Kisah Erwin Pendiri Kopi Tuli: Dulu Dibully, Kini Sukses Ajarkan Bahasa Isyarat Sambil Ngopi
Erwin dan kedua temannya berjuang membangun bisnis Kopi Tuli, ada jalan terjal yang harus dilalui mereka sebagai penyandang tuna rungu.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kopi Tuli menawarkan suasana sunyi sambil belajar bahasa isyarat bagi para pengunjung.
"Di sini bisa belajar bareng bahasa isyarat. Jadi sambil ngopi berinteraksi dengan bahasa isyarat," terangnya.
Untuk menarik minat pengunjung belajar bahasa isyarat, di tiap menu kopi ada gambar tangan yang membentuk huruf.
Gambar tangan itu memudahkan karyawan yang berada di Kopi Tuli untuk memahami keinginan pengunjung.
Para pengunjung bisa belajar huruf bahasa isyarat dari segelas kopi.
"Di gelasnya tergambar huruf bahasa isyarat yang bisa dipelajari," tambahnya.
Semua karyawan di Kopi tersebut merupakan penyandang tunarungu sehingga para pembeli berusaha untuk belajar bahasa isyarat.
"Jadi biar sama-sama belajar," katanya.
Omzet Jutaan

Setiap harinya, omzet yang dituai oleh Kopi Tuli mencapai jutaan rupiah.
"Sehari total dari dua kedai kopi ini mencapai Rp 2 juta sampai Rp 6 juta. Bahkan pernah Rp 10 juta dalam sehari," bebernya.
Pemesanan kopi tuli pun bisa dibeli melalui aplikasi dalam jaringan.
"Di Duren Tiga jauh lebih banyak yang beli karena daerah di sana perkantoran kalau di Depok permukiman," lanjutnya.
• Maling Aki Penerangan Jalan Umum di Harapan Indah Tertangkap Usai Beraksi
• 3 Pemain Utama Absen, Persija Jakarta Tampil Pincang Hadapi Arema FC
• Dua Kolam Pemancingan di Koja Kering, Ratusan Ikan Mati
• Hasil Thailand Open: Marcus/Kevin Kalah, Harapan Indonesia Satu-satunya Ada di Penakluk Lin Dan
• Menang Telak Atas Filipina, Indonesia Selangkah Lagi Menuju Semifinal Piala AFF U-15 2019
Kopi Tuli berada di Jalan Krukut Raya No. 70, Cinere, Limo dan di Jalan Duren Tiga Raya No 101, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Deretan penghargaan pun telah dituai oleh Kopi Tuli, deretan piagam perghargaan hingga sertifikat apresiasi terpajang di salah satu sudut dinding kedai itu.
Erwin kemudian menegaskan meski memiliki keterbatasan dalam hidup jangan mudah berputus asa untuk menggapai sebuah keinginan.
"Yang penting juga Jangan pernah takut," tandasnya.