Berdagang Pintu Keliling di Jaksel, Tuwuh Semangat Kerja Demi Temui Keluarga Tiap Bulan di Jogja
Selain membawa daun pintu berbahan kayu mahoni, ia juga menjual tampah yang umumnya digunakan para ibu rumah tangga.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Rr Dewi Kartika H
"Makin lama kok selama bertahun-tahun saya tarik dengan gerobak, saya merasa capek," bebernya.
Tuwuh melihat ada seorang pedagang pintu yang lebih dulu menggunakan motor.
Ia kemudian mengikuti jejaknya agar menghemat waktu serta tenaga ketimbang dengan gerobak.
Motor bebek Smash tahun 2010 miliknya pun dimodifikasi agar bisa memuat daun pintu yang dijualnya itu.
"Saya modif motor sendiri bareng anak habis sekira Rp 2 juta. Daripada jarang dipakai mending saya manfaatkan," tambahnya.
Tampak di depan dan belakang motornya terpasang tulisan "Jual Pintu"
Ada juga yang bertuliskan nomor teleponnya agar pintu bisa langsung diantarkan kepada pengunjung yang memesannya.
"Jual Pintu Pak De 082138012193", begitu tulisnya.
"Istilahnya ini jemput bola ke warga. Biar mereka enggak susah nyari pintu. Kalau udah ketemu kan jadi bisa tawar-menawar di sana," lanjutnya.
Saat Tuwuh berada di jalan, para pengendara sebagian besar memahaminya.
Pengendara motor dan mobil memperlambat lajunya.
"Kadang-kadang malah dikasih jalan," katanya.
Semangat Kerja Demi Melepas Rindu dengan Keluarga di Jogja

Selama di Jakarta, Tuwuh merantau seorang diri meninggalkan istri dan dua orang anaknya.
Ia tinggal bersama dua penjual pintu lainnya di mess seorang pengusaha pintu di kawasan Srengseng Sawah, Jagakarsa.