Gadis Ini Temukan Kekasihnya Gantung Diri Pakai Sarung, Teringat Perilaku Rama: Kerap Murung & Cemas

Ani temukan sang kekasih, Rama tewas gantung diri di dalam kamar kontrakannya, bawa ke rumah sakit pakai motor.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Wahyu Aji
Istimewa
Ilustrasi Gantung Diri 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Siti Nawiroh

TRIBUNJAKARTA.COM - Nasib naas menimpa seorang gadis di Dangerakko, Kecamatan Wara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Ia harus melihat kekasihnya tewas gantung diri di depan matanya.

Pacarnya, Rama (25) memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri pada Jumat (6/9/2019) malam.

Pria Paruh Baya Ditemukan Bunuh Diri di Bak Mandi, Diduga karena Mobil Miliknya Dibawa Lari

Bukan dengan  tali, Rama gantung diri menggunakan kain sarung di kamar kontrakannya di Pondok Damai.

Orang yang pertama kali melihat Rama gantung diri tak lain adalah sang kekasih korban, Ani (25).

Saat pulang kerja, Ani mengunjungi kamar kontrakan Rama.

Awalnya, kamar Rama terkunci rapat dari dalam.

Gabung Latihan, Tim Pelatih Persija Proyeksikan 3 Pemain Baru Tampil Lawan Persipura

Ani tak bisa membukannya dan meminta bantuan ke penghuni kos lainnya untuk berupaya masuk ke dalam.

Penghuni kos lain, Adi (30) membantu Ani mendobrak pintu kamar kekasihnya.

“Hasil keterangan Ani atau pacar korban bahwa ia ingin masuk ke dalam kamar kos namun pintu kos milik korban tertutup dan terkunci dari dalam. Ia meminta tolong kepada lelaki penghuni kos lainnya, yakni Adi (30) untuk mendobrak pintu kamar agar masuk melalui lubang yang ada di atas WC (tembus dengan ruang tamu kost korban)," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Palopo Ardy saat dikonfirmasi, Sabtu (7/09/2019).

Meriahkan Peringatan Tahun Baru Islam, 29 Mobil Hias Ikut Pawai di Cipayung

Namun naas, setelah berhasil mendobrak pintu dan masuk ke dalam, Ani malah menemukan Rama yang menggantung menggunakan sarung.

Saat itu juga, Ani dan Adi langsung membawa korban ke Rumah Sakit At-Medika Kota Palopo menggunakan sepeda motor berboncengan.

Menurut Ani, pacarnya itu akhir-akhir ini kerap terlihat murung dan cemas.

Namun Ani tak mengetahui apa penyebabnya.

Follow juga:

“Memang selama ini dia sering termenung, cemas dan galau, saya tidak tahu apa sebabnya,” ujar Ani sambil menangis.

Sementara itu, Lurah Dangerakko, Kirawan mengatakan, korban belum lama tinggal di kamar kontrakan tersebut.

Hasil olah TKP oleh Tim Inafis Polres Palopo, korban dinyatakan meninggal dunia karena gantung diri.

“Setahu saya si korban belum lama tinggal disini, baru beberapa bulan dan dia bekerja sebagai buruh harian yang tidak menetap,” tutur Kirawan.

Mahasiswa S2 ITB gantung diri

Selasa (3/9/2019) publik digegerkan dengan seorang pria Mahasiswa S2 ITB yang tewas bunuh diri.

Ia adalah Muhtar Amin (25), mahasiswa jurusan Micro Elektronika Institut Teknologi Bandung.

Jasadnya ditemukan di kamar kos dengan tali yang mengikat di lehernya.

Kejadian naas ini terjadi pada sore hari, Muhtar Amin yang sedang melanjutkan studi S2 nya tinggal di sebuah indekos di Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Awalnya, teman curiga melihat ada tali tambang terlilit di kusen pintu.

Mereka pun mengecek dan mencoba mendobrak pintu kamar korban.

Pelindo Diberi Waktu 1x24 Jam Putuskan Nasib Pembersihan Kampung Bengek

 Kampung Bengek Tanggung Jawab Pelindo, Pemerintah Stop Pembersihan Sampah

Jak Lingko Bakal Tambah 8 Trayek Baru di Jakarta Timur

Namun pintu sempat susah dibuka karena terhalang oleh tubuh korban yang sudah tak bernyawa.

Akhirnya tali tambang digunting dan korban jatuh ke bawah dalam posisi terlentang.

Melihat Muhtar Amin yang sudah tak bernyawa, mereka langsung melapor ke polsek.

Ketua RT 4/5, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Dadang Margana (47) mengaku tak menyangka.

Pagi sebelum kejadian, Dadang mengaku masih bertemu dengan Muhtar Amin.

Dadang bercerita, Selasa pagi Muhtar Amin melintas di depan rumahnya dan melempar senyuman.

"Paling hanya senyum-senyum saja," kata Dadang Margana kepada TribunJabar.id, Rabu (4/9/2019) di rumahnya.

Rumah Dadang teryata berada persis di samping kanan kontrakan yang sempat dihuni Muhtar Amin.

Jadi, Dadang kerap melihat jika Muhtar Amin bepergian.

Follow juga:

Dadang menuturkan, Muhtar Amin merupakan orang yang tak banyak bicara.

Saat pria berumur 25 tahun itu gantung diri di kamar indekosnya, Dadang sedang bekerja.

Ia sedang mengetik surat domisili di rumahnya sekitar pukul 16:25 WIB.

Hingga pukul 17:30 WIB, Dadang mendengar adanya suara tangisan dan teriakan.

Ia pun lari ke depan rumah dan sudah banyak orang, bahkan ada yang menangis.

"Teman saya pak, teman saya pak," kata penghuni kontrakan kepada Dadang.

Rupanya, Dadang ikut saat mencoba dobrak pintu Muhtar Amin.

"Setelah saya lihat, Muhtar Amien sudah terlentang di lantai. Seperti tidak percaya, saya spontan mengatakan "Kamu" sembari melihat Muhtar," kata Dadang.

Mengetahui hal tersebut, Dadang selaku pengurus kewilayahan langsung menghubungi pihak kepolisian dan polisi tak lama kemudian datang bersama Inafis.

Setelah dilakukan olah TKP, jenazah kemudian dibawa ke RSHS Bandung dan beberapa penghuni diminta keterangan di kantor polisi.

Sedikit profil tentang Muhtar Amin

Dilansir TribunnewsBogor.com dari akun Linkedin dan Instagram pribadinya, Muhtar Amin baru saja wisuda S1 pada bulan Juli 2018 dengan mengambil jurusan Teknik Elektro.

Tak lama setelah itu, Muhtar Amin pun langsung meneruskan kuliah S2-nya.

Ketika ditemukan gantung diri di pintu kosannya, terungkap bahwa Muhtar Amin ini mengalami masalah dalam hidupnya. Ia Depresi.

Hal tersebut terungkap dari secarik surat kontrol yang ada di kamar indekosnya.

Surat tersebut dari bagian kejiwaan Rumah Sakit Melinda 2.

Soal Depresi yang diidap Muhtar Amin pun sempat ia curahkan ke dalam akun blog pribadinya pada November 2019.

Bahkan, dituliskan Muhtar Amin pada April 2018 sempat mendatangi psikolog untuk konsultasi masalah depresinya.

"Depresi. Aku pernah merasakan Depresi. April 2018 lalu aku ke psikolog mengikuti konseling karena Depresi. Aku merasakan Depresi dan terus berpikir untuk bunuh diri," tulisnya.

Setelah konsultasi ke psikolog, Muhtar Amin merasa tak sedepresi dulu.

Namun ia mengaku tidak tahu jika suatu saat nanti ia malah nekat bunuh diri dengan cara melompat dari gedung, gantung diri, atau mengiris urat nadi di tangannya.

"Aku sudah tidak merasa sesedih April 2018 lalu. Namun bagaimana aku bisa tahu? Bagaimana aku tahu kalau nanti malam, atau besok, atau lusa aku tidak akan melompat dari gedung atau menggantung diri atau memutus nadi. Bagaimana aku bisa tahu?

Aku tidak tahu," tulis Muhtar Amin.

Akan tetapi, Muhtar Amin mengurungkan niatnya itu karena ia melihat kedua orangtuanya yang selalu ada di sisinya.

Tak hanya itu, Muhtar Amin juga mengungkapkan bahwa dirinya ini adalah sosok yang tak pandai bergaul.

Follow juga:

Ia pun mengaku ketakutan ketika berada di tengah kesendirian.

Apalagi ketika depresinya kembali melanda. Ia takut sendirian

"Dalam hidupku aku bukanlah orang yang punya banyak teman. Aku tidak pandai bergaul. Keberadaan sesorang dan ketiadaan sesorang sangat berarti bagiku. Maka dari itu aku takut.

Aku takut kalau selama ini aku terlalu clingy kepada orang-orang yang mengenalku. Aku takut sendirian. Ketika aku Depresi aku merasa sangat sendirian. Tidak ada yang dapat aku ajak curhat. Tidak ada yang dapat aku peluk. Tidak ada yang bilang kepadaku kalau dia mengerti dan mau menenangkanku," tulis Muhtar Amin.

"Saat aku Depresi aku merasakan ketiadaan itu jauh lebih baik dari pada keberadaan. Setiap waktu yang berlalu terasa menusuk. Pekerjaan semuanya tertunda. Apapun tidak ingin dilakukan. Yang diinginkan adalah ketiadaan.

Aku masih merasa aku tidak benar-benar sembuh dari Depresi. Kalau Depresi itu dianalogikan sebagai ruangan aku sekarang hanya berhasil keluar dari ruangan itu. Sangat mungkin aku untuk kembali ke ruangan itu bahkan terjerumus ke dalam sumurnya yang dalam," tulisnya lagi.

Setelah itu, Muhtar Amin sempat mengungkapkan bahwa ia akan berjuang untuk melawan depresinya.

Hal itu akan ia lakukan untuk keluarga dan teman-teman yang selama ini sudah mendukungnya.

"Maka ketika ada temanku yang Depresi aku ingin berusaha membantunya. Apalagi kalau teman itu adalah orang yang paling aku sayangi. Temanku, kamu tidak perlu khawatir. Kita akan lalui ini bersama-sama. Bukankah ini menakjubkan? Aku dan kau adalah makhluk yang sangat kompleks. Namun kita dapat bertemu dalam waktu dan tempat yang dekat seperti ini! Apabila keajaiban itu ada bukankah inilah keajaiban. ;)," pungkasnya.

Setelah tulisan ini dibuat, beberapa bulan kemudian, Muhtar Amin nekat melakukannya, yakni gantung diri.

Di kampusnya, Muhtar Amin dikenal sebagai mahasiswa berprestasi.

Bahkan berdasar rekam jejak pendidikannya, Muhtar Amin telah berprestasi sejak kecil.

Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Miming Miharja, menyebut bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi S2-nya, Muhtar Amin mendapat angka hampir sempurna.

"IPK S2 (Pascasarjana) almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. Jadi dalam konteks kinerja belajar mestinya tidak ada masalah, karena baik-baik saja ya," ujar Miming menjelaskan.

Bahkan sejak SD, Muhtar Amin sudah mengikuti Olimpiade Sains Nasional di bidang IPA.

Ilustrasi Gantung Diri
Ilustrasi Gantung Diri (Istimewa)

Karena prestasi itu aku mendapatkan beasiswa di SMP di Semarang.

Setelah lulus SMP, Muhtar Amin melanjutkan sekolah SMA di Turki.

Seorang Mahasiswa S2 ITB itu temukan meninggal gantung diri di kamar indekosnya.

Hal ini pertama kali diketahui temannya. Kecurigaan sang teman bermula dari sebuah tali.

Ada tali tambang biru yang menarik perhatian teman Muhtar Amin.

Tali tersebut tampak terlilit di kusen pintu.

"Diketahui oleh temannya yang curiga melihat ada tali tambang biru terlilit di kusen pintu," Kapolsek Coblong, AKP Auliya Djabar

Kemudian, sang teman memberitahu teman lainnya.

Akhirnya mereka pun berusaha mendobrak pintu kamar Muhtar Amin.

Kala itu, Selasa (3/9/2019) sore, mereka kesulitas mendobrak pintu.

Ternyata tubuh korban berada di balik pintu tersebut.

Tak kehabisan akal, mereka pun membawa gunting untuk melepas tali tambang tersebut.

"Korban terlepas dari tali ikatan jatuh ke bawah dalam posisi terlentang," kata Auliya Djabar.

Saat ditemukan, Muhtar Amin sudah meninggal dunia.

Namun, tubuhnya disebut masih segar saat ditemukan.

"Bunuh diri dengan cara gantung diri di kusen pintu kamar kostnya," katanya.

Polisi memprediksi korban belum lama meninggal setelah ditemukan.

Jasad korban langsung dibawa ke rumah sakit, yakhi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

(TribunJabar.id/TribunnewsBogor.com/ Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved