Cerita Bambang Penjual Buku Bekas: Diberi Uang dari Baim Wong, Ternyata Habis dalam 2 Hari untuk Ini

Setiap hari, ia bermalam sesuka hatinya asalkan dapat berteduh. Bisa di emperan rumah, jalan, tempat beribadah, hingga pasar.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Bambang Sucipto penjual buku di bilangan Cipete pada Jumat (23/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Di bawah gemerlapnya lampu jalan, Bambang Sucipto (75) menjajakan buku-buku bekas yang sengaja berserakan di atas trotoar.

Saat ditemui, ia sedang menulis di sebuah kertas beralaskan buku ditemani suara derum kendaraan yang lalu lalang melintas di hadapannya.

Bambang mengaku tak hanya sekadar menjual buku namun juga seorang seniman jalanan.

Suami Takut Istri, Tak Kebal Lengan Dipecut Main Kuda Lumping Bilangnya Kena Begal

Janggal Selendang Merah & Wasiat Dekat Jenazah Lia, Tangis Ibunda Pecah Putrinya Tewas Jelang Nikah

Lettu Inf Angga Tewas Kecelakaan di Cilacap, Kronologi dan Kabar Akan Menikah Sudah Sebar Undangan

"Saya seorang penulis drama, cerpen, hingga teater yang hidup di jalanan. Saya juga tergabung ke dalam grup Teater Generasi 73 di Jakarta Barat," akunya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (23/8/2019).

Sebagian hidupnya, Bambang menyambung hidup di jalan raya.

Setiap hari, ia bermalam sesuka hatinya asalkan dapat berteduh. Bisa di emperan rumah, jalan, tempat beribadah, hingga pasar.

Meskipun tidur menggelandang, ia tak ingin disebut sebagai seorang gelandangan.

Pasalnya, ia tak mengemis kepada orang-orang. Hidupnya tergantung kepada hasil penjualan buku.

"Saya tidur di mana aja, tapi saya bukan gelandangan. Kemana saya suka aja. Saya hidup dari menjual buku," ungkapnya.

Mulai dari tahun 1991, ia sudah hidup menggelandang di jalan raya meninggalkan ketiga anaknya selepas istrinya meninggal.

Sejak itu, ia sempat mengalami frustrasi yang berkepanjangan lantaran beberapa kali bertemu masalah.

"Selama 28 tahun saya enggak pernah bertemu dengan anak-anak saya. Mereka tinggal sama orangtuanya. Saya putuskan untuk pergi," terangnya.

Dalam pengembaraannya, ia tak memulung sampah melainkan menulis naskah teater serta melatih pemain di gereja dan menjual buku hingga kini.

Ia berjualan di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, mulai pukul 19.00 WIB hingga tengah malam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved