Kesaksian Juru Parkir Terbangun Saat Prada DP Ketuk Kaca Lalu Ajak Vera Masuk Penginapan
Pihak penginapan Sahabat Mulia Jalan PT Hindoli RT 05 RW 03 Kelurahan Sungai Lilin Kecamatan Sungai Lilin Muba dihadirkan dalam sidang ketiga Prada DP
Pukul 08.00, Prada DP lalu keluar kamar dengan membawa patahan gergaji besi dibungkus pakaian dengan tas ransel.
Ia mengendarai sepeda motor milik Vera lalu pergi ke Jembatan Sungai Lilin. Di sana Prada DP lalu membuang pakaian dan gergaji besi itu.
Setelah itu Prada DP pergi ke rumah Dodi. Belakangan terungkap Dodi merupakan paman terdakwa Prada DP.
Pada Dodi, Prada DP lalu mengaku ia telah membunuh Vera Oktaria.
• Terhalang Pagar Besi, Istri Mbah Moen Saksikan Pemakaman Sang Ulama Dari Kejauhan: Berderai Air Mata
• Lakukan Evaluasi Tim, Julio Banuelos Puas dengan Kinerja Pemain Persija Jakarta
• Aksi di Kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat, Ini yang Disuarakan Massa Komite Nasional Garda Nawacita
Prada DP lalu memberi uang pada Dodi untuk membeli plastik besar untuk membuang mayat Vera.
Setelah mendapatkan kantong plastik itu, Prada DP lalu berangkat ke pasar Sungai Lilin.
"Terdakwa membeli jeruk dan salak 1 kilogram dan gergaji besi Rp 50 ribu dan kembali ke penginapan," katanya.
Sampai di penginapan, Prada DP lalu memberi salak tadi pada petugas resepsionis.
Ia lalu masuk kamar 06 lagi. Ia lalu membuka pakaiannya dan menggergaji tubuh korban lagi.
Ia lalu melanjutkan memotong siku Vera sampai putus.
Ia lalu melanjutkan menggergaji bagian tubuh lain tapi kemudian gergaji itu kembali patah.
Bingung, Prada DP lalu menelepon Teguh dan meminta dibelikan gergaji tapi ditolak.
Prada DP lalu pergi ke pasar Sungai Lilin lagi.
Di sana ia lalu membeli tiga ransel.
Namun sesampai di hotel Prada DP merasa tiga tas tadi kurang besar dan ia kembali ke Pasar Sungai Lilin lagi untuk membeli koper.
Prada DP lalu mengukur tubuh Vera dengan koper. Ia lalu meletakkan potongan tangan Vera ke koper itu.
Ia lalu kembali lagi ke Pasar Sungai Lilin untuk membeli koper yang lebih besar sekitar pukul 10.00.
Setelah itu ia kembali kemar dan meletakkan koper itu.
Prada DP merasa ia sudah tiga kali bolak-balik keluar lalu ke kamar. Untuk itu ia menutupi kecurigaan orang dengan berpura-pura menonton televisi.
Ia lalu makan jeruk yang dibelinya tadi sambil tidur-tiduran.
Pukul 15.00, Prada DP lalu keluar membawa baju seragam indomaret milik Vera dan pakaian barang-barang lainnya.
Pakaian itu lalu dibuang dari atas jembatan lagi.
Prada DP lalu membeli gergaji kayu, kapak dan cutter.
Ia lalu ke rumah Teguh untuk menitipkan ponsel milik korban dan miliknya.
Teguh dan Prada DP lalu menelepon orang bernama Imam. Saat ini Imam sudah meninggal dunia.
Prada DP bertanya bagaimana cara menghilangkan mayat. Imam lalu memberikan ide, bakar saja.
Prada DP lalu menyuruh Imam untuk membeli perlengkapan dengan uang Rp 70 ribu.
Setelah memndapatkan perlengkapan, Prada DP lalu pergi lagi ke penginapan Sahabat Mulia.
Kemudian sesampai di kamar, Prada DP mulai mngeluarkan racun nyamuk berbentuk spiral dan merakit racun nyamuk itu dengan korek api agar jadi seperti pemicu kebakaran.
Ia lalu mengangkat mayat Vera dan meletakkkannya di atas kasur. Ia menyiram sedikit mayat Vera dengan bensin.
Ia lalu meletakkan barang-barang yang sudah disiram dengan bensin ke atas tubuh Vera.
Namun saat memulai proses untuk membakar, Prada DP tiba-tiba mengaku kasihan. Ia kemudian menyiram racun nyamuk menyala yang jadi pemicu itu dengan air.
Pukul 17.30, Prada DP kembali ke rumah Teguh dan kembali bertemu dengan Imam.
"Imam lalu bilang, masa sudah diajarin masih nggak bisa," kata Imam saat itu.
Prada DP lalu kembali ke kamar penginapan. Ia lalu membakar lagi racun nyamuk itu.
Setelah itu Prada DP meninggalkan kamar itu dan tak kembali lagi.
Ternyata belakangan pemicu itu tak berfungsi hingga akhirnya mayat Vera yang sduah membusuk ditemukan.
Malam setelah meninggalkan Hotel Prada DP lalu pergi ke rumah kerabatnya dan bertemu dengan Leni, ibu Prada DP yang sudah di sana.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Detik-detik Prada DP Bawa Vera Masuk Penginapan, Pagi Buta Itu Nofik Terbangun Lihat Orang Datang,