowi tidak main-main dengan barang haram narkoba.
"Lha ini lucu, anggota penting di BPN Prabowo-Sandi yang tertangkap narkoba kok malah Jokowi yang disalahkan. Kemana aja Arif Poyuono kok tidak mengingatkan ataupun menjaga pergaulan para koleganya agar tidak terjerat narkoba," kritiknya.
Disebut seperti bocah
juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago, publik makin memahami kualitas politikus oposisi pemerintah ketika tudingan itu terlontar.
"Yang melanggar hukum siapa? Kok yang disalahin siapa? Memangnya Andi Arief itu bocah! Yang belum bisa bedakan mana baik dan buruk!" demikian Ketua DPP NasDem ini kepada Tribunnews.com, Selasa (5/3/2019).
• Satu Minggu Setelah Musibah Kebakaran, Listrik di RSUD Kota Tangerang Belum Berfungsi Normal
Sebagai politikus, kata dia, seharusnya menyampaikan pernyataan atau pandangan yang mencerdaskan publik.
Apalagi, imbuh dia, publik kini telah cerdas menilai kebenaran dari kasus ditangkapnya Andi Arief karena kasus dugaan penggunaan narkoba.
"Sebagai politisi kalau beri statement yg masuk akal dong, memalukan politisi saja, nggak cerdas dan asbun," kritik anggota DPR RI ini.
Andi Arief ditangkap di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019) malam, karena kasus dugaan penggunaan narkoba.
Kepolisian melakukan penggerebekan setelah menerima informasi dari masyarakat.
Setelah dilakukan tes urin, Andi Arief dinyatakan positif menggunakan sabu.
Saat ini, status Andi Arief masih sebagai terperiksa. Iqbal mengatakan, aparat kepolisian memiliki waktu 3 x 24 jam untuk menentukan status Andi Arief.
• Gerai Minimarket hingga Starbucks Akan Hadir di Stasiun MRT Bundaran HI
"Ya kan kita ada mekanisme, ada lex spesialis, di dalam proses penegakan hukum di narkoba ini. 3 x 24 jam," kata dia.
Kepolisian masih menduga bahwa Wakil Sekjen Partai Demokrat itu sebagai pengguna narkoba jenis sabu. Aparat belum menemukan bukti bahwa Andi terlibat peredaran narkoba.
Penyidik masih menyelidiki lebih dalam apakah dipastikan Andi Arief hanya sebagai pengguna. (TribunJakarta.com)