Polisi Sebut Tak Temukan Tindak Kekerasan yang Dialami Aurel, Airin Rachmi Justru Minta Maaf

Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel), AKBP Ferdy Irawan menyatakan tidak ada kekerasan yang diterima Aurellia Qurratu Aini

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019). 

Hasil penyelidikan kepolisian itu bertentangan dengan keterangan orang tua Aurel yang sebelumnya TribunJakarta.com beritakan.

Orang tua Aurel mengatakan, anak pertama dari dua bersaudaranya itu pernah ditampar dan dicubit serta disuruh memakan jeruk beserta kulitnya saat menjalani pelatihan Paskibraka.

"Terkait makan kulit jeruk, kita belum temukan saksi yang mengatakan seperti itu," tambah Ferdy.

Ferdy mengaskan pihaknya tidak menemukan cukup bukti untuk meningkatkan status penyelidikan kasus meninggalnya Aurel menjadi penyidikan.

"Dari penyelidikan ini kita belum menemukan bukti yang cukup untuk meningkatkan ke proses penyidikan, karena belum ada bukti bukti yang mendukung terhadap dugaan dugaan tersebut," jelasnya.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Aurel meninggal di usia 16 tahun pada Kamis 1 Agustus 2019, setelah 22 hari menjalani pelatihan Paskibraka.

Aurel terpilih sebagai calon Paskibraka (Capaska) Tangsel perwakilan dari SMA Islam Al-Azhar BSD Serpong.

Polisi Duga Meninggal karena Sakit

Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel), AKBP Ferdy Irawan menyebut dugaan penyebab kematian Aurellia Quratu Aini atau Aurel karena sakit yang diakibatkan akumulasi pelatihan Paskibraka.

Diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Aurel merupaka calon Paskibraka (Capaska) Tangerang Selatan (Tangsel) asal SMA Islam Al-Azhar BSD.

Aurel meninggal di rumahnya di bilangan Cipondoh, Tangerang, selepas menjalani 22 hari mas apelatihan Paskibraka itu.

Penyebab meninggalnya Aurel pun menjadi tanda tanya, karena pihak keluarga menyebutkan ada kontak fisik yang diterima Aurel selama pelatihan, termasuk tamparan dan cubitan.

Terlebih Aurel juga pernah disuruh memakan jeruk beserta kulitnya dan dibebankan pekerjaan rumah menulis buku harian.

"Kalau kita katakan penyebabnya kita hanya berdasarkan keterangan dari orang tua korban, maupun dari keterangan dokter yang memeriksa. Karena kalau kita katakan penyebab pastinya, kemungkinan besar karena sakit akibat mungkin akumulasi kegiatan yang bersangkutan dalam menghadapi pelatihan Paskibra ini," ujar Ferdy.

Ferdy menyatakan itu di depan awak media saat menggelar ekspos hasil penyelidikan kasus meninggalnya Aurel, didampingi Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra dan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto, di Mapolres Tangsel, Selasa (13/8/2019).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved