Curhatan Mahasiswa S2 ITB Muhtar Amin Sebelum Tewas Gantung Diri : Tiap Waktu Berlalu Terasa Menusuk

Saat itu, temannya merasa curiga karena adanya penampakan tali biru yang ada di pintu kosan Muhtar Amin.

Editor: Kurniawati Hasjanah
Net
Ilustrasi tewas 

Aku tidak tahu," tulis Muhtar Amin.

Akan tetapi, Muhtar Amin mengurungkan niatnya itu karena ia melihat kedua orangtuanya yang selalu ada di sisinya.

Tak hanya itu, Muhtar Amin juga mengungkapkan bahwa dirinya ini adalah sosok yang tak pandai bergaul.

Ia pun mengaku ketakutan ketika berada di tengah kesendirian.

Apalagi ketika depresinya kembali melanda. Ia takut sendirian

"Dalam hidupku aku bukanlah orang yang punya banyak teman. Aku tidak pandai bergaul. Keberadaan sesorang dan ketiadaan sesorang sangat berarti bagiku. Maka dari itu aku takut.

Aku takut kalau selama ini aku terlalu clingy kepada orang-orang yang mengenalku. Aku takut sendirian. Ketika aku Depresi aku merasa sangat sendirian. Tidak ada yang dapat aku ajak curhat. Tidak ada yang dapat aku peluk. Tidak ada yang bilang kepadaku kalau dia mengerti dan mau menenangkanku," tulis Muhtar Amin.

Ilustrasi Gantung Diri
Ilustrasi Gantung Diri (Tribunnews.com/Ilustrasi)

"Saat aku Depresi aku merasakan ketiadaan itu jauh lebih baik dari pada keberadaan. Setiap waktu yang berlalu terasa menusuk. Pekerjaan semuanya tertunda. Apapun tidak ingin dilakukan. Yang diinginkan adalah ketiadaan.

Aku masih merasa aku tidak benar-benar sembuh dari Depresi. Kalau Depresi itu dianalogikan sebagai ruangan aku sekarang hanya berhasil keluar dari ruangan itu. Sangat mungkin aku untuk kembali ke ruangan itu bahkan terjerumus ke dalam sumurnya yang dalam," tulisnya lagi.

Setelah itu, Muhtar Amin sempat mengungkapkan bahwa ia akan berjuang untuk melawan depresinya.

Hal itu akan ia lakukan untuk keluarga dan teman-teman yang selama ini sudah mendukungnya.

"Maka ketika ada temanku yang Depresi aku ingin berusaha membantunya. Apalagi kalau teman itu adalah orang yang paling aku sayangi. Temanku, kamu tidak perlu khawatir. Kita akan lalui ini bersama-sama. Bukankah ini menakjubkan? Aku dan kau adalah makhluk yang sangat kompleks. Namun kita dapat bertemu dalam waktu dan tempat yang dekat seperti ini! Apabila keajaiban itu ada bukankah inilah keajaiban. ;)," pungkasnya.

Setelah tulisan ini dibuat, beberapa bulan kemudian, Muhtar Amin nekat melakukannya, yakni gantung diri.

Sosok yang Berprestasi

Di kampusnya, Muhtar Amin dikenal sebagai mahasiswa berprestasi.

Bahkan berdasar rekam jejak pendidikannya, Muhtar Amin telah berprestasi sejak kecil.

Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Miming Miharja, menyebut bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi S2-nya, Muhtar Amin mendapat angka hampir sempurna.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved