Kata Ayah yang Rudapaksa 2 Putrinya Selama 9 Tahun: Sadar saat Mengancam dan Perkosa Darah Dagingnya

Begini kata ayah yang rudapaksa 2 anaknya dari sembilan tahun yang lalu. Kini, sang istri, SL, dan NL alami depresi berat.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Siti Nawiroh
(KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY)
Penyidik Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease memeriksa RAL, tersangka yang mencabuli dua putri kandungnya sendiri, Kamis (22/8/2019) Foto: Humas Polres Pulau Ambon 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Siti Nawiroh

TRIBUNJAKARTA.COM, AMBON - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan seorang ayah yang seharusnya melindungi anaknya, malah melakukan tindakan tak terpuji.

RAL (54) tega memperkosa 2 anak kandungnya sendiri sejak tahun 2010.

Anak-anak malang ini adalah SL dan NL.

Keduanya kini telah berusia 20 tahun dan 22 tahun.

Pria Ini Edarkan Tembakau Gorila, Sasar Pelajar Tangsel

Anggota DPRD Kota Bekasi Tetangkap Kamera Sedang Tidur Saat Prosesi Pelantikan

Itu artinya, sang ayah telah merudapaksa buah hatinya dari mereka mereka bocah.

Atas perbuatan bejat RAL, kini ia sudah mendekam di Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.

Dari tim penyidik, Kasubag Humas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Ipda Julkisno Kaisupy memaparkan RAL tak terpengaruh alkohol saat melancarkan aksinya.

RAL secara sadar mencabuli kedua anaknya sampai yang terakhir bulan Juli 2019 lalu.

“Dari keterangan yang didapat, tersangka dalam keadaan sadar setiap kali mencabuli kedua putrinya itu, dia tidak mabuk,” kata Julkisno kepada Kompas.com.

Sama halnya dengan mengancam, RAL kerap berikan ancaman kepada SL dan NL untuk tak melaporkan kelakuan ayahnya.

Akan dibunuh jika mengadu, katanya.

“Sampai pada tingkat dia (tersangka) mengancam korban dengan parang itu dia dalam keadaan sadar dan tidak dipengaruhi minuman keras,” ujarnya.

Follow juga:

Kronologi kejadian

RAL merupakan warga di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.

Keterangan yang diperoleh, Julkisno dari pelaku, awalnya pelecehan itu dilakukan kepada SL.

Saat itu, RAL memanggil anaknya, SL untuk masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar itulah, RAL melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan.

Tak hanya itu, sebelum menyetubuhi anaknya, RAL mengancamnya lebih dulu.

SL yang masih bocah ketakuan dan tak bisa berbuat apa-apa.

“Sebelum menyetubuhi SL, tersangka terlebih dahulu mengancamnya. Jadi, karena ketakutan, korban tak bisa berbuat apa-apa sehingga tersangka langsung melancarkan aksinya,” kata Julkisno, kepada Kompas.com, Kamis (22/8/2019).

Ilustrasi pelecehan seksual
Ilustrasi pelecehan seksual (megapolitan.kompas.com)

Setelah hari itu, RAL kerap mengulangi perbuatan haramnya sampai sebelum ia dilaporkan.

Diancam dibunuh dan akhirnya melapor

RAL pun melakukan hal yang sama kepada kakaknya SL, NL.

Selama sembilan tahun, dengan perasaan tenang RAL terus melakukan aksi bejatnya.

Dalam keterpurukan, kedua anaknya tak bisa berbuat apa-apa.

Mereka diancam untuk tak mengadu pada siapapun, termasuk ibunya dan keluarga yang lain.

Jika mengadu, RAL mengancam akan membunuh kedua anaknya.

Anggota DPRD Kota Bekasi Tetangkap Kamera Sedang Tidur Saat Prosesi Pelantikan

Sudah Rapuh, Jembatan Gantung Srengseng Sawah Nyaris Telan Korban Jiwa

SL dan NL pun menyimpan keterpurukannya ini selama 9 tahun dan harus rela menjadi budak seks ayah kandungnya sendiri.

Pelecehan terakhir kali yang diterima mereka pada Juli 2019 lalu.

Saat itu, SL dan NL sudah tak tahan lagi dengan pelecehan yang diterimanya.

Setelah 9 tahun, keduanya memberanikan diri melaporkan perbuatan ayah kandunganya ke polisi.

“Kasus itu dilaporkan korban pada tanggal 6 Agustus 2019 lalu. Saat itu, tim Buser Polres Pulau Ambon langsung bergerak menangkap pelaku di rumahnya,” kata dia.

RAL ditangkap dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Baca juga:

Tersangka dijerat Pasal 81 Ayat (3) UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 285 KUHP.

Keadaan terkini istri dan anak yang menjadi korban

Atas kejadian ini, sang ibu, istri RAL mengalami depresi.

Begitu juga dengan SL dan NL yang alami trauma berat.

Ibu dan dua anak yang jadi korban kini tinggal di rumah neneknya, di Kecamatan Teluk Ambon.

Ilustrasi.
Ilustrasi. (Tribunnews)

“Saat ini ibu kedua korban mengalami depresi berat, bahkan selalu bolak balik rumah sakit khusus di Nania,” kata Julkisno.

Sang ibu yang merupakan seorang PNS sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa keluarganya.

Bahkan diketahui, sang ibu bulak-balik ke rumah sakit khusus di Ambon untuk menjalani perawatan dan sampai tak masuk kerja.

“Ibu dari kedua korban ini adalah PNS, tapi belakangan sudah tidak masuk kerja lagi karena depresi berat,” ujarnya.

(Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved