Idul Adha 2019

Panduan Lengkap dan Doa Sembelih Kurban Idul Adha 2019, Apakah Wajib Hewan Jantan?

Panduan lengkap dan doa sembelih kurban Idul Adha 2019, apakah wajib menggunakan hewan jantan?

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Tempat peternakan hewan kurban di kawasan Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Senin (22/7/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Menjelang Hari Raya Idul Adha 2019, umat muslim mulai mencari hewan kurban untuk disembelih.

Tentunya tak sembarang hewan kurban yang bisa disembelih di Hari Raya Idul Adha 2019, terdapat beberapa syariat Islam yang harus dipenuhi.

Lantas apakah wajib hewan kurban berjenis kelamin jantan dan tak boleh betina?

Dilansir TribunJakarta.com dari Kompas.com, rupanya tak ada ketentutan atau syarat mengenai jenis kelamin dari hewan kurban.

Bolehkah Makan Terlebih Dahulu Sebelum Salat Idul Adha? Ini Penjelasannya

Kena Razia, Waria di Banjarmasin Akui Kerap Dapat Rp300 Ribu: Namanya Tuntutan Hidup

Boleh saja berkurban dengan hewan jantan ataupun betina, yang didasarkan dengan hadits mengenai akikah yang berbunyi:

“Akikah untuk anak laki-laki dua kambing dan anak perempuan satu kambing. Tidak jadi masalah jantan maupun betina.” (HR. Ahmad 27900 dan An Nasa’i 4218 dan dishahihkan Syaikh Al Albani).

Beberapa ekor sapi yang akan dijual untuk perayaan Iduladha di kawasan Klender, Jakarta Timur, Rabu (25/7/2018).
Beberapa ekor sapi yang akan dijual untuk perayaan Iduladha di kawasan Klender, Jakarta Timur, Rabu (25/7/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR)

Berdasarkan hadits tersebut maka tak ada larangan menggunakan hewan jantan mapun betina untuk pelaksanaan akikah maupun berkurban.

Kendati demikian, hewan jantan lebih diutamakan karena lebih besar ukurannya dari hewan betina karena kita diperintahkan untuk berkurban dengan hewan yang terbaik kita miliki.

Simak Niat Puasa Sunah Bulan Dzulhijjah & Panduan Tata Cara Salat Idul Adha, Jangan Sampai Salah!

Apa Hukum Kurban di Idul Adha Sebelum Akikah? Begini Kata Ustaz Abdul Somad

Dikutip dari situs islami muslim.or.id, hendaknya hewan yang diqurbankan adalah hewan yang gemuk dan sempurna.

Hal tersebut berdasar pada dalil firman Allah ta’ala yang berbunyi,

“…barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah maka sesungguhnya itu adalah berasal dari ketakwaan hati.” (Qs. Al Hajj: 32).

Berdasarkan ayat ini Imam Syafi’i rahimahullah menyatakan bahwa orang yang berqurban disunnahkan untuk memilih hewan qurban yang besar dan gemuk.

Sejumlah ekor kambing yang akan dijual untuk perayaan Idul Adha di kawasan Klender, Jakarta Timur, Rabu (25/7/2018).
Sejumlah ekor kambing yang akan dijual untuk perayaan Idul Adha di kawasan Klender, Jakarta Timur, Rabu (25/7/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR)

Abu Umamah bin Sahl mengatakan, “Dahulu kami di Madinah biasa memilih hewan yang gemuk dalam berqurban. Dan memang kebiasaan kaum muslimin ketika itu adalah berqurban dengan hewan yang gemuk-gemuk.” (HR. Bukhari secara mu’allaq namun disampaikan dengan kalimat tegas dan disambungkan sanadnya oleh Abu Nu’aim dalam Al Mustakhraj, sanadnya hasan).

Diantara ketiga jenis hewan qurban maka menurut mayoritas ulama yang paling utama adalah berqurban dengan onta, kemudian sapi kemudian kambing, jika biaya pengadaan masing-masing ditanggung satu orang (bukan urunan).

Jelang Idul Adha 2019, Ini Cara dan Doa Menyembelih Hewan Kurban: Lengkap dengan Waktu dan Sunnahnya

Diharamkan Puasa, Ini Amalan yang Bisa Dilakukan pada Hari Tasyrik Idul Adha

Dalilnya adalah jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh Abu Dzar radhiallahu ‘anhu tentang budak yang lebih utama.

Beliau bersabda, “Yaitu budak yang lebih mahal dan lebih bernilai dalam pandangan pemiliknya.” (HR. Bukhari dan Muslim). (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/374).

Himbauan Pemerintah

Menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriyah, Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Salatiga mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi ketentuan-ketentuan penyembelihan hewan kurban.

Satu di antaranya tidak menyembelih hewan betina yang masih produktif.

Kepala Dispertan Kota Salatiga Mustain Soeradi mengatakan, secara sunnah agama disarankan menyembelih hewan berjenis kelamin jantan.

Meski demikian tidak ada larangan menyembelih hewan betina.

"Hanya saja pemerintah juga membuat ketentuan larangan itu di antaranya menyembelih hewan berjenis betina produktif untuk kurban. Kalau betina tidak produktif silakan, tetapi harus ada surat keterangan dari dokter hewan," terangnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (1/8/2019).

Menurut Mustain, untuk membedakan hewan betina produktif atau tidak ialah dengan melihat siklus yang ada minimal telah beranak sebanyak lima kali.

Karena dalam kurban diperbolehkan menyembelih hewan betina, ukurannya harus beranak lima kali.

Ia menambahkan, tujuan aturan tersebut diterapkan sesuai program pemerintah, agar tidak mengurangi populasi hewan.

Apabila hewan betina produktif berkurang dikhawatirkan produksi kebutuhan masyarakat akan daging tidak mencukupi.

Dengar Putra Nia Ramadhani Teriak Histeris Katakan Ini, Theresa Wienathan Syok: Siapa yang Ajarin?

Ikut Lomba Makan Kerupuk di Gathering Family Istana Bogor, Ekspresi Jan Ethes Tuai Sorotan

Intip Cara Mudah Agar Daging Lebih Cepat Empuk di Idul Adha, Menikmatinya Jadi Lezat Saat Dikunyah

"Hanya saja terkadang masyarakat menyembelih di lokasi masing-masing sehingga tidak seluruhnya terpantau. Sementara dari Dispertan Salatiga yang memantau atau memeriksa jumlahnya terbatas,” katanya.

Dikatakan Mustain, dalam pantaun hewan kurban itu, Dispertan Salatiga sudah membentuk tim khusus yang terdiri dari sepuluh personil yang disebar pada semua wilayah untuk memantau sekaligus memeriksa kondisi hewan kurban.

Dia mengimbau kepada para takmir atau panitia penyembelihan di masjid agar melaporkan hewan kurban yang akan disembelih ke Dinas Pertanian.

Mulai jumlah hewan yang didapat dan jenisnya masing-masing.

Tujuannya kata dia, supaya petugas mendatangi lokasi serta melakukan pemeriksaan terhadap kondisi hewan sebelum dikurbankan apakah sehat atau tidak.

"Sekali lagi kami mengimbau masyarakat untuk menyembelih hewan kurban di RPH dan bebas retribusi. Penyembelihan di RPH sangat terjamin kerbersihannya, pembuangan limbahnya dan tenaga sembelih yang sudah bersertifikasi.” jelasnya.

Doa Sembelih Kurban

Penyembelihan hewan kurban merupakan bagian ibadah yang dianjurkan saat Idul Adha.

Agar ibadah berkurban sempurna tentu dianjurkan berdoa ketika penyembelihan hewan kurban.

Berikut doa agar ibadah kurban diterima Allah SWT dilansir TribunStyle,com (grup TribunJakarta) dari situs NU.or.id:

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm

Artinya, “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku.”

Ada sejumlah doa yang dianjurkan dibaca saat ancang-ancang untuk menyembelih hewan kurban.

Hal ini ditunjukkan oleh Syekh M Nawawi Banten dalam Tausyih ala Ibni Qasim.

Hewan kurban di Masjid El-Muwahidin Jalan Ir Juanda Bekasi Timur Kota Bekasi
Hewan kurban di Masjid El-Muwahidin Jalan Ir Juanda Bekasi Timur Kota Bekasi (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)

Disebutkan sebelum kita menghadapkan hewan ke arah kiblat dan mengoreskan senjata tajam, penyembelih dianjurkan membaca bismillah secara lengkap (bismillahir rahmanir rahim).

Setelah itu dianjurkan membaca shalawat untuk Rasulullah SAW dan bertakbir sebanyak tiga kali.

Setelah menghadap kiblat dan sesaat sebelum menyembelih dianjurkan untuk membaca doa menyembelih seperti di atas.

Keluar dari Band Noah, Uki Blak-blakan Ungkap Keterlibatan Ariel di Kisah Asmaranya dengan Istri

Karier Syahrini Melejit dengan Honor Fantastis, Mbak You Ungkap Cara Istri Reino Barack Cari Rezeki

Nikahi Konglomerat Properti, Begini Suasana Ruang Tamu dan Kamar Tidur Kahiyang Ayu

Berikut ini urutan doa menyembelih hewan kurban di Idul Adha 2019.

1. Baca Bismillâh

بِسْمِ اللهِ

Artinya, “Dengan nama Allah”

Lebih sempurna “Bismillâhir rahmânir rahîm”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Artinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang”

2. Baca sholawat untuk Rasulullah SAW

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allâhumma shalli alâ sayyidinâ muhammad, wa alâ âli sayyidinâ muhammad.

Artinya, “Tuhanku, limpahkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.”

3. Baca takbir tiga kali dan tahmid sekali

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, walillâhil hamd

Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi-Mu.”

4. Baca doa menyembelih

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm

Artinya, “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku.”

Ada pun takbir pada poin ketiga bisa dibaca sebelum bacaan bismillah pada poin pertama. (TribunJakarta/Kompas/TribunJateng/TribunStyle)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved