Cerita Baba Husin, Pedagang Buah Keliling Musiman Sejak 1983 Bisa Hidupi Empat Anaknya
Tumpukan pisang dan pepaya yang diletakkan di atas bakul, dipikulnya sambil berkeliling di pinggir jalan Raya Kebayoran Lama.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Dari berjualan buah-buahan, Baba Husin mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.
Ia enggan menggantungkan hidupnya kepada empat anaknya yang sudah berkeluarga.
"Saya usaha sendiri, terserah anak mau ngasih atau enggak. Apa pun saya lakukan buat dapat upah untuk hidup saya sama istri di rumah," tuturnya.
Meski harus berjalan kaki disiram terik matahari, Baba Husin lebih memilih berdagang buah-buahan ketimbang pekerjaan kasar lainnya.
"Saya kerja jadi kuli bangunan enggak mau. Soalnya dagang ini dapat uangnya per hari, kalau di tempat lain kan mingguan," ujarnya.
Lewat pendapatannya dari hasil dagang buah, Baba Husin bisa menghidup empat orang anaknya.
Keempat anaknya lulus hingga bangku SMK.
"Dagang dari sini saya hidupi empat orang anak sampai sudah berkeluarga. Abis, kalau enggak disekolahin orangtua kan salah," katanya.
Pernah Ditabrak Motor 2 Kali di Jalan
Selama puluhan tahun dagang buah, buka berarti Husin terlepas dari mara bahaya.
Ia pernah ditabrak oleh pengendara motor.
Dagangan yang dipikul Baba pun berserakan di jalan.
"Pada rusak sebagian buah-buahan saya. Yang bawa perempuan sambil ngebut. Tapi diganti Rp 150 ribu buat semuanya," kenangnya.
Selain itu, Baba Husin pernah dihantam oleh motor hingga menyebabkan ia tersungkur di jalan.
Kejadian kali kedua itu, menyebabkan semua dagangannya rusak.