Saat Malam Kebobolan Karyawan di Penangkaran Burung Edy PLN Tidur Lelap Tak Seperti Biasa

Saat itu, dia dan tiga orang karyawan lainnya tengah tertidur lelap dan tidak mendengar apapun ketika pencuri masuk ke dalam tempat penangkaran.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Suparman karyawan di tempat penangkaran burung milik Edy PLN. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, MUSTIKAJAYA - Penangkaran burung Pondok 279 Bird Fam di Jalan Lapangan Kampung Babakan, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, milik Edy Saputro alias Edy PLN disusupi maling hingga menyebabkan 23 ekor burung murai batu miliknya hilang dibawa pencuri.

Seorang karyawan ditempat penangkaran burung Suparman menceritakan, kejadian terjadi pada, Selasa (30/4/2019) dini hari.

Saat itu, dia dan tiga orang karyawan lainnya tengah tertidur lelap dan tidak mendengar apapun ketika pencuri masuk ke dalam tempat penangkaran.

"Ada empat yang tidur di sini (tempat penangkaran) cuma malam itu benar-benar enggak denger sama sekali, tidur semua," kata Suparman, Rabu (1/5/2019).

Dia menambahkan, biasanya setiap sepertiga malam atau menjelang subuh, Suparman kerap terbangun untuk menunaikan salat tahajud.

Tapi pada saat kejadian, ia benar-benar tertidur lelap tidak seperti biasanya.

"Padahal udah pasang alarm karena biasakan saya bangun buat salat, cuma waktu enggak bangun sama sekali," ujarnya.

Pria yang bertugas sebagai perawat burung ini mejelaskan, sekitar tiga minggu atau satu bulan yang lalu memang sempat tejadi aksi pencurian.

Namun ketika itu, Suparman berhasil memergoki pencuri tersebut.

"Posisi di tembok belakang, ada kawat duri udah dibuka, kebetulan waktu itu saya bangun langsung mergokin, udah sempet dibuka kawat duri cuma belum sampai masuk ke dalam," jelas dia.

kadang burung murai batu di lantai dua tempat penangkaran burung milik Edy PLN.
kadang burung murai batu di lantai dua tempat penangkaran burung milik Edy PLN. (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Sejak saat itu, dia dan karyawan lainnya fokus memantau situasi dibagian dinding belakang tempat penangkaran khawatir aksi pencurian kembali terulang.

Namun dia tidak menyangka kalau aksi pencurian untuk kedua kalinya terjadi dengan cara memanjat pagar samping.

Pelaku menggunakan tangga dan tali tambang masuk ke dalam tempat penangkaran.

"Posisi kandang ada di lantai dua, enggak nyangka kalau maling langsung manjat dari luar ke lantai dua karena temboknya tinggi sekitar 7 meter," jelas dia.

Adapun di tempat penangkaran milik Edy PLN terdapat sejumlah kadangan burung koleksi miliknya, bangunan semi terbuka itu memiliki dinding yang cukup tinggi jika dilihat dari luar bangunan.

Untuk kadangan burung murai batu yang dicuri berada di lantai dua, di sana terdapat 24 kandang burung. Bangunan dilantai dua juga masih terbilang bangunan semi terbuka.

Tidak ada pagar atau jeruji yang mengitari banguan di lantai dua memudahkan pelaku masuk ke dalam tempat penangkaran.

Sedangkan untuk di lantai dasar terdapat ruangan tamu yang biasa digunakan pemilik tempat penangaran menjamu tamu yang datang ke tempat tersebut, terdapat juga musola dan beberapa ruangan lainnya.

Selain itu, di tempat penangkaran juga terdapat kolam ikan, serta sejumlah kandang burung untuk jenis love bird. Sedangkan Ruang tidur karyawan berada di bagian belakang.

Dari kasus pencurian ini, Edy PLN mengalami kerugian sekitar Rp 1,4 miliar, burung murai batu yang dicuri merupakan koleksi burung yang sudah menjurai sejumlah kompetisi tingkat nasional, harga satu pasangnya berkisar antara Rp 110 juta hingga Rp 250 juta. 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved