Pemilu 2019

Ketua KPPS Meninggal Dunia, Ketua KPU Kota Bekasi Harap Ada Evaluasi Jam Kerja

Beratnya tugas KPPS terlihat ketika proses penghitungan suara yang rata-rata baru rampung di atas jam 1 dini hari

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Ketua KPU Kota Bekasi Nurul Sumarheni di kantor KPU Kota Bekasi, Jalan Ir Juanda Bekasi Timur. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi berharap setelah pelaksanaan pemungutan suara ada evaluasi secara menyeluruh terkait jam kerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Hal ini katakan Ketua KPU Kota Bekasi Nurul Sumarheni yang menilai jam kerja KPPS dianggap terlalu berat.

"Saya kira kedepannya perlu ada evaluasi secara menyeluruh, karena tugas KPPS sekarng memang jadi sangat berat karena serentak ini, ada 5 surat suara, kan ngitungnya lama, masyarakt juga ikut bingung," kata Nurul, Jumat (19/4/2019).

Beratnya tugas KPPS terlihat ketika proses penghitungan suara yang rata-rata baru rampung di atas jam 1 dini hari atau bahkan ada beberapa TPS yang baru merampungkan penghitungan suara menjelang subuh.

Tidak sedikit petugas KPPS yang merasa kelelahan, bahkan dua orang ketua KPPS di Kota Bekasi dikabarkan meninggal dunia usai menyelesaikan tugas negara tersebut.

Dua orang ketua KPPS itu Ahmad Salahudin (42), Ketua KPPS 081, RT03, RW10, Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, meninggal dunia akibat kecelakaan sepeda motor yang terjadi pada Kamis (18/4/2019).

Kondisi Salahudin saat berkendara memang dalam keadaan kurang baik, usai merampungkan proses penghitungan suara hingga menjelang subuh, sekitar pukul 05.30 WIB ia bergegas mengantar anaknya ke pesantren.

Namun nahas, Ketuas KPPS 081 Kranji ini mengalami kecelakaan di Jalan Raya Pekayon Bekasi. Kendaraannya menabrak sebuah truk yang melaju dari arah berlawanan.

Satu hari berselang tepatnya Jumat, (19/4/2019), kabar duka kembali terjadi, Ketua KPPS 031, RT07, RW02, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, bernama F.A Ismantara (53) meninggal dunia akibat serangan jantung.

Ismantara meninggal dunia, sekitar pukul 05.00 WIB di Rumah Sakit Saint Elisabeth Kota Bekasi. Bapak dua anak ini diduga kelelahan akibat aktivitas padat selama dua hari terkahir hingga penyakit jantungnya kambuh.

Sejak hari pemungutan suara, Rabu 17 April 2019 kemarin, hingga malam harinya tidak tidur karena harus menghitung surat suara yang baru rampung dihitung sekitar pukul 01.00 WIB.

"Tentu kita tak ingin kejadian ini terus berulang, saya pun bersama jajaran KPU Kota Bekasi sudah pergi mengunjungi ke rumah Pak Iswantara dan Salahudin hari ini," ungkapnya.

Bawaslu Kota Tangerang Belum Rekomendasikan Pencoblosan Ulang

Massa Pendukung Kedua Paslon Presiden Geruduk GOR Tanah Abang

Pemilu di Jakarta Barat Diwarnai Tak Adanya Surat Suara Presiden Hingga Surat Suara DPRD Tertukar

Nurul menambahkan, beban kerja yang dilaksana para penyelenggara memang diluar apa yang disebut ideal.

Lebih dari itu, tekanan yang diterima sebagai penyelenggara juga jadi faktor betapa beratnya tugas yang dipikul KPPS dan penyelenggaraan Pemilu lainnya.

"Ya menurut saya ini ada kaitannya dengan beban kerja, kelelahan barang kali sehingga tidak bisa konsentrasi dalam berkendara seperti yang dialami ketua KPPS 081 Kranji meninggal dunia karena kecelakaan," kata Nurul.

Pihaknya dalam hal ini mengucapkan bela sungkawa terhadap dua orang ketua KPPS tersebut.

"Kita turut berduka cita dengan kejadin ini karena memang Pak Iswantara dan Salahudin adalah ujung tombak dari pesta demokraasi kita ini. Mereka telah berkerja keras memastikan proses pemilu berjalan lancar," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved