Aksi 22 Mei

AZ Calon Eksekutor Kerusuhan 22 Mei Sering Sebarkan Pesan Menyudutkan dan Mendominasi Saat Berdebat

Dari keberpihakan akan kubu capres cawapres 02, Kaliman tidak heran kalau Azwarmi terlibat dalam kasus yang terkait dengan kerusuhan 22 Mei.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Kondisi rumah Azwarmi (44), terduga pembunuh bayaran yang terkait dengan kerusuhan 22 Mei, di bilangan Serua RT 3 RW 9, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (29/5/2019). 

Kondisi meteran listrik dalam keadaan hidup dengan sisa pulsa sebesar 36,84 kwh.

Mengaku anggota BPN dan mantan TNI

Kaliman, ketua RT 3 RW 9 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, di depan rumah Azwarmi tersangka kasus pembunuh bayaran, Rabu (29/5/2019).
Kaliman, ketua RT 3 RW 9 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, di depan rumah Azwarmi tersangka kasus pembunuh bayaran, Rabu (29/5/2019). (Tribunjakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Identitas AZ (44), tersangka kasus kepemilikan senjata dalam kerusuhan aksi 22 Mei di Jakarta mulai terkuak.

Diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, AZ ditangkap bersama lima tersangka lainnya.

Mereka disebut memiliki peran sebagai penyuplai senjata dan eksekutor atau pembunuh bayaran.

AZ disebut berperan sebagai pembunuh bayaran dan merekrut eksekutor lainnya.

Berdasarkan keterangan Kaliman, Ketua RT 3 RW 9 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), AZ bernama Azwarmi, pria kelahiran 6 Juni 1975 asal Sama Dua, Aceh.

Azwarmi memiliki seorang istri bernama Mely (42) dan tiga anak perempuan.

Maling Mobil Dapat Hidayah, Kembalikan Curian, Tulis Surat Permintaan Maaf dan Doakan Sang Pemilik

Pengakuan Istri Calon Eksekutor Pembunuhan 4 Tokoh Nasional: Malu Sama Tetangga, Bingung Mau Lebaran

Ia baru tinggal di Ciputat sekira tiga tahun lalu.

Kaliman, mengungkapkan Azwarmi mengaku sebagai anggota TNI.

"Ngakunya si TNI cuma saya enggak pernah ngeliat seragamnya apa gimana," ujar Kaliman ditemui di rumahnya.

Namun pada 2018, Azwarmi meminta ganti keterangan pekerjaan kartu keluarga (KK) dan KTP dari yang sebelumnya anggota TNI menjadi wiraswasta.

Kaliman mengatakan, pergantian identitas itu sebagai syarat untuk masuk sebagai timses Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

"Dia memang pernah bilang masuk BPN. Ya saya bilang Alhamdulillah namanya kalau bergabung BPN kan sudah dianggap namanya," ujar Kalimaan.

Namun saat pergantian KK dan KTP itu, Kaliman meminta bukti ketidakaktifan Azwarmi di TNI.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved