Didampingi Keluarga, Jenazah Ipda Erwin Polisi yang Terbakar Telah Dibawa ke Cianjur
Jenazah Ipda Erwin Yudha telah diberangkatkan ke Cianjur, Jawa Barat. Pihak keluarga juga turut mendampingi saat jenazah Erwin dibawa ke Cianjur.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Jenazah Ipda Erwin Yudha telah diberangkatkan ke Cianjur, Jawa Barat.
Hal itu dikatakan Kepala Manajemen Bisnis Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Agus E Susetyo, saat ditemui pada Senin (26/8/2019).
"Tadi pagi dari RSPP berangkat langsung ke Cianjur jam 06.45," ujar Agus.
Ia menambahkan, pihak keluarga juga turut mendampingi saat jenazah Erwin dibawa ke Cianjur.
"Dari awal sampai akhir ini, keluarga memang mendampingi 24 jam," kata dia.
Ipda Erwin, polisi yang terbakar saat mengamankan demo mahasiswa di Cianjur, telah dirujuk ke RSPP dari RS Polri sejak Jumat (16/8/2019).
Agus pun mengungkapkan kondisi Erwin selama beberapa hari terakhir menjalani perawatan di RSPP.
Ia mengatakan kondisi Erwin sudah tidak stabil sejak Jumat (23/8/2019) lalu.
"Kemudian hari Sabtu tensinya sudah cenderung turun, sampai hari Minggu dini hari tensinya tidak dapat naik kembali," ungkap dia.
"Mulai Minggu malam sampai dini hari tadi, pasien harus ditangani secara komprehensif untuk penanganan gawat darurat," tambahnya.
Erwin pun mengembuskan napas terakhirnya di RSPP pada Senin (26/8/2019) pukul 01.38.
Ia mengalami luka bakar hingga 72 persen, terutama di bagian dada dan wajahnya. Hal itu membuatnya kesulitan bernapas.
Ipda Erwin Meninggal Dunia, RSPP: Kami Sudah Berupaya Sekuat Tenaga

Pihak Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menyatakan telah berupaya maksimal untuk menyelamatkan nyawa Ipda Erwin Yudha.
"Kami selaku perwakilan manajemen sudah mengupayakan sedemikian rupa sekuat tenaga, namun Tuhan mengatakan lain," kata Kepala Manajemen Bisnis RSPP Agus W Susetyo, Senin (26/8/2019).
Ipda Erwin, polisi yang terbakar saat mengamankan demo mahasiswa di Cianjur, telah dirujuk ke RSPP dari RS Polri sejak Jumat (16/8/2019).
Agus pun mengungkapkan kondisi Erwin selama beberapa hari terakhir menjalani perawatan di RSPP.
Ia mengatakan kondisi Erwin sudah tidak stabil sejak Jumat (23/8/2019) lalu.
"Kemudian hari Sabtu tensinya sudah cenderung turun, sampai hari Minggu dini hari tensinya tidak dapat naik kembali," ungkap dia.
"Mulai Minggu malam sampai dini hari tadi, pasien harus ditangani secara komprehensif untuk penanganan gawat darurat," tambahnya.
Erwin pun mengembuskan napas terakhirnya di RSPP pada Senin (26/8/2019) pukul 01.38.
Ia mengalami luka bakar hingga 72 persen, terutama di bagian dada dan wajahnya. Hal itu membuatnya kesulitan bernapas.
Luka Bakar 72 Persen, Ipda Erwin Kesulitan Bernapas Hingga Akhirnya Meninggal Dunia

Ipda Erwin Yudha, Polisi yang mengamankan aksi demo mahasiswa di Cianjur, meninggal dunia.
Ia mengembuskan napas terakhirnya di Rumas Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (26/8/2019).
"Pasien dinyatakan meninggal dini hari tadi jam 01.38," ujar Kepala Manajemen Bisnis RSPP Agus W Susetyo.
Ia mengatakan, Erwin telah menjalani perawatan di RSPP sejak Jumat (16/8/2019) lalu.
Pihak RSPP pun langsung melakukan penanganan dengan menjadwalkan Erwin masuk ruang operasi.
Luka bakar yang ada di tubuh Erwin, kata Agus mencapai sekitar 72 persen, terutama di bagian dada sampai wajah.
• 2 Jasad Terpanggang di Dalam Mobil, RS Polri: Hampir jadi Arang Semua
• Geger Temuan 4 Tengkorak Manusia di Bekas Kandang Bebek, 1 Keluarga Hilang Misterius dan Sikap Aneh
• Pantas Nainggolan Jabat Ketua Sementara DPRD DKI Jakarta
• Luna Maya Ultah, Mantan Kekasih Reino Barack Kasih Ucapan Selamat & Minta Maaf
Menurut Agus, hal itulah yang menjadi salah satu penyebab meninggalnya Erwin.
"Faktor resiko salah satunya alasan sulit untuk bernapas. Tapi kita sudah tangani dengan dilubangi saluran pernafasannya untuk mempermudah saluran nafas," tuturnya.
Namun, karena luka bakar yang dialami cukup besar, butuh upaya besar dari tubuh Erwin sendiri.
"Jadi fisik pasien harus benar-benar kuat. Ini bukan hal yang kecil atau sederhana," terang Agus.