Modal Rp60 Juta, Dino Buka Usaha Jual Hula Hoop: Bisa Buat Kelambu, Laris Saat Car Free Day

Puluhan hula hoop berbahan rotan tergantung di sekitar gerobak Dino Atmajawijaya (50).

Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Puluhan hula hoop berbahan rotan tergantung di sekitar gerobak Dino Atmajawijaya (50).

Sore itu, Dino menepikan gerobak yang diselimuti hula hoopnya di pinggir jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

Ia berkeliling di sekitaran Menteng seperti jalan Teuku Umar hingga Taman Surapati saat sore hari lantaran tak sedikit masyarakat yang baru memulai berolahraga saat itu.

Hula hoop yang dijualnya serasa cocok dibeli saat masyarakat berolahraga seraya membakar lemak dengan menggoyang-goyangkan pinggulnya.

Ia memulai menarik gerobak yang dipenuhi hula hoop-nya mulai pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Namun, tak setiap hari Dino bekerja sebagai pedagang alat olahraga berbentuk lingkaran rotan itu.

Menjual hula hoop rotan, bagi Dino, hanya sebagai penghasilan tambahan saja.

"Saya juga nyambi sebagai tukang tahu gejrot di Taman Menteng. Tapi jualannya gantian sama saudara saya," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (15/8/2019).

Hula hoop rotannya dijual dengan berbagai ukuran diameter sesuai dengan tingkatan usia.

Untuk ukuran TK dengan diameter 50 sentimeter seharga Rp 50 ribu, SD 60 sentimeter Rp 100 ribu, SMP 80 sentimeter dan dewasa 100 sentimeter dihargai Rp 150 ribu.

Jual Sejak Tahun 90-an

Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019).
Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Hula hoop merupakan permainan yang sudah ada sejak zaman dulu.

Beberapa Negara pun sudah lebih dulu menggunakan hula hoop sebagai alat olahraga.

Dilansir dari Kompas.com, masyarakat Yunani Kuno telah menggunakan alat ini.

Ketika itu, orang-orang Yunani mengembangkan alat berbentuk lingkaran dan dimainkan di pinggulnya.

Hingga pada tahun 1948, perusahaan di California Amerika bernama Wham-O memberikan hak paten kepada hula hoop produksinya.

Dijuluki hula berasal dari nama tarian Hawaii.

Seiring berkembangnya zaman, anak-anak banyak yang memainkan hula hoop hingga saat ini.

Bagi Dino, ia telah berjualan hula hoop sejak tahun 90-an berkeliling di Menteng, Jakarta Pusat.

Awalnya, ia melihat banyak pedagang yang membuat hula hoop berbahan rotan di kampungnya, Cirebon.

Dino pun memboyong hula hoop rotan itu untuk dijual di Menteng.

"Saya aja yang jualan hula hoop di daerah Menteng, enggak ada lagi," tambah pria anak tiga itu.

Sering Dibeli Saat Car Free Day

Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019).
Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Saat car free day di akhir pekan, tak jarang hula hoop-nya menjadi perhatian warga yang berolahraga.

Dagangannya laris manis saat akhir pekan lantaran banyak yang membelinya.

Bahkan, hula hoopnya pernah diborong oleh guru sekolah yang tengah melintas.

"Pernah ada yang borong 80 buah ini, besok langsung diantar di bilangan Ciracas buat siswa siswinya olahraga," tambahnya.

Ia menjual hula hoop berbahan rotan karena lebih tahan lama bisa bertahun-tahun lamanya.

"Ini bukan plastik yang gampang rusak. Rotan pun enggak akan peyot. Bisa bertahun-tahun," ungkapnya.

Dino memulai usaha dagang hula hoop berbahan rotan ini dengan modal awal Rp 60 juta.

Ia pun kini mengaku sudah balik modal.

"Menguntungkan usaha ini, hula hoopnya yang belum terjual saya simpen di gudang. Karena tahan lama," terangnya.

Sementara untuk pembuatan hula hoopnya itu ia memesan ke pengrajin rotan.

Jadi Dekorasi Wedding hingga Tutup Kelambu

Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019).
Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Hula hoop yang dijualnya tak hanya digunakan untuk mengeluarkan keringat.

Namun, juga digunakan sebagai dekorasi pernikahan.

Pembeli pun sempat datang membeli dengan jumlah yang banyak.

Dua Kali Camat Ini Cabuli Siswi Magang di Ruang Kerja, Sekali di Rumah Dinas Ditonton Teman Korban

Makin Canggih, Ini Fitur Baru dan Keunggulan Stylus S Pen yang Dimiliki Samsung Galaxy Note 10

Tersangka Perampok Mini Market di Cisauk Teridentifikasi dari Suaranya

Kukuhkan 52 Paskibraka, Anies Ingatkan Perjuangan Pahlawan Demi Berkibarnya Sang Merah Putih

"Bukan untuk olahraga tapi saya beli buat dekorasi pernikahan dipajang. Karena ini dari rotan gitu. Menarik," ungkapnya menirukan pembeli.

Selain itu, aku Dino, hula hoopnya dibeli sebagai tempat dipasangnya tirai kelambu di kamar.

"Sering juga dibeli untuk dipasang tirai. Hula hoopnya berada di atas," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved