Staf Ahli Kemenkes Sebut Dampak Asap Karhutla ke Warga Belum Begitu Besar

Kemenkes menyatakan terlibat dalam penanganan dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau yang hingga kini belum terselesaikan.

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes RI, dr. Kuwat Sri Hudoyo di Universitas Binawan, Jakarta Timur, Jumat (23/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan terlibat dalam penanganan dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau yang hingga kini belum terselesaikan.

Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes RI, dr. Kuwat Sri Hudoyo mengatakan hingga kini Kemenkes belum mendapat laporan warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat asap Karhutla.

"Iya, yang kebakaran hutan kami juga belum dapat infonya. Tapi sepanjang ini dampaknya belum begitu, kepada masyarakat belum begitu besar," kata Kuwat di Universitas Binawan, Jakarta Timur, Jumat (23/8/2019).

Menurutnya dalam setiap penanganan Karhutla Kemenkes selalu dilibatkan guna mencegah warga mengalami gangguan kesehatan akibat bayak menghirup asap.

Kuwat menuturkan Dinas Kesehatan Provinsi Riau ikut terlibat mencegah warga terjangkit berbagai penyakit akibat asap Karhutla.

"Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah langsung melakukan respon cepat. Termasuk pembagian masker dan siap layanan untuk kejadian-kejadian akibat kebakaran hutan," ujarnya.

Perihal penyakit yang harus diwaspadai dan rawan menjangkiti warga di musim kemarau, Kuwat menyebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) termasuk penyakit rawan.

Selain ISPA, penyakit yang harus diwaspadai selama musim kemarau yakni penyakit yang menyerang saluran saluran pencernaan.

"Karena kebakaran yang jelas adalah ISPA, tapi juga dampak karena dampak air bersih terbatas dan sebagainya kemungkinan nanti akan penyakit saluran perut. Diare dan sebagainya akan bisa meningkat," tuturnya.

Dia mengimbau warga tak terlalu sering keluar rumah bila tak memiliki keperluan karena rentan terpapar asap dan polusi yang memburuk saat kemarau.

Kuwat mengatakan satu cara yang paling mudah digunakan mencegah ISPA yakni menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

"Kalau kira-kira udara di luar tidak kondusif kita jangan banyak kalau tidak perlu melakukan kegiatan aktivitas di luar rumah," lanjut Kuwat.

Tak Cuma Hanguskan Lahan, Kebakaran Hutan Juga Melalap Bangunan SD di Kalbar, Siswa Tak Bisa Sekolah

Kebakaran lahan di Kabupaten Mempawah, membuat aktivitas belajar mengajar di SD Negeri 19 Sejegi telah diliburkan selama satu bulan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved