Kegiatan Diklat Paskibraka Tangsel Saat Ini Lebih Longgar dan Tidak Ada Tugas Menulis Diary
Nur Jannah, orang tua salah satu Capaska, mengatakan, semenjak meninggalnya Aurel, pelatihan menjadi lebih longgar
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Sistem pendidikan dan pelatihan (diklat) Paskibraka Tangerang Selatan (Tangsel) mendadak berubah pasca meninggalnya Aurellia Qurratu Aini.
Nur Jannah, orang tua salah satu Capaska, mengatakan, semenjak meninggalnya Aurel, pelatihan menjadi lebih longgar.
Biasanya Nur Jannah sudah harus mengantarkan anaknya sejak subuh, kini jam pelatihan seperti mundur.
"Yang biasanya berangkat pagi ini sekarang agak siang, saya biasa dari rumah jam lima, sekarang berangkat dari rumah jam setengah tujuh," ujar Nur Jannah saat menjemput anaknya pelatihan di Lapangan Cilenggang, Serpong, Tangsel, Rabu (7/8/2019).
Nur Jannah juga mengungkapkan, anaknya tidak lagi mendapat tugas menulis buku harian atau diary.
• Meninggalnya Aurel Pada Masa Diklat Paskibraka Tangsel, Membuat Orang Tua Capaska Lain Khawatir
• Dinas Sosial Pemprov DKI Targetkan Angka Kemiskinan Turun Satu Persen pada Tahun 2022
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, tugas menulis diary menjadi sorotan lantaran Aurel jadi merasa tertekan karena tugas itu.
"Sekarang udah enggak ada tugas ngerjain buku diary tadinya ada, jam pulangnya sudah longgar tadinya jam setengah enam sekarang pulang jam empat," paparnya.
"Kelonggaran terjadi Setelah aurel meninggal," tegasnya.
Nur Jannah berharap proses diklat Paskibraka Tangsel diawasi lebih ketat.
"Semoga kedepannya lebih baik lagi jangan sampai terjadi seperti kemarin, semoga pengawasan lebih ketat lagi," harapnya.