Kisah Nuridin: 31 Tahun Jadi Ojek Sepeda di Kota Tua, Pernah Dihipnotis hingga Ditabrak Mobil
"Sejak tahun 1988 saya sudah narik ojek sepeda. Sejak kawasan belum tertata sampai saat ini," kenangnya.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Ia mengantarkan turis itu menuju Pelabuhan Sunda Kelapa.
"Ada koordinatornya yang mengajak para ojek onthel untuk antarkan rombongan turis itu. Lumayan dapatnya," terangnya.
Puluhan Tahun Jadi Ojek Sepeda di Kota Tua
Kedua kakinya telah puluhan tahun menggowes sepeda onthelnya berkeliling kompleks Kota Tua.
Dulu, kawasan itu masih belum tertata rapi.

Pilihan transportasi pun belum banyak dan semudah saat ini.
"Sejak tahun 1988 saya sudah narik ojek sepeda. Sejak kawasan belum tertata sampai saat ini," kenangnya.
Bekerja sebagai ojek sepeda bermula saat Nuridin mencoba sepeda onthel milik saudaranya untuk mencari penumpang.
Lambat laun, ia tertarik hingga menyewa sepeda sendiri.
Setelah menjajal kerja jadi ojek sepeda onthel cukup lama, ia pun memutuskan untuk membeli sendiri sepeda onthel.
"Biar enggak mikirin setoran harus bayar Rp 10 ribu tiap Minggu, jadinya saya beli sendiri," kata pria anak tiga itu.
Dari pekerjaannya ini, ia mampu membesarkan ketiga anak perempuannya.
"Dua anak saya sudah berkeluarga, satu anak masih saya urus karena istri saya sudah tutup usia," tambahnya.
Pernah Dihipnotis Hingga Ditabrak Mobil
Asam manis kehidupan di jalanan pun dirasakan Nuridin yang puluhan tahun bekerja sebagai ojek sepeda.