Strategi eFiling KPP Tanah Abang 3: Kerja Sama dengan Kompas Gramedia hingga Kirim SMS ke Masyarakat
Yudhi menjelaskan, acara kerja sama itu merupakan bagian dari strategi jemput bola yang dilakukan pihaknya.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Erlina Fury Santika
TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanah Abang 3 ( KPP Pratama Jakarta Tanah Abang 3) gaet Kompas Gramedia guna menyukseskan sosialisasi eFiling, pelaporan pajak online, untuk karyawan dan masyarakat umum.
Sebelumnya, acara sosialisasi itu dilakukan selama dua hari, 20-21 Maret 2019 di kantor Kompas Gramedia Palmerah dengan tajuk 'Pojok Pajak Kompas Gramedia'.
KPP Pratama Jakarta Tanah Abang 3 sendiri membuka dua booth sosialisasi di sana, yakni Palmerah Barat dan Palmerah Selatan.
Dalam acara sosialisasi itu, Kepala KPP Pratama Jakarta Tanah Abang 3 Mokhamad Khifni berhalangan hadir dan digantikan oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, Yudhi Yansen (45).
Yudhi menjelaskan, acara kerja sama itu merupakan bagian dari strategi jemput bola yang dilakukan pihaknya.
"Memang sistemnya kita jemput bola kalau eFiling. Selain itu, memang ini kerja sama yang sudah beberapa kali dilakukan," kata Yudhi ketika dihubungi TribunJakarta.com, Kamis (21/3/2019).
Yudhi menambahkan, dalam acara itu tak hanya mensosialisasikan eFiling saja, namun juga EFIN, electronic filing identification number.
Biasanya, lanjut Yudhi, masyarakat yang ingin lapor eFiling harus diminta nomor EFIN-nya terlebih dahulu berdasarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

"Ini banyak yang nanya soal EFIN," terang Yudhi.
Yudhi melanjutkan, acara ini menyasar pada perorangan.
Perusahaan sendiri kewajibannya hanya sebatas memberi gaji dan kemudian setiap bulan dipotong pajaknya yang terakumulasi dalam SPT 1721 A1, bukti potong pajak karyawan.
"Karena kan perusahaan enggak tahu nih, selain karyawan bekerja di Kompas, karyawan punya usaha lain enggak? Di rumah buka bengkel kah, buka salon, atau usaha lain. Itu kan perusahaan enggak tahu," jelas Yudhi.
Acara tersebut dihadiri ratusan peserta dari beragam kalangan, mulai kaum milenial hingga orang tua.
Yudhi sendiri menyebut, banyak pihak yang sudah paham dengan mekanisme pelaporan pajak, terlebih orang tua.
Sedangkan kaum milenial, beberapa orang mengonsultasikan pendaftarannya.
"Sebenarnya kalau orang tuanya sudah paham, memahami kalau tiap bulan terpotong gajinya. Rata-rata sudah mengetahui. Kalau milenial, kalau yang sudah pernah daftar SPT tinggal minta EFIN saja. Kalau yang baru-baru, mungkin awal ya, perkenalan dulu cara pengisiannya bagaimana," papar Yudhi.
• Sosialisasi eFiling Pajak, Kompas Gramedia Gandeng KPP Pratama Jakarta Tanah Abang 3
• Mau Lapor SPT dan Mendapatkan Efin Tanpa ke Kantor Pajak? Berikut Cara Mudahnya!
• Hapus Denda Pajak PBB, Pemkot Tangerang Justru Raup Pendapatan Rp 11 Miliar

Potensi lupa
eFiling memudahkan kedua belah pihak, baik pendaftar maupun petugasnya.
Dari sisi pendaftar, kini tak perlu repot mengantre untuk melaporkan pajaknya.
Sementara itu, untuk petugas di bawah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) lebih terbantu dengan pendataan secara online, sebab berkas bisa tersimpan dengan rapi dan tak khawatir hilang.
Yudhi menjelaskan, dengan eFiling, berkas pendaftaran tahun lalupun bisa dipakai dan diganti jika memang ada perubahan.
"Enaknya eFiling itu gitu. Pengisian tahun lalu bisa dipakai, kalau ada perubahan kita panggil, apa saja yang ditambah atau dikurang. Kalau manual kan, filenya di mana," terang Yudhi.
Meski sudah dilakukan secara online, tak dapat ditampik bahwa tetap ada potensi lupa bagi masyarakat untuk melaporkan pajak tahunannya.
Atas dasar itu, Yudhi menyebut pihaknya kerap menggencarkan pelaporan pajak ke masyarakat.
"Kami gencar mengingatkan. Ini sebenarnya teman-teman dari Kompas Gramedia membantu untuk mengingatkan pelaporan pajak," jelas Yudhi.

"Dengan melapor inilah, kita terbantu bahwa karyawan masih kerja di Kompas Gramedia, penghasilannya berapa. Karena kesulitannya, jika orang itu enggak pernah lapor (pajak perorangannya)," imbuh Yudhi.
Strategi yang dilakukan untuk mengingatkan masyarakat juga beragam. Mulai dari SMS blast, email blast, hingga pemasangan baliho.
"Macam-macam, ada yang lewat SMS, email, baliho. Kita kerja sama dengan perusahaan, kelurahan, kita tempel balihonya. Atau lewat korporat, lewat acara ini," terang Yudhi.
Yudhi menjelaskan, kegiatan sosialisasi ini sudah direncanakan sejak Februari. Pihaknya sudah menyediakan deretan perusahaan yang bakal disambangi.
"Untuk KPP kita, target 6.000 SPT perorangan, 2.500 badan perusahaan," terang Yudhi.
Selain korporat, sosialisasi dilakukan KPP Pratama Jakarta Tanah Abang 3 dilakukan ke kelurahan di wilayah kerjanya, yakni Gelora dan Senayan.
Kesadaran warga Tanah Abang sendiri untuk melaporkan pajak, lanjutnya, sudah bagus.
SUBSCRIBE:
Meski begitu, pihaknya tetap mengingatkan bagi yang belum melapor.
"Kalau enggak lapor, dikenakan denda per orang Rp100 ribu per tahun. Kita terbitkan surat tagihan pajak. Kalau badan, Rp1 juta, tapi baru mau diberlakukan April 2019 besok," papar Yudhi.
Melalui acara ini, Yudhi berharap masyarakan semakin termudahkan untuk melaporkan pajak.
"Harapannya masyarakat semakin termudahkan dengan adanya eFiling ini. Enggak seperti dulu kita harus fotokopi, siapin ini itu. Ini kan sudah terintegrasi bukti potongnya, kalau perusahaan sudah melapor langsung muncul di sistem kita bahwa sudah dipotong," ungkap Yudhi.
"Dan juga kesadaran masyarakat semakin tinggi, karena ngikutin zaman juga, kita sudah membuka lewat online. Jadi enggak perlu repot-repot mengantre," tandasnya. (*)