Pembunuh Wanita yang Ditemukan Setengah Telanjang di Kafe: Sempat Salurkan Hasrat Lalu Minum Kopi

Ayub pelaku pembunuh Nisa'a yang jasadnya telanjang di bagian bawah sempat minum kopi di warkop. Alasannya membunuh karena perhiasan.

Penulis: Suharno | Editor: Erik Sinaga
surya/sugiyono/istimewa
Pengakuan Sholahudin Alayubi Usai membunuh Hadryil Choirun Nisa'a (25), pemilik Kafe Penjara Gresik. 

TRIBUNJATENG.COM - Sholahudin Alayubi (24) tega menghabisi nyawa temannya yang juga sekaligus rekan bisnisnya, Choirun Nisa'a (25).

Warga Perum Banjarsari Asri, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cerme, Gresik ini membunuh korban lantaran kebutuhan ekonomi.

Bahkan lokasi tempat pelaku menghabisi korban yakni Kafe Penjara di Gresik, mereka rintis bersama.

Pria yang kerap dipanggil Ayub ini mengaku tidak berniat membunuh Nisa'a.

Ayub beralasan hanya ingin mengambil perhiasan miliki Nisa untuk mebayar utang-utangnya.

Dia mengaku terbelit utang sekitar Rp 5 juta.

"Saya hanya mengincar perhiasannya dan HP-nya (telepon selulernya,red). Ternyata dia memberontak," ujar Ayub seperti dilansir dari Surya.co.id.

"Saya langsung menyekapnya. Tidak ada niatan untuk membunuhnya," sambung Ayub.

Ayub mengatakan antara korban dengannya sudah kenal sejak kecil.

Bahkan, almarhum bapak korban juga pernah bisnis bersama dengan ayah Ayub.

"Sudah kenal sejak kecil dengan Nisa'a, sehingga karena saat minta perhiasannya memberontak, langsung saya bekap. Ternyata sampai meninggal dunia," imbuhnya.

Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro merilis pelaku pembunuhan pemilik Cafe Gresik beserta barang buktinya di Mapolres Gresik, Rabu (11/9/2019).
Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro merilis pelaku pembunuhan pemilik Cafe Gresik beserta barang buktinya di Mapolres Gresik, Rabu (11/9/2019). (surya.co.id/sugiyono)

SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Timnas U19 Indonesia Vs Iran Jelang Kualifikasi Piala Asia

Memancing Pakai Kucing

Ayub mengatakan memancing korban untuk datang ke Kafe Penjara di Jalan Raya Cerme, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Selasa (10/9/2019) sekitar pukul 20.00 WIB.

Untuk memancing korban masuk ke kafe, Ayub memancingnya pakai kucing. 

Sebab, pelaku dengan korban sudah kenal sejak kecil, sehingga tahu hewan kesukaan korban.

Selain itu, Kafe Penjara yang dirintis pelaku bersama korban juga sudah tutup selama beberapa bulan.

"Kucing ini untuk memancing korban untuk masuk ke dalam Kafe. Setelah korban masuk, pelaku langsung menutup pintu gerbang," papar Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro, Rabu (11/9/2019).

"Setelah itu, pelaku memeluk tubuh korban dari belakang," sambungnya.

Ternyata korban berteriak dan memberontak meminta tolong.

Karena kondisi kafe sepi dan area kafe yang remang-remang, sehingga aksi tersebut dilanjutkan dengan membekap mulut dan mencekik leher korban agar tidak berteriak. Sampai korban pingsan.

"Karena korban masih gerak-gerak, kemudian dilanjutkan membekap dan mencekik kedua kalinya sampai korban meninggal dunia. Setelah itu, korban dilucuti celana dan perhiasannya," imbuhnya.

Pelaku Sempat Memuaskan Nafsunya

Setelah mengambil perhiasan dan ponsel, pelaku sempat mengeluarkan sperma ke tubuh korban sebagai bentuk pelampiasan nafsu birahinya.

Setelah itu pelaku keluar dari kafe seorang diri dengan mengendarai motor dan membawa tas beserta perhiasan korban ke rumah yang tidak jauh dari kafe tersebut.

Sampai di rumah, pelaku mandi dan sempat ngopi di warkop.

Aksi pembunuhan itu terungkap ketika warga curiga ada seorang diri keluar kafe.

Padahal, saat masuk ada dua orang.

"Dari kecurigaan itu, warga akhirnya melaporkan ke Polsek. Setelah itu, anggota ke lokasi sambil memanggil pengelola kafe," imbuhnya.

Di jok motor milik Ayub ditemukan  ada perhiasan, ponsel dan barang-barang milik korban.

"Akhirnya, pelaku langsung ditangkap di rumahnya tanpa ada perlawanan. Tidak sampai tiga jam sudah tertangkap," imbuhnya.

Barang bukti yang disita diantaranya, kandang kucing, cangkul, perhiasan dan motor milik korban.

Barang bukti tersebut rencananya akan dikubur di dalam area kafe menggunakan cangkul.

"Sekarang masih didalami motif pembunuhannya," kata Wahyu, alumnus Akpol 1998.

"Korban digeletakan di pos penjagaan samping pintu gerbang dalam karung sak sambil dibubuhi serbuk kopi. Kemudian akan dikubur di area kafe itu, tapi terburu tertangkap," imbuhnya.

Korban Hadryil Choirun Nisaa semasa hidupnya (kiri) dan jasadnya di kamar mayat RSUD Ibnu Sina Gresik, Rabu (11/9/2019).
Korban Hadryil Choirun Nisaa semasa hidupnya (kiri) dan jasadnya di kamar mayat RSUD Ibnu Sina Gresik, Rabu (11/9/2019). (surya.co.id/istimewa/sugiyono)

SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming PSM Makassar Vs PSIS Semarang, Sama-sama Butuh Poin

Ibu Korban Tak Mengira

Sebelum kejadian, korban sempat pamit kepada keluarganya sekitar pukul 18.30 wib.

Ia hendak menemui rekan usahanya di Kafe Penjara.

"Anaknya masih pakai seragam kerja. Habis Magrib keluar rumah untuk menemui teman usahanya," ujar sang ibunda saat menunggui jenazah putrinya di kamar mayat RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik, Rabu (11/9/2019).

Nyatanya, sampai malam hari, korban Hadryil Choirun Nisa'a tak kunjung pulang.

Sang ibunda yang menghubunginya via pesan WhatsApp hanya terkirim, tak terbaca.

Setelah upaya komunikasi via WhatsApp tak kunjung berhasil, ibunda korban meminta bantuan adik korban untuk mencarinya.

Namun, pencarian itu pun tak membuahkan hasil.

Awalnya, sang ibu mengira Nisa tewas karena kecelakaan. 

Dugaan itu muncul setelah Rabu (11/9/2019) dini hari sekitar pukul 00.30 wib, ia dijemput Pak Lurah untuk diajak ke RSUD Ibnu Sinda Gresik.

"Awal infonya, anak saya kecelakaan," imbuhnya.

Kisah Nuridin: 31 Tahun Jadi Ojek Sepeda di Kota Tua, Pernah Dihipnotis hingga Ditabrak Mobil

Betapa kagetnya ibu korban, saat mendapati kenyataan justru tubuh putrinya tergolek tak bernyawa di kamar jenazah.

Lebih kaget lagi saat ia mengetahui sang putri ternyata menjadi korban pembunuhan.

"Kok tega sekali pelakunya," ujarnya sembari menatap kain yang menutupi wajah putrinya.

Ibu korban juga mengaku tidak punya firasat apa-apa, anaknya akan tewas ditangan teman sendiri.

"Saya juga tidak punya firasat apa-apa. Baru firasat tidak enak itu ketika saya WA (WhatsApp) hanya centang, biasanya cepat dibales," imbuhnya.

Ibunda Nisa juga mengaku dengan pelaku pembunuhan SA.

"Pelaku juga teman bermain sejak kecil," katanya sedih. (*)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved