Jadi Anggota DPRD DKI, Anak Muda Ini Bakal Kembalikan Pin Emas Hingga Kritik Anies Baswedan

Para anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 yang bakal dilantik mulai berdatangan menuju ruang Paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Sosok William Aditya Sarana (23) di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Senin (26/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sejak pagi yang tak terlalu terik, para anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 yang bakal dilantik mulai berdatangan menuju ruang Paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Deretan karangan bunga papan ucapan selamat kepada mereka juga terlihat menghiasi halaman depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat.

Salah satu anggota yang hadir di sana berasal dari wakil Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang terbilang masih muda, William Aditya Sarana (23).

Mengenakan kemeja putih, jas hitam dan berdasi hitam, pria berkacamata ini langsung dikerumuni oleh awak media.

Pasalnya, William menjadi salah satu anggota DPRD DKI Jakarta periode baru yang termuda.

Dalam kesempatan yang berlangsung beberapa menit itu, ia cukup menyinggung banyak hal terkait beberapa persoalan.

Mulai dari masalah Ibu Kota yang sedang hangat diperbincangkan hingga harapan untuk Jakarta di tangan anak muda.

Kembalikan Pin Emas usai Dilantik

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih PSI, William Aditya Sarana, saat diwawancarai Wartawan, sebelum pelantikan jabatan anggota DPRD DKI Jakarta, di area kantor DPRD DKI Jakarta, Senin (25/8/2019).
Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih PSI, William Aditya Sarana, saat diwawancarai Wartawan, sebelum pelantikan jabatan anggota DPRD DKI Jakarta, di area kantor DPRD DKI Jakarta, Senin (25/8/2019). (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)

Wacana penggunaan pin emas yang akan disematkan pada baju anggota DPRD DKI yang bakal dilantik menuai pro dan kontra dari sejumlah pihak.

Bahkan, keberatan itu juga datang dari anggota DPRD yang bakal dilantik.

William menjadi orang yang sepakat untuk tidak menerima pin emas itu.

Menurutnya, penggunaan pin emas itu merupakan pemborosan anggaran.

Pin tersebut, lanjutnya, sebuah kebijakan yang tidak perlu serta tidak ada peraturan yang mengikatnya

"Tidak ada permendagrinya. Pinnya sendiri oke dari kuningan tapi tidak harus emas," ujarnya saat ditanya TribunJakarta.com pada Senin (26/8/2019).

Selain itu, penggunaan pin emas itu merupakan penghinaan kepada masyarakat.

Sebab, pin emas menggelontorkan dana yang tak kecil.

William akan mengembalikan pin emas itu apabila telah dilantik di Ruang Paripurna DPRD DKI Jakarta.

"Bila diberikan, kami akan mengembalikan pin emas itu. Kami pada awalnya sudah menolak," ujarnya.

Menyoal banyak pihak yang tidak menyukai sikap Wiliam dan partainya itu, itu hal yang wajar.

Bagi William, sikap itu bakal mengganggu zona nyaman para pihak khususnya partai-partai yang menentangnya.

Anak Muda Bicara Polusi Jakarta Saat Ini

Caleg DPRD DKI Jakarta terpilih dari Dapil 9, William Aditya Sarana pada Selasa (6/8/2019).
Caleg DPRD DKI Jakarta terpilih dari Dapil 9, William Aditya Sarana pada Selasa (6/8/2019). (Warta Kota)

Bicara soal polusi Jakarta yang mengkhawatirkan, William mengatakan harus adanya ketegasan dari pemerintah DKI Jakarta.

Kandungan senyawa di dalam polusi yang berpotensi menimbulkan penyakit kanker itu harus segera diambil sikap.

Menurut William, pemerintah harus tegas membatasi pertumbuhan kendaraan pribadi sehingga beralih ke transportasi umum.

Salah satu upaya, misalnya, dengan menegakkan peraturan electronic road pricing (ERP) atau sistem jalan berbayar.

"Kebijakan ERP harus segera dilaksanakan kecepatan Perda itu. Klasik masalahnya," ungkapnya.

Suasana DPRD DKI Jakarta
Suasana DPRD DKI Jakarta (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Dengan adanya kebijakan ERP itu akan berdampak dalam penggunaan kendaraan pribadi yang membeludak.

William pun juga menyoroti kebijakan ganjil genap yang tidak efektif hingga saat ini.

"Kebijakan itu membuat para pengendara mobil berpindah ke motor," tambahnya.

Wiliam juga menyoroti kurangnya anggota DPRD DKI yang melaporkan harta kekayaannya pada tahun 2019 ini.

Menurutnya, dengan dipilihnya anggota DPRD yang baru ini menjadi titik balik untuk melakukan perubahan.

"Ayok start ke budaya baru, budaya yang paling simpel adalah melaporkan harta kekayaan kita," terangnya.

Anies Dikritik Anggota DPRD Termuda

Suasana DPRD DKI Jakarta
Suasana DPRD DKI Jakarta (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dikritik oleh pria lulusan Universitas Indonesia dari Fakultas Hukum ini.

Menurutnya, Anies masih dinilai lamban dalam mengeksekusi kebijakan.

"Pak Anies ini gubernur di level gagasan. Jadi dia terlalu sibuk di level gagasan jadi kerjanya minim," terangnya.

Imbasnya, pembangunan di Ibu Kota serasa bergerak lamban lantaran tidak ada langkah taktis yang dilakukannya.

BREAKING NEWS : Penajam Paser Utara & Kukar Jadi Lokasi Ibu Kota Negara Baru, Ini Alasan Jokowi

Cerita Supriyadi Terpaksa Jalan Kaki Bopong Jenazah Keponakannya, Sempat Ingin Gunakan Motor

Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Siap Terima Sanksi Akibat Ambulans Tidak Bisa Angkut Jenazah

Belum 5 Menit Menikah Pengantin Baru Tewas Kecelakaan, Mobilnya Terguling Hingga Hancur

SEDANG BERLANGSUNG Drama India Ishq Mein Marjawan Senin, 26 Agustus Episode 35 di ANTV, Ini Linknya!

William juga menjadi anggota DPRD DKI Jakarta yang termuda.

Ia pun mendorong generasi milenials untuk melek politik dan terjun langsung ke dalamnya.

"Saya dorong mereka untuk terjun ke politik praktis. Mereka sebagian besar belum menikah sangat adaptif dengan perubahan. Kebanyakan perubahan radikal berasal dari mereka," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved