Firasat Rosidah Sebelum Kematian Asbulloh, Telepon Kedua Tak Aktif Kemungkinan Dimatikan Pembunuhnya

Rosidah berfirasat tak enak lalu memutuskan menelepon ponsel suaminya, Asbulloh. Panggilan kedua, ponsel tak aktif, kemungkinan dimatikan pembunuhnya.

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Rosidah (kerudung hijau) tak kuasa menahan tangis ketika jenazah suaminya Asbulloh tiba di rumah duka, Jalan Mandor Basar Gang Swadaya, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu (28/8/2019). 

"Uang yang disetorkan bisa Rp 8 juta sampai Rp 15 juta. Setiap hari setorannya," ungkap Syafrudin.

Warga Kelurahan Grogol, Limo, tak bisa memastikan siapa pertama kali menemukan jasad Asbulloh.

"Saya dapat informasi dari tukang ojek. Katanya ada mayat," ungkap Amat warga sekitar.

Lain halnya dengan Syafrudin. Ia mendengar kabar kematian Asbulloh langsung dari Rosidah, istri korban.

Mulanya, teman Asbulloh seorang pengemudi ojek online melintas di lokasi.

Ia penasaran dan mendekati warga yang berkerumun di tengah kebon pisang.

Orang yang terbaring dan dikerumuni warga adalah jasad Asbulloh.

Akhirnya, pengemudi ojek online ini kemudian menghubungi Rosidah.

"Teman almarhum ada yang ojol lewat lokasi kejadian sudah ramai, pas dilihat ternyata korbannya temannya sendiri kan."

"Langsung ngabarin istrinya, istrinya ngabarin saya," Syafrudin menambahkan

Motor yang digunakan korban untuk bekerja ditemukam didalam aliran kali krukut, Limo, Kota Depok
Motor yang digunakan korban untuk bekerja ditemukam didalam aliran kali krukut, Limo, Kota Depok, Rabu (28/8/2019) (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Barang Korban Hilang

Harta Asbulloh yang raib di antaranya handphone, tas, hingga dompet.

"Semua barangnya hilang, apa mungkin dirampok atau ada yang dendam."

"Orangnya baik. Semenjak menikah rajin bekerja keras, ibadahnya juga lancar," beber Syafrudin.

Sementara sepeda motor Suzuki Smash merah hitam nomor polisi B 6596 EFJ ditemukan di dalam aliran Kali Krukut yang mengering.

Lokasi penemuan sepeda motor tersebut cukup jauh jaraknya dari lokasi korban ditemukan.

Dengan motor ini Asbulloh sehari-hari berjualan mengantarkan ayam potong ke para pedagang langganan di sejumlah pasar di Depok, Bekasi hingga Bogor.

"Sehari-hari dia pakai itu motor buat kerja," ujar Syafrudin.

Kapolsek Limo Kompol Iskandar menuturkan motor tersebut bukan motor pribadi Asbulloh.

“Itu motor bosnya, nah biasa digunakan oleh si korban,” ujar Iskandar dikonfirmasi penemuan motor tersebut.

Suasana di lingkungan rumah korban di Jalan Mandor Basar, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok.
Suasana di lingkungan rumah korban di Jalan Mandor Basar, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok. (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Tas Korban Diincar

Sebanyak tujuh saksi telah dimintai keterangan oleh penyidik Reskrim Polres Depok.

Mereka dimintai keterangan terkait penemuan jasad Asbulloh di kebon pisang, Jalan Pulo Mangga, Grogol, Limo

Kapolresta Depok AKBP Azis Andriansyah mengatakan tujuh saksi tersebut ada dari warga sekitar dan keluarga korban.

"Sampai sekarang sudah ada tujuh saksi yang kami periksa, diantaranya istri dan keluarganya," ujar Azis.

Barang bukti yang diamankan dari lokasi berupa pecahan batu, sandal dan pakaian korban, gagang pisau, hingga motor yang dikendari korban.

Hasil penyelidikan sementara, kemungkinan tas korban yang hilang hingga saat ini menjadi motif pelaku nekat menghabisi nyawa korban.

"Menurut keterangan dari keluarga juga rekan kerja, ada tas yang dibawa korban," ucap Azis.

"Tas itu sekarang belum ditemukan, kemungkinan tas dan isinya tersebut yang jadi motif pelaku menghabisi korban," ia menambahkan.

Rosidah (kerudung hijau) tak kuasa menahan tangis ketika jenazah suaminya Asbulloh tiba di rumah duka, Jalan Mandor Basar Gang Swadaya, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu (28/8/2019).
Rosidah (kerudung hijau) tak kuasa menahan tangis ketika jenazah suaminya Asbulloh tiba di rumah duka, Jalan Mandor Basar Gang Swadaya, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu (28/8/2019). (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Rosidah Tak Kuasa Liha Wajah Asbulloh

"Saya kuat, saya kuat," ucap Rosidah meyakinkan diri.

Itulah momen Rosidah melihat wajah suaminya, Asbulloh (37) yang sudah dikafani.

Sekuat tenaga menahan air matanya tak tumpah, Rosidah mendekat dan menciumnya sebelum jenazah si suami berkalang tanah.

Kerabat yang lain menangis, tak percaya Asbulloh dijemput ajal dengan cara mengenaskan pada Rabu pagi.

Rosidah cukup kuat, tapi tidak untuk anak pertama Asbulloh.

Ia terus menjerit memanggil nama ayahnya.

"Aku enggak rela, aku enggak rela ayah pergi," teriak si anak sembari ditenangkan anggota keluarga yang lain.

Lantunan selawat terus menggema mengiringi kedatangan jenazah Asbulloh.

Tak sedikit warga berduka sambil memanjatkan doa untuk almarhum di rumah duka di Jalan Mandor Basar Gang Swadaya, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu malam.

Malam itu juga jenazah Asbulloh dimakamkan di TPU tak jauh dari rumahnya.

Semoga almarhum husnul khotimah. (TribunJakarta.com/Dwi Putra)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved