Persija Jakarta

Kabar Terbaru Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Marko Simic, Proses Persidangan hingga Curhatannya

Sejak tersangkut kasus dugaan pelecehan seksual di pesawat, sinar bintang Marko Simic sepertinya redup dan ditinggalkan.

Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Ilusi Insiroh
FERI SETIAWAN/BOLASPORT.COM
triker Persija Jakarta, Marko Simic, merayakan gol ke gawang Bali United pada laga final Piala Presiden 2018 di Stadion Utama GBK pada Sabtu (17/2/2018). 

"Ketika semua orang melupakanmu, hanya ada ibu, keluarga dan Jakmania.

Cepat kembali brother," demikian tulis Instastory tersebut.

Instastory Marko Simic nih
Instastory Marko Simic nih (Instagram Marko Simic @instagram.com/markosimic_77)

Kronologi

Penyerang Persija Jakarta, Marko Simic, berduel di laga kualifikasi kedua Liga Champions Asia kontra Newcastle Jets, Selasa (12/2/2019).
Penyerang Persija Jakarta, Marko Simic, berduel di laga kualifikasi kedua Liga Champions Asia kontra Newcastle Jets, Selasa (12/2/2019). (Media Persija)

Dikutip dari Bolasport.com, Gusti Randa selaku kuasa hukum Marko Simic yang ditunjuk Persija Jakarta telah mendalami kasus pelecehan seksual yang dilakukan kliennya itu.

Gusti Randa mengungkap kronologi lengkap kasus yang menjerat Marko Simic kepada publik.

Menurut pria yang juga berstatus sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI ini, kasus yang dijalani Simic ternyata tidak terlalu serius.

Gusti dengan tegas mengatakan, bahwa apa yang diberitakan saat ini lebih besar daripada kenyataannya.

"Sebetulnya enggak sejauh itu, banyak beredar di luar-luar pelecehanya seperti apa (begini dan begitu), tidak," kata Gusti kepada awak media, termasuk BolaSport.com.

Penyerang Persija Jakarta Marko Simic pada sesi official training di Stadion McDonald Jones, Newcastle, Australia, Senin (11/2/2019).
Penyerang Persija Jakarta Marko Simic pada sesi official training di Stadion McDonald Jones, Newcastle, Australia, Senin (11/2/2019). (Media Persija)

Menurut penuturan Gusti, posisi duduk Simic dan korbannya memang berdekatan.

"Simic duduk di kursi 37 perempuan itu ada di 39," katanya.

Namun yang menarik, masih menurut penuturan Gusti, Persija Jakarta telah memesan tiga kursi dalam baris itu, termasuk kursi yang diduduki oleh korban.

Gusti yang baru saja ditetapkan sebagai Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) ini juga mengatakan dengan jelas dari tiap adegan yang dilakukan Simic.

Kronologi itu termasuk dengan kenyataan bahwa pemain asal Kroasia itu telah mengenal si korban sebelumnya.

"Simic dengan perempuan ini sudah saling kenal. Artinya, kenal di atas pesawat. Bukan ujug-ujug tidak kenal," ujarnya.

Tindak pelecehan yang dilakukan Simic, dikatakan Gusti adalah penggerayangan atau meraba beberapa bagian tubuh korban.

 Persija Jakarta Imbang Lawan Madura United, Ferry Paulus: Tidak Masalah, Ini Seperti Rencana Awal

 VIDEO Wawancara Eksklusif Silvio Escobar, Target Khusus Bersama Persija, Tato Macan dan Jengkol

 Link Live Streaming Badminton All England 2019 di TVRI, Sabtu 9 Maret 2019, Ahsan/Hendra Main

 Link Live Streaming Liga Inggris Arsenal vs Manchester United di RCTI, Berebut Zona Liga Champions

Korban yang tidak terima dengan perlakuan Simic pun akhirnya melaporkan kejadian itu kepada awak kabin.

"Ada sedikit pegangan tangan, lalu merasa tidak suka. Lalu dipegang lagi pahanya, lalu tak suka. Nah perempuan itu melaporkan kepada pramugara," tutur Gusti.

Setelah kejadian itu, korban kemudian dipindahkan ke kursi lain oleh pramugara.

Tidak berhenti sampai di sana, si korban belum merasa aman dan kembali mengungkapkan ketakutannya kepada pramugara.

Simic kemudian diberi peringatan pertama dari tiga tingkatan peringatan di dalam pesawat.

Manajer Persija, Ardhi Tjahjoko sempat diminta untuk memberi pengertian kepada Simic.

Sempat terjadi upaya mediasi di dalam pesawat yang dilakukan oleh pramugara untuk membantu kedua belah pihak menyelesaikan kasus tersebut.

"Simic hanya dikenakan warning pertama, terjadi saling maaf, dan Simic kembali ke kursinya," ucapnya lagi.

Yang masih menjadi pertanyaan di benak Gusti Randa, sebelum pesawat mendarat, secara tiba-tiba Simic mendapat peringatan terakhir.

Sebagai pengacara, Gusti menganggap ada missing link sejak adanya kesepakatan damai di atas pesawat.

"Nah, disini ada miss link yang perlu saya kejar kenapa kok tiba-tiba sebelum landing Simic dibacakan final warning card oleh pramugara," katanya.

Final warning card itu termasuk bagian dari manifest pesawat yang akan diserahkan kepada petugas bandara.

Otomatis, nama Simic sudah terdaftar sebagai "orang bermasalah" di pesawat dan menjadi tanggung jawab dari pihak berwenang.

"Karena itulah form yang berwarna kuning itu menjadi kesatuan dengan manifest pesawat sehingga ketika di terminal polisi langsung naik ke pesawat," ucapnya.

Di akhir, Gusti mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Garuda Indonesia.

Nantinya, pada persidangan Simic pada 9 April 2019, dokumen tertulis dari kronologi di atas pesawat itu akan menjadi salah satu alat bukti.

(TribunJakarta.com/Bolasport.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved