Aksi 22 Mei

Presiden Jokowi dan Prabowo Tanggapi Aksi di Jakarta, Keduanya Tidak Toleransi Penganggu Demokrasi

Presiden menegaskan, pemerintahannya tidak akan memberi ruang kepada siapapun yang akan menganggu keamanan nasional.

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini
Ratusan pengunjuk rasa yang mengatasnamakan dari sebuah Majelis Dzikir mulai datang menuju kantor Bawaslu RI, MH.Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) 

Penjelasan Kapolri

Beredar informasi bahwa aksi massa pada tanggal 22 Mei 2019 menelan korban jiwa hingga 6 orang banyaknya.

Terkait hal itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta masyarakat untuk tidak apriori atau mengambil kesimpulan itu dilakukan oleh aparat.

Ia meminta agar semua pihak menunggu hasil penelusuran dan investigasi dari Polri terkait siapa pelaku dan penyebab meninggalnya para korban.

"Saya mendapatkan laporan dari Kabiddokes, ada 6 orang meninggal dunia. Informasinya ada yang kena luka tembak, ada yang kena senjata tumpul," ujar Tito, di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

"Harus kita clearkan, di mana dan apa sebabnya. Tapi jangan langsung apriori," imbuhnya.

Soal Kondusifitas Jakarta, Anies Baswedan Dinilai Sigap Atasi Kericuhan Jakarta

MUI Tangerang Selatan Imbau Masyarakat Tidak Ikut Aksi 22 Mei

Anies Baswedan Harap Aksi 22 Mei Tak Berlanjut

Polisi Tangkap 101 Orang Terkait Insiden di Jakarta

Pemerintah Sudah Tahu Dalang Kerusuhan, Wiranto: Yang Menyerang Itu Preman Dibayar

Mantan Kapolda Metro Jaya itu tak ingin masyarakat menarik kesimpulan bahwa kejadian tersebut dilakukan oleh personel TNI-Polri.

Apalagi, ia menegaskan sudah memberikan instruksi pada personel TNI-Polri tidak menggunakan peluru tajam dalam mengamankan aksi massa.

Ia kemudian menunjukkan senapan M4 yang diamankan dari sejumlah orang sebelum aksi 22 Mei.

Mereka yang diamankan, kata dia, memang berniat melakukan aksinya dan memprovokasi massa.

"Karena kita menemukan barang-barang seperti ini (senapan M4, - red). Ini di luar tangan TNI dan Polri. Apalagi memang ada upaya untuk memprovokasi itu sehingga membangun kemarahan publik," tukasnya.

Sekedar informasi, senapan M4 yang dihadirkan oleh Polri merupakan senapan yang diduga diselundupkan oleh mantan Danjen Kopassus, Mayjen TNI (Purn) Soenarko, dari Aceh ke Jakarta. (Tribunnews.com/Kompas.com)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved