Cerita Maman Sang Penulis Piagam di Kantor Pos Pasar Baru, Jadi Langganan Istana pada Zaman SBY
Mantan montir mobil ini mengaku telah menjalankan profesinya sebagai penulis indah sejak tahun 80-an.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Tulis 3.000 Nama Indah
Kemahiran Maman menulis indah didapatkan dari belajar otodidak.
Tak ada yang mengajarinya bagaimana menulis sampai akhirnya ia jual jasanya kepada orang-orang.
Maman hanya sering meniru tulisan orang-orang sebelumnya.
"Saya hanya melihat contoh-contoh tulisan dari tulisan rugos. Mungkin juga karena ada jiwa seni juga di dalam diri saya makanya bisa nulis indah," ungkapnya.
Ia pernah meladeni tulisan hingga tiga ribu lembar sertifikat dalam sebuah acara.
"Dulu pernah sampai tiga ribu lembar sertifikat, butuh seminggu ngerjain seorang diri. Sehari paling bisa nulis lima ratus nama indah. Ada beberapa jenis tulisan, tapi saya suka bentuk tulisan lettering," ungkapnya.
Bahkan, Maman acapkali diundang ke luar kota untuk menulis indah.
"Saya pernah sampai ke Jogja buat nulis sertifikat. Kan kalau kerja kayak saya harus ikut ke acaranya. Jadi saya nulis jelang acara selesai," katanya.
Jadi Penulis Indah Piagam Kepresidenan

Di masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Maman pernah menulis banyak piagam penghargaan untuk para tamunya.
"Pak SBY merupakan langganan saya lama, saya yang selalu nulisin nama tamu untuk dijadikan souvenir," katanya.
"Misalnya, pak SBY dapat undangan dari undangan pernikahan temannya, nanti yang saya yang tulis nama kedua pengantinnya sebagai ucapan selamat dari Pak SBY dan bu Ani," lanjutnya.
Bukti itu bisa dilihat dari souvenir ucapan selamat yang ditempel di etalase tokonya.
Tampak disamping isi ucapan selamat terpasang foto Presiden SBY dengan Istrinya mendiang Ani Yudhoyono yang duduk.