Pilpres 2019
Berhenti Dukung Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean Singgung Buzzer Setan Gundul
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyatakan berhenti mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Namun menyerang Ani Yudhoyono yang sedang dalam keadaan sakit menurut dia tidak bisa ditoleransi.
"Kalau sudah masuk ke ranah kemanusiaan, tidak bisa ditolerir," kata Ferdinand.
Heboh Soal Pernyataan Andi Arief, Ferdinand Hutahaean Singgung Kemenangan SBY Tahun 2009 di Jawa
Pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief melalui akun Twitternya soal 'setan gundul' jadi sorotan.
Andi Arief menyinggung 'setan gundul' dalam kicauannya saat membahas soal suara pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dalam kicauannya itu, Andi Arief tak menjelaskan secara detail soal 'setan gundul' yang dimaksudnya.
Pada awalnya, Andi Arief membahas tentang adanya kabar bahwa Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang dengan perolehan 62 persen suara.
"Partai Demokrat ingin menyelamatkan Pak Prabowo dari perangkap sesat yang memasok angka kemenangan 62 persen," tulis Andi Arief, Minggu (5/5/2019).
Andi Arief lantas menjelaskan bahwa koalisi adil makmur terdiri dari Partai Gerindra, PAN, PKS, Partai Berkarya, dan rakyat.
Namun, menurut Andi Arief, seiring berjalan waktu muncul suatu kelompok yang ia sebu dengan 'setan gundul'.
"Dalam koalisi adil makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," tulis Andi Arief.
"Partai Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan Gerindra, PAN, PKS, Berkarya dan Rakyat. jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok setan gundul, Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yg tidak hianati rakyat," tambahnya.

Pernyataan Andi Arief itu lantas mendapat tanggapan dari kader Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Dikutip dari Kompas.com, Ferdinand Hutahaean menjelaskan bahwa partainya tidak pernah membuat survei yang menyatakan Prabowo Subianto-Sandiaga Unpo menang 62 persen.
Ferdinand Huatahaean menyebut dalam survei internal memang muncul angka 62 persen.