Rusuh di Papua
UPDATE Unjuk Rasa di Manokwari: Konsentrasi Massa di 1 Titik, Cara Polri Cegah Papua Turun ke Jalan
Dedi mengatakan bahwa para tokoh masyarakat juga sudah mengimbau para demonstran untuk meredam aksi agar tidak berujung kekerasan.
Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM- Mabes Polri menyatakan bahwa negosiasi dengan para demonstran di Manokwari terus berlangsung pada Senin (19/8/2019) siang ini.
Saat ini, situasi di Manokwari berangsur membaik setelah sempat terjadi kerusuhan yang disertai terbakarnya gedung DPRD Papua Barat.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, aksi massa kini mulai dapat dijaga.
"Konsentrasi massa di satu titik. Di (Ruko) Makalo dalam jumlah besar, juga pertigaan Swiss-Bel (Hotel Swiss-Bel)," ucap Dedi pada Senin siang.
Dia menjelaskan, negosiasi dengan para demonstran terus dilakukan. Kapolda, Pangdam, dan Wagub Papua Barat juga telah menemui para demonstran.
"Pada saat mereka bertiga akan menemui pengunjuk rasa, ada provokasi. Ada batu dilempar ke arah Beliau. Sementara pasukan mundur dulu," ucap Dedi.
Menurut dia, tiga pimpinan daerah itu terus akan melakukan negosiasi dan menemui langsung para demonstran.
Dedi mengatakan bahwa para tokoh masyarakat juga sudah mengimbau para demonstran untuk meredam aksi agar tidak berujung kekerasan.
Polisi, menurut Dedi, akan mengamankan para demonstran jika memang mereka ingin menyampaikan aspirasi.
Namun, para demonstran disarankan untuk tidak melakukan aksi anarkistis.
"Tidak (melakukan) perusakan fasilitas publik, pemblokiran dalam cukup luas tidak boleh," ucap Dedi.
Langkah Polri Cegah warga Papua se Indonesia turun ke Jalan

Polri menggandeng tokoh masyarakat Papua di seluruh Indonesia menyusul rusuh yang terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, upaya kepolisian tersebut demi mencegah warga Papua yang ada di penjuru Indonesia turun ke jalan.
"Kami melibatkan seluruh tokoh masyarakat. Kemudian tokoh adat (Papua) setempat untuk bersama-sama memberikan edukasi, lalu memberikan pencerahan kepada masyarakat (Papua di daerahnya masing-masing) tentang situasi yang sebenarnya (di Manokwari)," ujar Dedi di kantornya, Senin pagi.
Kepolisian pun berharap warga Papua yang ada di penjuru Indonesia dapat menahan diri serta tidak terprovokasi, khususnya oleh pesan berantai di media sosial yang membentuk opini tertentu.
"Jangan terprovokasi oleh ulah oknum-oknum tertentu yang memang ingin membuat keruh keadaan," ujar Dedi.
Dedi sekaligus memastikan, meski sempat terjadi kerusuhan, namun kepolisian dibantu TNI saat ini sudah berhasil mendinginkan massa di Manokwari.
Polri menerjunkan 7 SSK (Satuan Setingkat Kompi), sementara TNI menerjunkan 2 SKK untuk mengendalikan situasi di Manokwari.
"Untuk situasi, secara umum masih dapat dikendalikan oleh aparat kepolisian, baik Polda Papua Barat serta Polres di sekitar Manokwari bersama-sama TNI. Konsentrasi massa saat ini masih ada di satu titik saja, titik lain berhasil dikendalikan," ujar Dedi.

Diberitakan, protes atas penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang, masih berlanjut di Manokwari, Papua Barat, Senin pagi.
Aksi massa ini berunjung anarkis, dengan membakar kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Jalan Siliwangi, Manokwari.
• Kalah 1-3 Lawan PSM Makassar: Bukti Rapuhnya Pertahanan Persib Bandung, Sudah Kebobolan 24 Gol
• Polisi Dinilai Lamban Tangani Kasus Rumini
• 5 Fakta Baru Penyerangan Polsek Wonokromo: Pelaku Terpengaruh Ajaran Ekstrim
Selain Gedung DPRD, massa juga membakar sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat.
Tak hanya itu, massa juga melakukan pelemparan terhadap Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII/Kasuari, yang datang untuk menenangkan massa.
Untuk menghentikan aksi anarkis tersebut, polisi terpaksa menembakan gas air mata.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Konsentrasi Massa di Manokwari Ada di Satu Titik, Negosiasi Terus Dilakukan dan Ini Langkah Polri Cegah Warga Papua se-Indonesia Turun ke Jalan