Sejarah Nama Pancoran Mas di Kota Depok, Mata Air yang Tak Pernah Mengering di Berbagai Musim

Namun, tak seluruh warga Depok khususnya warga Pancoran Mas sendiri, mengetahui asal-usul penamaan wilayah Pancoran Mas.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Mata Air di Kecamatan Pancoran Mas, Depok, yang menjadi cikal bakal penamaan Kecamatan 'Pancoran Mas', Sabtu (16/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Seluas 1.900 Ha lebih, saat ini Kecamatan Pancoran Mas di Kota Depok, Jawa Barat, berbatasan langsung dengan Kecamatan Beji, Sawangan, Cipayung, dan Sukmajaya.

Hasil penelusuran TribunJakarta.com melalui wikipedia, sebanyak 181 ribu jiwa lebih warga Kota Depok tinggal di Kecamatan Pancoran Mas.

Namun, tak seluruh warga Depok khususnya warga Pancoran Mas sendiri, mengetahui asal-usul penamaan wilayah Pancoran Mas.

Mencoba menggali sejarah awal mula penamaan Pancoran Mas, TribunJakarta.com pun berhasil menemukan titik cerah, usai menyambangi kawasan Situ Pancoran Mas.

Di dekat Situ, terdapat mata air yang terus memancurkan airnya meski dalam kondisi musim dan cuaca apapun.

Dibagian tengah mata air tersebut, berdiri sebuah pohon beringin besar nan kokoh, dengan sedikit daunnya yang rontok akibat hama ulat.

Supriadi (60) atau yang akrab disebut Pak Digil warga asli Situ Pancoran menuturkan, asal mula penamaan 'Pancoran Mas' berasal dari mata air tersebut.

"Ini awal mula Pancoran Mas itu ya air mata ini, ada cerita lamanya dulu, sejarah tapi belum bisa dipastikan sih kebenarannya karena ini cerita sesepuh sini," ujar Pak Digil dijumpai TribunJakarta.com di Situ Pancoran Mas, Depok, Sabtu (16/3/2019).

Lanjut Digil, dahulu kala ada seorang pria tua yang datang ke mata air tersebut, dan langsung berwudhu untuk melaksanakan ibadah shalat.

Anggota Komisi V DPR RI Nurhayati Monoarfa Dikabarkan Jadi Penumpang Helikopter Jatuh di Tasikmalaya

Ketika tengah mengambil wudhu, pria tua tersebut terkaget-kaget karena pancuran tersebut malah mengeluarkan emas dan buka air.

Sejak saat itu, mata air yang berupa pancuran tersebut pun menjadi terkenal dengan sebutan pancuran emas oleh warga Depok asli.

"Iya sejak saat itu, jadi disebut pancuran emas hingga terus berubah menjadi 'Pancoran Mas' yang menjadi nama wilayah ini," tandasnya.

Lanjut Pak Digil, beberapa malam tertentu ada banyak yang datang ke mata air tersebut untuk beribadah, namun bukan warga sekitar melainkan orang yang dari Jawa Timur dan sekitarnya.

Helikopter Jatuh di Tasikmaya, Deretan Foto dan Daftar 4 Penumpang dengan Kondisinya

Pak Digil mengatakan, ketika ia masih berusia tujuh tahun ia pun tidak takut meminum air langsung dari pancuran tersebut, karena menurutnya cukup berkhasiat menyembuhkan penyakit.

Namun, saat ini menurutnya air dari pancuran tersebut harus lebih dulu dimasak, sebelum bisa dikonsumsi.

Hal tersebut dikarenakan, banyaknya bangunan yang sudah berdiri di sekitarnya hingga khawatir air dari pancuran tersebut sudah terkontaminasi.

"Kalau dulu saya masih berani minum langsung, sekarang mah sudah banyak sampahnya, terus banyak bangunan juga kan jadi udah terkontaminasi," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved