Tersebab Dendam Disebut Banci, Pelaku Tikam Siswi SMP dan Mayatnya Ditemukan di Parit

Kali terakhir Novi Harian melihat Wiwik Wulandari ketika mereka berpisah pulang sekolah pukul 11.00 WIB. Beberapa jam ia tewas dan pelaku orang dekat.

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
Kolase Sripoku.com/Ahmad Farozi
Tersangka kasus pembunuhan Wiwik Wulandari sudah diamankan di Mapolres Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Sabtu (18/5/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, LUBUKULINGGAU - Kali terakhir Novi Harian (14) melihat Wiwik Wulandari (13), ketika mereka berpisah pulang sekolah pukul 11.00 WIB. 

Wiwik seperti biasa bersekolah di SMP Negeri 4 Lubuklinggau pada Jumat (17/5/2019) pagi.

"Sekitar pukul 11.00 WIB kami pulang. Saya lebih dahulu turun dari ojek kemudian baru Wiwik, rumah kami agak jauhan," kata Novi kepada Tribunsumsel.com, Jumat (17/5/2019) malam.

Beberapa jam kemudian, tubuh Wiwik yang dikenal pendiam itu ditemukan telungkup di dalam parit dan sudah tak bernyawa.

Selama di sekolah Wiwik masih sempat bercanda dengan sahabatnya, Novi, tapi tidak demikian dengan orang lain. 

"Sering cerita-cerita bermain biasa di sekolah dengan saya, karena kami sama-sama kelas 8 H," papar dia.

Tak lama setelah mayat korban ditemukan, polisi menangkap pelakunya yang diketahui orang dekat. 

Tak sempat buka puasa

Sebelum berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing, Wiwik sempat mencubit tangan sambil tersenyum.

Bahkan Wiwik sempat mengirim pesan via Facebook kepada Novi.

"Dia chat Vi? Kemudian saya balas, namun tidak ada balasan lagi dari dia (Wiwik)," ungkap Novi.

Mayat Wiwik di parit pertama kali dilihat saksi Ali Hanafiah.

Badan korban telungkup di bawah titian kayu di Jalan Mangga RT 04, Lubuk Tanjung, Lubuklinggau, Jumat (17/5/2019).

Korban diketahui memakai celana panjang hitam yang sudah kedodoran setengah pinggul dan berkaus merah.

Warga sekitar seketika geger dan ketua RT yang mendapatkan informasi tersebut dari Ali lalu mereka melapor ke Polsek Lubuklinggau Barat.

Setelah berita itu tersiar warga bergegas menuju lokasi untuk melihat dari dekat mayat siswi kelas SMPN 4 Lubuklinggau itu.

Polisi bersama warga menggunakan selembar kain panjang untuk mengangkat mayat Wiwik dari parit.

Mayat dibawa ke rumah sakit untuk divisum lalu dibawa ke rumah orang tuanya di Lorong Cianjur RT7 Kelurahan Ponorogo Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau.

Novi mengaku terpukul melihat sahabatnya Wiwik tewas dengan cara tragis.

Ada janji mereka berdua yang belum terlaksana hingga hari ini.

"Kami ada niat mau buka bersama, tapi belum ada waktu yang tepat, karena Wiwik takut dimarahi ayuknya kalau keluar sore hari," ungkap Novi.

Sempat senyum-senyum sendiri

Sejak bersekolah di SMP Negeri 4 dua tahun terakhir, Wiwik tinggal bersama Teti, kakak perempuannya.

Mereka tinggal di Perumnas Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat.

Teti mengaku tak ada firasat soal kematian adiknya itu.

"Firasat nggak ada, cuma pas ngisi bensin motor, dia terlihat senyum-senyum terus nggak seperti biasanya."

"Tapi saya nggak mikir kalau itu pertanda kalau dia mau meninggal," ucap Teti.

Wiwik adalah anak bungsu dari enam bersaudara.

Ia dan Teti tinggal terpisah dari ayah mereka di Lorong Cianjur RT 7 Kelurahan Ponorogo, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Lubuklinggau.

"Saya anak kedua dan Wiwik adik bungsu saya. Kami berdua tak tinggal serumah sengan orang tua."

"Tapi di rumah sendiri di Perumnas Lubuk Tanjung," kata Teti.

Tiga luka tusuk

Kapolres Lubuklinggau AKBP Dwi Hartono didampingi Kapolsek Lubuklinggau Barat Iptu Suryadi langsung meninjau lokasi penemuan mayat Wiwik.

"Saya sudah melihat lokasi, kita lihat ada tiga tusukan di bagian perutnya," ungkap Dwi.

Berdasar informasi yang diterima dari hasil visum dokter dan laporan anggota di Rumah Sakit Sobirin, mayat tersebut korban pembunuhan.

"Visumnya merupakan korban kekerasan, tapi korban seksual belum ada mengarah ke sana," 

"Anggota kita dari Reskrim dan Polsek sudah melakukan olah TKP dan Identifikasi," terang Dwi.

Wakil Kapolres Lubuklinggau, Kompol Zulkarnain, mengakui ada titik terang soal pelaku tapi perlu alat bukti.

Sejumlah saksi diperiksa di antaranya Ali Hanafiah, orang yang pertama kali menemukan jasad Wiwik, lalu Ketua RT, kakaknya, dan satu lagi dari pihak keluarga, kemudian warga di dekat rumah.

"Murni pembunuhan karena ada tiga luka tusuk di perutnya, satu yang memang agak dalam tapi tidak tembus," terang Zulkarnain.

Ketika disinggung barang korban berupa ponsel yang hilang, Zulkarnain menegaskan anggota masih mendalaminya.

"Masih kita dalami apakah hilang atau tercecer atau diambil kita belum tahu karena masih dalam penyidikan petugas," ujar dia.

Pelaku dendam disebut banci

Misteri kematian Wiwik Wulandari akhirnya terungkap.

Pembunuhnya diduga bocah berusia 16 tahun berinisial Ald, warga Kelurahan Lubuk Tanjung, Lubuklinggau Barat I.

Ia tercatat sebagai pelajar kelas 1 di salah satu sekolah menengah atas di Lubuklingggau.

Tersangka diamankan Sabtu (18/5/2019) sekitar pukul 02.00 WIB dan langsung digiring ke Mapolres Lubuklinggau untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

"Tersangka pelaku sudah berhasil kita amankan dan saat ini sudah di Polres Lubuklinggau," kata Kapolres Lubuklinggau AKBP Dwi Hartono, Sabtu (18/5/2019).

Di hadapan petugas, tersangka tega membunuh korban karena dendam. 

"Pelaku ini mengaku dendam karena sering diejek oleh korban. Sering dikata-katai banci, miskin dan lainnya."

"Maka pelaku kemudian melakukan tindakan tersebut," sambung Dwi. (Sripoku.com/Tribun Sumsel)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved