Kontroversi Pin Emas DPRD DKI

Banyak Anggota DPRD Tolak Pin Emas, Tina Toon: Sekalian Jangan Ambil Gaji

Dirinya bahkan menyarankan anggota dewan yang menolak pin emas itu untuk turut menolak gaji yang akan diberikan kepada mereka.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
YouTube
Tina Toon/Narasi.tv 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Agustina Hermanto atau akrab disapa Tina Toon ikut angkat bicara soal polemik anggaran pin emas DPRD DKI yang mencapai Rp 1,3 miliar.

Menurutnya, pin emas merupakan hak para anggota dewan yang harus dibayar dengan kinerja yang baik.

"Ini kan hak kita sebagai wakil rakyat, sudah dianggarkan, ada gaji dan segala macam. Dengan kita mendapatkan hak kita, berarti kewajiban harus kita lakukan," ucapnya, Jumat (23/8/2019).

Terkait banyaknya anggota dewan lainnya yang dengan tegas menolak menerima pin emas DPRD itu, Tina pun menyebut itu merupakan hak pribadi setiap anggota dewan.

Bahkan, ia menyarankan anggota dewan yang menolak pin emas itu untuk turut menolak gaji yang akan diberikan kepada mereka.

Jadi Wakil Rakyat di DPRD DKI, Tina Toon Janji Suarakan Konstituen Pemilihnya 100 Hari Pertama

"Kalau ada yang mau mengembalikan hak dari pin emas sekalian saja jangan ambil pin, jangan mengambil gaji, kerja bakti silahkan," ujarnya di DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Meski demikian, ia mengaku, anggaran Rp 1,3 miliar yang dikeluarkan untuk pengadaan pin emas ini memang harus dikaji kembali.

"Dari aku nextnya jika ada anggaran demikian ya harus dikaji ulang, apakah benar dibutuhkan," kata Tina.

"Karena ini kan masalah simbolis ya, ibaratnya kita dilantik menjadi wakil rakyat secara simbolis. Dikaji tuh apakah harus dari emas atau diganti dengan yang lain," tambahnya.

Sebelumnya, anggaran pengadaan pin emas DPRD yang mencapai Rp 1,3 miliar ini sempat menuai kontroversi.

Bahkan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2019-2024 dari PDI-P, Ima Mahdiah dengan tegas menolak menerima pin emas tersebut.

Mereka beranggapan anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan pin emas bagi 106 anggota DPRD periode 2019-2024 itu merupakan suatu pemborosan.

Ima Mahdiah yang juga merupakan staf mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengaku akan membuat tiruan pin emas DPRD DKI Jakarta dari bahan kuningan.

Menurutnya, hal tersebut tidak akan mengurangi esensinya sebagai anggota DPRD DKI.

"Nanti kita bikin sendiri saja dari kuningan, itu kan enggak menurunkan esensi sebagai DPRD," ucapnya saat dihubungi TribunJakarta.com, Selasa (20/8/2019).

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved