Kisah Sukroni Jual Tuak Aren di Semanggi Sejak 1991: Pakai Pikulan Bambu, Dibawa dari Leuwiliang

Di sekitar kolong jembatan Semanggi, Sukroni (45) berjualan tuak aren. Sukroni berjualan sejak tahun 1991.

TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Sukroni penjual tuak aren di Semanggi sejak 1991 pada Jumat (2/1/2019). 

Sebab, dulu penjual tuak aren lebih banyak sedangkan sekarang hanya segelintir saja yang masih menjualnya.

"Dulu dari harganya Rp 5 ratus sampai sekarang Rp 5 ribu masih saya jual," tambahnya.

Bahkan, ketika ada demonstrasi di depan DPR atau car free day di akhir pekan, ia malah keruntuhan banyak rezeki.

"Setengah hari saja kalau ada demo, pasti ludes," ujarnya.

Dari tuak nira ini, Sukroni bisa menghidupi ketiga anaknya yang tinggal di Leuwiliang.

Minuman Zaman Dulu

Dulu, keberadaan penjual minuman tuak aren tak sulit untuk ditemui.

Dalam buku yang berjudul Tenabang Tempo Doeloe karya Abdul Chaer, saat itu penjaja minuman tuak aren banyak dijumpai di Tanah Abang.

Abdul Chaer menceritakan, hingga era 1950 an dan 1960 an di sekitaran Tanah Abang banyak dijumpai pedagang tuak berkeliling di tempat-tempat ramai.

Seperti di muka pasar, atau pangkalan delman dengan membawa atau memikul dua atau empat lodong tuak yang terbuat dari bambu Betung.

Polisi Masih Memburu Satu Orang Pemasok Ganja untuk Artis Jefri Nichol

Pelaku Murka Kode Ponsel Tak Sesuai dengan Tanggal Jadian, Begini Fakta Terbaru Kasus Prada DP

Persiapan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar Sebelum Ikut Kegiatan Donor Darah

3 Tersangka Penyelundup Narkoba di Rutan Salemba dari Jaringan Aceh

Kapasitas Mina Perlu Ditingkatkan Sebelum Tambah Kuota Jemaah Haji, Begini Penjelasannya

Biasanya, kala itu, tuak disandingkan dengan kue lepet atau makanan dari ketan yang dibungkus dengan daun kelapa muda.

Namun, kini keberadaan mereka terbilang sulit untuk ditemui.

Hilangnya para pedagang tuak akibat pembongkaran kampung-kampung untuk berbagai proyek pembangunan.

"Minuman ini udah ada lama banget. Istilahnya dari zaman kakek nenek saya udah pada 'lulus', minuman ini sampai sekarang masih saya jual," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved