Berawal dari Wilayahnya Jadi Langganan Banjir, Warga Menteng Pulo Ini Garap Bank Sampah Induk Gesit

"Pertama tentu lingkungan yang semakin bersih, kedua ada nilai ekonomisnya, dan ketiga kita bisa mengurangi ancaman banjir," ujarnya.

Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
Ellen De Wilde (40), Ketua Bank Sampah Induk Gesit, saat ditemui TribunJakarta.com, Kamis (21/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, SETIABUDI - Berawal dari banjir yang terus menerus melanda tempat tinggalnya, Ellen De Wilde (40) bersama lima penggiat lingkungan memiliki inisiatif untuk mendirikan bank sampah.

Menurutnya, sampah, terutama yang sifatnya rumah tangga, menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.

Ellen kini menjabat sebagai Ketua Bank Sampah Induk Gesit (BSIG), yang mulai beroperasi sejak 2014.

BSIG sendiri terletak di Menteng Pulo Raya, Setiabudi Jakarta Selatan. Atau, berada persis di sebelah kantor Lurah Menteng Atas.

Bank Sampah Induk Gesit, Kamis (21/3/2019).
Bank Sampah Induk Gesit, Kamis (21/3/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM)

"Kalau kita tidak mengurangi sumbernya atau sampah rumah tangga, itu bencana banget buat kita," kata Ellen kepada TribunJakarta.com, Kamis (21/3/2019).

Setelah Bank Sampah Induk Gesit lima tahun beroperasi, Ellen mengaku telah merasakan banyak dampak positif, khususnya di wilayah Jakarta Selatan.

"Pertama tentu lingkungan yang semakin bersih, kedua ada nilai ekonomisnya, dan ketiga kita bisa mengurangi ancaman banjir," ujarnya.

Terkait nilai ekonomis, ia mengatakan selalu menyosialisasikannya kepada warga.

Hasil kerajinan Bank Sampah Induk Gesit, Kamis (21/3/2019).
Hasil kerajinan Bank Sampah Induk Gesit, Kamis (21/3/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM)

"Terutama ibu-ibu PKK yang sangat antusias," tutur Ellen.

Di sisi lain, Bank Sampah Induk Gesit tidak hanya menampung berbagai jenis sampah.

Namun, sampah-sampah tersebut didaur ulang menjadi suatu kerajinan tangan, seperti piring yang terbuat dari koran bekas dan tikar yang bahan dasarnya berasal dari bungkus kopi kemasan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved