Polisi Tangkap Geng Motor Sadis Gabores di Jakarta Barat, Tompel Sang Ketua Ditembak Mati
Tompel terpaksa ditembak mati karena berusaha menyerang petugas dengan celurit sewaktu hendak ditangkap di kawasan Kembangan, Jakarta Barat
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Erik Sinaga
Bahkan, dalam semalam mereka bisa beraksi lebih dari satu kali.
Seperti pada (4/3/2019) lalu, seusai menewaskan Ivan, mereka kembali membacok pengendara di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.
Sedangkan pada 15 Januari 2019 lalu, mereka juga beraksi dua kali di kawasan Kembangan dimana satu korbannya tewas.
"Di Kembangan ada dua kejadian hanya berselang beberapa menit saja. Korbannya pengendara mobil sedang berhenti di lampu merah kemudian dibacok mengenai tangan. Dan sekitar 500 meter mereka menusuk warga yang sedang membeli makan dengan celurit," ujar Edy.
Edy menuturkan para anggota geng Gabores tega berbuat sadis karena dibawah pengaruh narkoba dan obat terlarang.
Narkoba itu dicekoki oleh MM alias Tompel (27), otak dari geng motor ini yang ditembak mati polisi di kawasan Kembangan, dini hari tadi.
Ironisnya, tiga dari pelaku geng motor ini masih berstatus anak di bawah umur.
"Mereka ini pakai narkoba, kemudian tenggak tramadol dan benzo sehingga menimbulkan halusinasi dan berani melukai korbannya," kata Edy.
Bentuk Eksistensi
Edy mengatakan kejahatan sadis yang dilakukan geng Gabores bertujuan untuk mencari eksistensi akan keberadaan mereka.
Kejahatan tersebut merupakan syarat yang dilakukan Tompel kepada anak-anak yang ingin masuk ke dalam geng motor tersebut.
"Kalau enggak mau ikut, itu dipukuli sama TL (Tompel) sehinggga TL ini yang membentuk karakter mereka untuk berbuat kejahatan," kata Edy.
• Wapada! Beredar Video Modus Baru Penipuan yang Dapat Kuras Saldo Ovo, Simak Cara Mengatasinya
• Minum Es Saat Menyantap Makanan Memang Enak, Namun Ini 11 Bahaya yang Mengintai
• Modus Kerabat Jauh Prabowo Bobol ATM Diungkap Polisi: Pakai Kerudung dan Masker Mirip Perempuan
• Anies Baswedan Sumbang Rp 100 Juta untuk Korban Kebakaran di Krukut
Sementara itu, pemerhati anak Erlinda menegaskan kejadian yang dilakukan ketiga anak yang terlibat dalam geng Gabores ini bukanlah kenakalan remaja.
Ia menilai tindakan tersebut merupakan aksi kriminalitas yang harus diproses hukum.
"Walaupun usia anak tapi ini bukan kenakalan remaja karena sudah ada tindak kriminal," kata Erlinda.
Lebih jauh, Erlinda menyebut saat ini Indonesia memang sudah sangat darurat narkoba. Hal itu terlihat dari seluruh pelaku, baik yang masih berstatus anak telah menjadi pengguna narkoba.
"Ini butuh peran serta semua stake holder untuk menangani kasus semacam ini agar tidak terus terulang," ujarnya. (*) (Elga Hikari Putra)