Jadi Solusi Pemprov DKI Tekan Polusi Udara, Penjualan Tanaman Lidah Mertua Meningkat
Tanaman lidah mertua menjadi satu diantara solusi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membersihkan polusi ibu kota yang semakin memburuk.
Penulis: Afriyani Garnis | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG - Tanaman lidah mertua menjadi satu diantara solusi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membersihkan polusi ibu kota yang semakin memburuk.
Diketahui polusi udara di Jakarta tengah jadi sorotan karena pada pertengahan Juni lalu sempat menduduki peringkat teratas kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia versi Air Visual.
Berdasarkan data itu, kualitas udara di Jakarta dinyatakan masuk kedalam kategori tidak sehat.
TribunJakarta.com pun mencoba mnegecek apakah tanaman lidah mertua saat ini banyak dicari karena disebut dapat mengurangi polusi.
Sejumlah pedagang di Jalan Ancol Baru, Sunter Agung, Jakarta Utara menyatakam bahwa sejak lidah mertua disebut bisa mengurangi polusi jumlah pembeli tanaman itu cenderung meningkat.
Satu diantara pedagang Ana (41), ia menyebutkan biasanya dalam satu hari biasanya hanya dua atau tiga polibek lidah mertua yang terjual.
Namun, sejak sering disebut namanya, lidah mertua di lapaknya bisa laku hingga 20 polibek hampir setiap harinya.
Ana menjual dua jenis lidah mertua, yakni lidah mertua hijau dan lidah mertua kuning.
Dari keduanya, lidah mertua kuning yang menjadi favorit pembeli.
"Lidah mertua kuning yang banyak dibeli, biasanya cuma sedikit, sekarang Alhamdulillah banyak yang cari," ucap Ana
Dia menjual lidah mertua per polibeknya seharga Rp 15 ribu.
Lain dengan Ana yang banyak disambangi masyarakat, Yasin (50) justru mendapat rezeki yang terbilang cukup besar berkat lidah mertua yang dijualnya.
Yasin mengatakan ada dua apartemen yang memesan puluhan hingga ratusan polibek lidah mertua kepadanya.
"Saya dapat pesana dari dua apartemen, 150 polinek sama 34 polibek. Keduanya untuk apartemen. Belum lama ini saya antar. Kalau untu warga belum begitu banyak. Masih biasa saja," kata Yasin.