Cerita Orangtua Bayi Kembar Siam Rahman-Rahim Asal Bekasi, Terbentur Biaya untuk Operasi Anak

Sejak tahu bayinya terlahir sebagai kembar siam, pasangan suami istri ini tetap tabah

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta
Bayi Kembar Siam di Bekasi Bernama Rahman dan Rahim Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Ahmad Rahman Al-Ayyubi dan Ahmad Rahim Al-Ayyubi terlahir sebagai bayi kembar siam dari pasangan suami istri Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30).

Bayi laki-laki ini terlahir dengan bagian dada hingga perut dempet.

Terlahir di keluarga sedehana, mereka tinggal mengontrak di Jalan Bintara Jaya 4, Kelurahan Bintara Jaya, RT14/09, Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Romi sehari-hari bekerja sebagai karyawan Servis Parking di salah satu ruko di Kota Bekasi.

Sedangkan Ika, sehari-hari bekerja di salah satu toko pusat perbelanjaan Grand Mall Bekasi.

Lahir sejak 24 September 2018, Rahman-Rahim hingga kini masih terus rutin kontrol ke Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.

Operasi pemisahan merupakan jalan satu-satunya yang ingin ditempuh pasangan Romi dan Ika demi keselamatan putra ketiga sekaligus keempatnya ini.

Dia belum dapat memastikan kapan operasi pemisahan dapat dilakukan, namun biaya operasi diprediksi mencapai Rp 1 miliar.

Ika mengaku sempat melakukan penggalangan dana melalui situs Kitabisa.com, saat itu dia merasa biaya untuk kebutuhan medis bayi kembarnya cukup menguras kocek, penghasilan pasangan suami istri ini tentu tak cukup menutupi kebutuhan sehari-hari lain.

"Waktu itu bulan Desember 2018 saya buka penggalangan dana di Kitabisa.com, cuma enam bulan dapat Rp 11 juta, uangnya untuk biaya bolak-balik rumah sakit, biaya beli pampers, ya buat kebutuhan si kembar aja," kata Ika.

Pasrah ketika tahu bayi kembarnyanya dempat sejak usia kandungan empat bulan.

Awal mula cerita pasangan suami istri Romi dan Ika tahu bayinya terlahir kembar siam ketika sejak usia kandungan empat bulan.

Ika saat itu mulai curiga ketika pemeriksaan USG di bidan tempat dia kontrol kandungannya.

"Pertama kontrol biasakan di USG, waktu itu masih USG 2 dimensi, bidannya bilang jantungnya ada bayinya kembar, cuma dia saranin saya untuk USG empat dimensi biar lebih jelas," kata Ika.

Ia selanjutnya melakukan kontrol kandungan ke rumah sakit yang memiliki peralatan medis USG empat dimensi.

Dari situ, bayi kembar yang kelak dinamakan Rahman-Rahim dilastikan terlahir sebagai kembar siam.

"Pas cek USG empat dimensi baru keliatan, wajahnya berhadapan, dokter juga bilang kalau bayi saya kembar siam, udah dari situ saya dirujuk ke rumah sakit besar, sempet ke RSUD, terus ke Persahabatan, sampai lahir di Harapan Kita," jelas dia.

Sejak tahu bayinya terlahir sebagai kembar siam, pasangan suami istri ini tetap tabah, mereka dengan sabar menanti kelahiran anaknya, bolak-balik Bekasi Jakarta demi bisa mendapatkan proses persalinan yang tepat di RS Harapan Kita.

Organ tubuh masing-masing bayi lengkap, hanya saja hati dan jantung menempel

Kondisi bayi kembar asal Bekasi Rahman-Rahim memang terlihat sehat, seluruh organ tubuh masing-masing bayi kembar siam ini lengkap mulai dari kepala hingga kaki. Organ dalamnya juga sama, hanya saja bagian jantung dan hati menempel.

Posisi bayi kembar siam Rahman-Rahim saling berhadapan, perut hingga dadanya menyatu, meski begitu kondisi keduanya nampak sehat dan sesekali aktif laiknya bayi pada umumnya.

"Bayinya sehat alhamdulillah, enggak rewel juga, seluruh organnya juga lengkap masing-masing punya, cuma jantung sampai hatinya aja menempel," ungkapnya.

Rahim didiagnosa alami dandy walker syndrome

Rahman dan Rahim lahir secara sesar di Rumah Sakit Harapan Kita, sejak lahir berat badan kedua bayi itu hanya 3,2 kilogram. Kini setelah usia 10 bulan berat badan kedua bayi itu sebesar 10 kilogram.

Kondisi kesehatan bayi kembar siam ini nampak sehat, Rahman dinobatkan oleh orangtuanya sebagai kakak sedangkan Rahim sebagai adiknya.

Rahman memang nampak lebih lincah dan aktif ketimbang Rahim, menurut Ika, Rahim menderita dandy walker syndrome atau kelainan genetik bawaan yang mempengaruhi perkembangan otak.

"Awalnya didiagnosa hydrocephalus, ternyara pas di periksa lagi ternyata dia dandy walker syndrome, kalau enggak salah nanti perkembangan dia agak lambat aja," paparnya.

Penerimaan CPNS 2019 Dibuka Oktober, 254 Ribu ASN Dibutuhkan, BKN Bongkar Strategi Lolos Seleksi

BNN Amankan Kurir Pembawa Dua Karung Sabu di Aceh Tamiang

Hari Ini BMKG Prediksi Jakarta dan Sekitarnya Cerah Berawan, Kamis (1/8/2019)

Pemkot Bekasi jamin biaya operasi pemisahan

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sempat menyambangi rumah bayi kembar siam Ahmad Rahman Al-Ayyubi dan Ahmad Rahim Al-Ayyubi pada, Rabu (31/7/2019) kemarin.

Kedatangannya untuk melihat langsung kondisi bayi kembar siam yang terlahir perut hingga dada dempet, organ tubuh kedua bayi malang ini lengkap namun jantung dan hatinya menyatu.

Pepen sapaan akrab Rahmat Effendi sempat menggendong bayi kembar Rahman dan Rahim. Ia juga sempat berbincang kepada kedua orangtuanya menanyakan prorses pengobatan yang selama ini dijalani.

Rahmat juga sesekali memastikan kepada para jajar Puskesms Bintara dan Lurah Bintara Jaya agar terus memantau perkembangan bayi kembar Rahman Rahim.

"10 bulan lalu lahir bayi kembar siam namanya Rahman dan Rahim, mereka lahir dari keluarga yang sangat sederhana, tinggal di kontrakan ber-KTP Kota Bekasi saat ini masih menjalani pengobatan di Rumah Sakit Harapan Kita," kata Rahmat.

Dia memastikan, Pemerintah Kota Bekasi akan menjamin seluruh pengobatan dan biaya operasi pemisahan bayi kembar yang diperkirakan menelan biaya Rp 1 miliar.

"Kita ada kerja sama disana (Rumah Sakit Harapan Kita), dari lahir sesar sampai sekarang mudah-mudahan dari tim medis kita RSUD Kota Bekasi dan Harapan Kita untuk segera dilakukan operasi pemisahan," ungkap Rahmat.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved