Bom Bunuh Diri di Solo

Update Bom Bunuh Diri Surakarta: Pelaku Belajar dari Internet Hingga Kesaksian Sang Paman

Aksi bom bunuh diri terjadi di Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran 2019 di Tugu Kartasura, Jawa Tengah, Senin (3/6) lalu. Pelaku belajar dari internet.

TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI
Sejumlah petugas berjaga dirumah terduga pelaku peledakan Pos Pantau Tugu Kartasura, Sukoharjo, Selasa (4/6/2019). 

Namun pada pukul 04.10 WIB ada mobil ambulans dari Polresta Solo datang, Dokkes Polda Jateng dan sejumlah kendaraan lain membawa pelaku yang diketahui kritis ke RS Bhayangkara Prof Dr Awalodin DJamin di Semarang.

Polisi Copot Police Line di Rumah Pelaku

Petugas kepolisian saat melepas garis polisi di sekitar rumah terduga pelaku peledakan di Pos Pantau Tugu Kartasura, Sukoharjo, Selasa (4/6/2019).
Petugas kepolisian saat melepas garis polisi di sekitar rumah terduga pelaku peledakan di Pos Pantau Tugu Kartasura, Sukoharjo, Selasa (4/6/2019). (TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI)

Selasa (4/6/2019) sekitar pukul 14.30 WIB, Polsek Kartasura melepas garis polisi di rumah terduga pelaku peledakan Pos Pantau Tugu Kartasura Sukoharjo.

Sebelumnya, garis polisi ini dipasang oleh petugas untuk kebutuhan olah TKP di rumah terduga pelaku peledakan berinisial RA (22) di Desa Wirogunan, Kartasura, Selasa Dini Hari.

Pelepasan garis polisi ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Kartasura, AKP Sarwoko.

"Hasil koordinasi dari Densus, Inafis, Polres, dan Polsek untuk melakukan olah TKP yang berlangsung dua kali dan sudah selesai."

"Oleh karena itu, kami ambil kebijakan untuk melepas garis polisi," kata Kapolsek.

Pelepasan garis polisi ini juga diiringi penarikan pasukan penjaga rumah RA dari satuan TNI dan Polri.

"Kita juga menarik pasukan dari TNI Polri, yang selanjutnya keamanan rumah ini nanti akan menjadi tanggung jawab dari oleh Polsek Kartasura, dan kita koordinasi dengan perangkat desa setempat," imbuhnya.

Dia menambahkan, keluarga RA yang meliputi ayah, ibu, dan kakaknya saat ini berada di Mapolsek Kartasura untuk dimintai keterangan.

Sebelumnya, pihak kepolisian melakukan penggeledahan dan olah TKP di rumah RA sebanyak dua kali.

Dari olah TKP, polisi membawa sejumlah barang seperti bahan kimia, barang elektronik, dan beberapa wadah dari dalam rumah RA.

Keterangan MAN 2 Solo

MAN 2 Solo yang berada di Jalan Slamet Riyadi Nomor 308, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Selasa (4/6/2019).
MAN 2 Solo yang berada di Jalan Slamet Riyadi Nomor 308, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Selasa (4/6/2019). (TRIBUNSOLO.COM/ASEP ABDULLAH ROWI)

Pihak pengelola Madrasah Alias Negeri (MAN) 2 Solo angkat bicara terkait sosok pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanam (Pospam) Kartasura yang bernama, Rofik Asharudin (22).

Pasalnya, beredar kabar dari perangkat dan Kades Wirogunan tempat pelaku tinggal, warga Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo itu, diduga lulusan MAN 2 Solo pada tahun 2016.

Humas MAN 2 Solo, Giyono, menerangkan, jika pihak sekolah mendapatkan informasi terkait identitas pelaku hingga dugaan lulusan sekolah yang berada di Jalan Slamet Riyadi Nomor 308, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo.

"Teman-teman (pengelola sekolah) mendengar itu, juga dapat info Babinsa," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (4/6/2019).

Giyono memaparkan, dia dan pengelola lainnya di sekolah mendapatkan dua buah identitas versi kartu tanda penduduk (KTP) dan identitas lain.

"Namun kami tetap belum yakin, karena kami harus mencari buku yang berisi data induk siswa," tutur dia menegaskan.

Giyono menerangkan, pengelola sekolah harus mencari data secara manual, tetapi hari-hari ini MAN 2 Solo tengah libur.

"Saya harus konfirmasi ke guru-guru," ucap dia.

Dia menambahkan, jika disebut lulus tahun 2016 maka paling tidak masuk sekolah pada 2013.

"Tetapi rata-rata kalau anak SMA/MAN lulus ya umur 17/18 tahun, makanya kami akan cek dulu," jelasnya.

Sebelumnya, pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Senin (3/6/2019) dikenal sebagai sosok yang tertutup.

Ketua RT 1, Joko Suwanto mengatakan, Rofik sempat sekolah di MAN 2 Solo beberapa tahun yang lalu.

Semenjak lulus dari MAN 2 di Solo, terduga pelaku yang bernama Rofik Asharudin jarang berinteraksi dengan warga dan juga jarang terlihat mengunjungi masjid.

Kesaksian Sang Paman

Garis polisi yang dipasang saat dilakukan penggeledahan di rumah pelaku bom bunuh diri di Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Garis polisi yang dipasang saat dilakukan penggeledahan di rumah pelaku bom bunuh diri di Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari. (TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan (Pospam) Tugu Kartasura, RA memang dikenal sebagai pribadi yang tertutup.

Hal tersebut diungkapkan paman RA, Hari, saat ditemui TribunSolo.com di kediamannya, Selasa (4/6/2019) siang.

"Rofik itu ya hanya di rumah terus, paling hanya keluar main saja tidak pernah kemana-mana," katanya.

Hari menambahkan, RA sempat mengikuti acara di wilayah Ngemplak namun berpindah ke wilayah Kertonatan.

"Nah setelah ikut itu jadi tidak mau bergaul dengan tetangga, diajak pamannya pergi-pergi juga tidak mau," imbuh Hari.

Rofik menjadi pribadi yang pendiam, tidak bertegur sapa dengan tetangga dan keluarga.

Namun, untuk perubahan yang ekstrem RA, Hari mengaku tidak ada sama sekali.

"Tidak ada perubahan karena kalau disapa masih mau jawab, tidak yang lainnya," ujar dia.

Selain itu menjelang pengeboman tersebut, dirinya mengaku tidak ada tamu yang datang ke rumah.

RA hanya tinggal di rumah tidak mendapat tamu siapapun.

Hari mengatakan jika RA adalah anak kedua dari 3 bersaudara.

Ayahnya, Muktadi bekerja sebagai penjahit, sedangkan ibunya, Sukinem, bekerja sebagai tukang masak.

"Orang tuanya itu kesehariannya bagus, tidak ada yang aneh," ungkap Heri.

"Wong anaknya itu sudah didaftarkan ke IAIN tapi tidak mau, kakaknya itu sudah kuliah di sana," tambahnya.

"Sudah dipersiapkan apa-apanya tapi malah tidak mau masuk," tutup dia. (*)

Sita Barang Elektronik

Penggeledahan di rumah pelaku bom bunuh diri di Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Penggeledahan di rumah pelaku bom bunuh diri di Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari. (TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Beberapa jam setelah aksi bom bunuh diri di Pos Pantau Tugu Kartasura, polisi langsung melakukan penggeledahan di rumah terduga pelaku peledakan.

Dari rumah terduga pelaku di Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, polisi membawa sejumlah barang yang diduga bahan kimia dan sejumlah barang elektronik.

Hal tersebut diungkapkan Ketua RT di Dusun Kranggan Kulon, Wirogunan, Kartasura, Joko Suwanto, usai penggeledahan rumah terduga pelaku, Selasa (4/6/2019).

"Penggeledahan yang pertama, polisi membawa sejumlah barang, semacam bahan kimia dan barang elektronik," katanya.

Menurutnya, polisi melakukan penggeledahan dirumah terduga pelaku berinisial RA (22) sebanyak dua kali.

Penggeledahan yang pertama dilakukan sekitar pukul 02.00 WIB kemudian dilanjutkan sekitar pukul 08.00 WIB.

"Yang kedua ini, polisi mungkin membawa sisa-sisa barang yang tadi belum sempat dibawa," imbuhnya.

Dia mengatakan, pada penggeledahan yang kedua polisi mEmbawa sejumlah barang dari kamar RA.

"Ada sejumlah barang seperti wadah, yang diambil dari kamarnya (RA)," jelasnya.

Dia menambahkan, RA memiliki kepribadian yang baik, meski sedikit pendiam.

Dua Kali Lakukan Penggeledahan, Polisi Sita Sejumlah Barang Milik Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura

Kronologi Lengkap Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura, Polisi Ungkap Terduga Pelaku Lone Wolf

Diterima di IAIN Surakarta, Pelaku Bom Bunuh Diri Batal Kuliah karena Tolak Mata Kuliah Pancasila

Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Sukoharjo Sempat Menghilang, Kembali Dengan Gelagat Aneh

Namun setelah dia lulus SMA, dan mulai bekerja di Solo, dia mulai menjadi pribadi yang tertutup.

"Setelah dia berjualan di Solo dan ketemu dengan temannya di sana pada 2017 lalu, dia menjadi tertutup," pungkasnya.(Tribunnews.com/TribunJateng.com/TribunSolo.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved