Penganiayaan Siswi SMP
Bantah Benturkan Kepala ke Aspal, Ini Permintaan Maaf dan Pengakuan Terduga Pelaku Penganiaya Audrey
Remaja putri yang diduga pelaku dari kasus penganiayaan siswi SMP di Pontianak memberikan pengakuan, Rabu (10/4/2019).
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Remaja putri yang diduga pelaku dari kasus penganiayaan siswi SMP di Pontianak memberikan pengakuan, Rabu (10/4/2019).
Setidaknya ada tujuh siswi SMA yang membuat pengakuan terkait kasus penganiayaan yang menimpa Audrey (14) itu.
Tujuh remaja putri itu pun lantas membuat klarifikasi di Mapolresta Pontianak.
Satu dari tujuh remaja putri itu mengakui dirinya sebagai pelaku dari kasus penganiayaan Audrey.
"Saya salah satu dari pelaku 12 orang ini," ucap remaja putri yang mengenakan jaket putih bergaris merah.
Ia pun meminta maaf kepada korban dan keluarga.
"Saya meminta maaf kepada korban dan kepada keluarga korban," katanya.
Kemudian, ia juga menyebut bahwa tidak ada kejadian kepala korban dibenturkan ke aspal seperti kabar yang beredar.
Tak hanya itu, remaja putri itu pun mengatakan, dirinya tidak ada maksud untuk merusak keperawanan korban.
"Tidak ada penyekepan, tidak ada seretan, tidak ada menyiram secara bergiliran, tidak ada pembenturan kepalanya ke aspal itu tidak ada," terangnya,
"Apalagi untuk merusak keperawanannya," tambahnya.
• Terungkap Hasil Visum Audrey Dikeroyok 12 Siswi SMA, Hotman Paris: Pelaku Minimum 5 Tahun Dipenjara!
• Arist Merdeka: Hukuman Penganiaya Siswi SMP Bisa Sanksi Sosial, Minta Maaf Diikuti Cium Kaki Korban
Kini, ia merasa turut menjadi korban.
"Sekarang saya sudah di-bully, dihina, dicaci maki, diteror padahal kejadiannya tidak seperti itu," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswi berinisial Audrey menjadi korban pengeroyokan.
Terduga pengeroyok yang brutal itu berasal dari berbagai SMA di Kota Pontianak.
Korban sendiri saat ini masih tergeletak di rumah sakit, menjalani perawatan insentif guna memulihkan fisik dan psikisnya yang mengalami trauma parah.
Kasus tersebut pun tengah ditindaklanjuti kepolisian setempat untuk dikembangkan dalam proses penyelidikannya.
Dikutip TribunJakarta dari TribunPontianak, Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari Polsek Pontianak Selatan pada Senin lalu.
"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).
Untuk mengetahui kasusnya secara komprehensif, berikut TribunJakarta.com himpun sederet faktanya.
1. Kronologis: korban dijebak
Diwartakan TribunPontianak.com, kronologis kejadian diungkapkan oleh Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan Barat melalui konferensi pers.
KPPAD selaku lembaga yang bergerak dibidang perlindungan anak akan memberikan pendampingan baik pada korban maupun pelaku.
Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu yang hadir saat konferensi pers menceritakan kronologi kejadian penganiayaan tersebut.
Tumbur Manalu menjelaskan, kejadian pengeroyokan terhadap korban yang merupakan siswi SMP tersebut dua pekan lalu.
• Tanggapi Kasus Pengeroyokan Audrey, Sarwendah Ungkap Kisah Pahitnya Saat Sekolah: Pernah Dipukulin
• Selain Soal Cowok, Pelaku Diduga Tersinggung Utang Orangtuanya Diungkit Siswi Korban Pengeroyokan
"Kejadian dua pekan lalu, Jumat (29/3/2019) namun baru dilaporkan pada orangtuanya, hari Jumat (5/4/2019) ada pengaduan ke Polsek Pontianak Selatan. Kemudian kita dari KPAD langsung menerima pengaduan," ucap Manalu saat memberikan keterangan di Kantor KPPAD, Senin (8/4/2019).
Manalu melanjutkan, korban dijemput terduga pelaku yang mencapai 12 orang. Namun sebenarnya, aktor utama hanya 3 orang.
"Korban sebenarnya berada di rumah, kemudian dia dijemput terduga pelaku dari 12 orang itu. Sebetulnya aktor utama 3 orang dan sisanya membantu atau tim hore," ucap Manalu.
Korban dijemput dengan alasan ada yang mau disampaikan dan diomongkan.
Jadi dengan seperti itu, korban bersedia ikut bersama pelaku dan dibawa ke Jalan Sulawesi.
Ini lokasinya: Jalan Sulawesi
Pada saat penjemputan korban tidak menyadari, dirinya akan dianiaya.
Sebab dia dijemput dengan alasan mau ngobrol.
"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," katanya.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.
2. Korban bukan target utama
Sebetulnya, berdasarkan hasil yang didapatkan KPPAD, target pelaku bukanlah korban yang saat ini. Tapi kakak sepupu korban.
Manalu menjelaskan, motif utama adalah perkara asmara atau bersinggungan dengan satu orang cowok.
Korban sebelumnya juga diduga terlibat perang komentar dengan anggota brutal tersebut di Facebook.
• Viral Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak, Putra Ahok BTP: Cepat Bangkit Kembali Audrey!
• Tanggapi Kasus Perundungan Siswi SMP, Jokowi Minta Kapolri Bertindak hingga Singgung Revisi Regulasi
"Permasalahan awal karena masalah cowok, menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini."
"Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," tambahnya.
3. Korban diancam
Sadisnya, setelah mengeroyok korban, geng brutal itu mengancam korban akan melakukan tindakan yang lebih keji jika berani melaporkan pengeroyokan tersebut ke orang tuanya.
Hal itulah yang mendasari korban takut melapor baik kepada orang tua maupun kepada pihak kepolisian.
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor. Namun setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan, proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan," tambahnya.
4. Pemeriksaan tubuh
Saat ini korban pengeroyokan yang merupakan siswi SMP tengah mendapatkan perawatan intensif.
Bahkan korban sempat diperiksa bagian tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui trauma yang diakibatkan dari pengeroyokan tersebut.
Dari informasi yang beredar, kepala korban sempat dibenturkan di aspal.
Tak hanya itu, kemaluan korban juga kena sasaran hingga membengkak. Alasannya, agar korban tak perawan lagi.
Namun informasi tersebut kini sudah diklarifikasi oleh terduga pelaku.
Pemeriksaan rontgent itu dilakukan di Rumah Sakit Mitra Medika, Senin (8/4/2019). (**)
SIMAK VIDEONYA:
(TribunJakarta.com/TribunPontianak.com)