Sosok Husein Korban Tenggelam di Sungai Cisadane Hingga Perasaan Paman Saat Bopong Jenazah

Husein yang masih mengemban ilmu di kelas 3 SD itu dikenal sebagai sosok anak yang berbakti dan rajin mengaji.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Ega Alfreda
Supriyadi yang menunjukan foto almarhum Husein (8) keponakannya yang meninggal setelah hanyut di Sungai Cisadane, Senin (26/8/2019) 

Diketahui alasan ditolaknya layanan mobil ambulans karena mengikuti SOP yang ada yaitu ambulans diperuntukan untuk mengangkut pasien sakit.

Bukan mengantarkan jenazah ke rumah duka atau tujuan lainnya.

"Saya mengerti SOP itu karena pernah bekerja di rumah sakit juga. Tapi di sini sebagai kota Akhlakul Kharimah enggak ada cerminannya sama sekali," kata Supriyadi.

Setelah viral di media sosial jenazah ditolak ambulans untuk diantarkan ke rumah duka, Pemerintahan Kota Tangerang mengubah standar operasional (SOP) penggunaan ambulans.

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, mengatakan jajarannya telah mengevaluasi soal penggunaan mobil ambulans di Puskesmas yang tersebar di 13 Kecamatan.

Kedepannya, lanjut dia, mobil ambulans untuk pasien diperbolehkan digunakan dalam keadaan darurat terutama untuk membawa jenazah.

"Artinya tadi saya bicara masalah Permenkes 143 tahun 2001. Misalnya kaitan ambulans, trus kita akan ada UU otonomi daerah. Bisa menyesuaikan kondisi kebutuhan masyarakat," jelas Arief di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Senin (26/8/2019).

Senada dengan Arief, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Liza Puspadewi mengatakan dalam waktu dua hari jajarannya telah merubah SOP soal penggunaan jasa mobil ambulans.

Perubahan SOP yang sebelumnya tidak dapat melayani masyarakat secara maksimal itu akhirnya resmi dicanangkan mulai hari ini, Senin (26/8/2019).

"Atas kejadian ini, Wali Kota Tangerang sudah menginstruksikan kami (Dinkes) untuk merevisi SOP mengenai kegawatdaruratan ambulans SMART 119.
Kami sudah merevisinya, berlaku mulai hari ini," ungkap Liza.

Liza pun mengakui kurangnya sisi empati jajaran Pemerintahan Kota Tangerang perihal sisi kemanusian warganya yang sedang tertimpa musibah.

Kasus yang baru-baru ini viral pun dianggap Liza menjadi sebuah pengalaman dan pembelajaran yang besar pagi Pemerintahan Kota Tangerang terutama Dinas Kesehatan.

"Bagaimana kami bisa mememberikan pembelajaran kepada tenaga kesehatan di Dinkes Kota Tangerang. Dengan adanya kasus ini, mudah-mudahan ini akan mempertajam empati, sehingga kami bisa melayani masyarakat kota Tangerang," ucap Liza.

Pekan Ini, Polrestro Jakarta Selatan akan Gelar Kegiatan Bersama Warga Papua

Kali di Tangsel Ini 19 Tahun Kumuh Berair Hitam, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Kesal Akan Dilaporkan ke Atasan, Karyawan Restoran Tega Tusuk Teman Kerjanya

Standar Operasional yang mendadak diubah oleh Dinas Kesehatan menekankan kepada poin tambahan soal penggunaan mobil ambulans untuk kegawatdaruratan pasien dan masyarakat.

Permulaan kasus yang menggemparkan media sosial itu saat Husein (8) dan Fitrah (12) bersama dua orang temannya lagi hendak bermain air di bantaran Sungai Cisadane pada Jumat (23/8/2019).

Namun nahas, Husein dan Fitrah harus meregang nyawa setelah hanyut oleh ganasnya arus dalam Sungai Cisadane sekira pulul 15.00 WIB.

Jenazah Husein berhasil dievakuasi terlebih dahulu oleh warga dan malamnya Fitrah berhasil ditemukan dan dievakuasi oleh Basarnas pada pukul 21.52 WIB.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved