Keluarga Pasrah Makam Nenek Digusur Jadi Proyek Jalan Tol Serpong-Cinere
"Ya mau gimana lagi," ujar Ishaq sambil membawa batu nisan yang tertulis nama Sanim bin Saidi.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNKAKARTA.COM, PAMULANG - Ishaq (55) dan Salamah (53) serta anak mereka, Juriah (47) hanya bisa pasrah, makam neneknya digusur setalah 27 tahun lamanya di pemakaman wakaf Jalan Cemara I, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (5/4/2019).
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, penggusuran dan pemindahan makam dilakukan untuk pembangunan jalan Tol Serpong-Cinere.
"Ya mau gimana lagi," ujar Ishaq sambil membawa batu nisan yang tertulis nama Sanim bin Saidi.
Mereka bertiga datang untuk mengurus proses relokasi makam tersebut.
• Kisah Makam Keramat Sumur 7 di Beji Depok, Tak Pernah Kering Meski Kemarau Hingga Jadi Tempat Ziarah
Salamah mengaku tidak banyak mengetahui informasi terkait pemindahan makam itu.
Salamah baru mengetahui sekitar dua minggu lalu hal pemindahan makam itu.
"Di pengajian dikasih tahunya. Jadi kalau enggak ngaji enggak tahu," ujar Salamah.
Mereka menyaksikan sendiri makam neneknya yang setiap tahun dikunjungi harus dibongkar.
Kayu saat pemakaman 27 tahun lalu masih tersisa dua meter di dalam tanah.
Sementara tulang belulang masih tersisa sedikit walaupun warnanya sudah menyatu dengan tanah.
Sisa tulang dimasukkan ke dalam peti yang sudah dilapisi kain kafan dan dibawa ke liang lahat baru.
Mereka khusyuk mengangkat kedua tangan seraya berdoa sebelum dikubur kembali.
"Ya sudah pasrah saja, yang penting dipindahin yang layak," ujarnya.