Meninggalnya Aurel Pada Masa Diklat Paskibraka Tangsel, Membuat Orang Tua Capaska Lain Khawatir
Nur Jannah, orang tua dari salah satu Capaska Tangsel mengaku khawatir dengan anaknya setelah mengetahui berita itu.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Meninggalnya calon Paskibraka (Capaska) Tangerang Selatan (Tangsel), Aurellia Qurratu Aini, meninggalkan trauma kepada orang tua dari Capaska lainnya yang masih mengikuti program pendidikan dan pelatihan (diklat).
Seperti diketahui, Aurel, sapaan karib pelajar SMA Islam Al-Azhar BSD Serpong itu meninggal dunia pada Kamis (1/8/2019) di suia 16 tahun.
Pengakuan Faried Abdurrahman dan Sri Wahyuniarti, orang tuanya, mengatakan, Aurel mendapat kekerasan fisik saat pelatihan.
Luka lebam di jasad Aurel disebut Faried karena pelatih mencubitnya. Luka di pergelangan tangan, disebabkan karena Aurel diminta untuk push up dengan tangan terkepal.
Belum lagi kesaksian Faried soal anaknya yang disuruh memakan jeruk beserta kulit-kulitnya saat latihan.
• Dinas Sosial Pemprov DKI Targetkan Angka Kemiskinan Turun Satu Persen pada Tahun 2022
• Kondisi Udara Jakarta Buruk, IMERI UI Fokus Kembangkan Riset Atasi Penyakit Infeksi
Nur Jannah, orang tua dari salah satu Capaska Tangsel mengaku khawatir dengan anaknya setelah mengetahui berita itu.
"Orang tua sudah tau semua, saya sempat dag dig dug," ujar Nur Jannah saat menjemput anaknya selepas berlatih di Lapangan Cilenggang, Serpong, Tangsel, Rabu (7/8/2019).
Nur Jannah sangat berharap hal yang terjadi kepada Aurel tidak terjadi kepada Capaska lain, termasuk anaknya.
Ia juga meminta agar pengawasan terhadap pelatihan Paskibraka Tangsel diperketat.
"Semoga kedepannya lebih baik lagi jangan sampai terjadi seperti kemarin, semoga pengawasan lebih ketat lagi," harapnya.