BJ Habibie Meninggal

Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie Sudah 155 Unit Dipesan, Diperkirakan Jadi 4 Tahun Lagi

Nasib pesawat R80 yang dirancang BJ Habibie, telah mendapat 155 unit pemesanan dan diperkirakan jadi empat tahun lagi.

Penulis: Suharno | Editor: Y Gustaman
Setkab.go.id
BJ Habibie memberikan penjelasan kepada Presiden Joko Widodo tentang pesawat R80. 

Kehadirannya disambut pula oleh putra Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie.

Dukungan tersebut dilakukan Gibran agar bisa membuat industri dirgantara nasional segera bangkit kembali.

Dukungannya melalui penjualan produk kreatif t-shirt milik Tugas Negara Bos, sebuah brand yang sedang dikembangkan Gibran.

T-shirt tersebut bergambar BJ Habibie saat masih muda.

"Target donasi tidak ada, namun yang terpenting adalah bagaimana semangat kita untuk mendukung kebangkitan kedirgantaraan Indonesia," terang Gibran dalam acara penutupan Bekraf Habibie Festival di De Tjolomadoe, Minggu (22/4/2018).

Sehingga melalui patungan ini dapat menghasilkan pesawat milik anak bangsa.

BJ Habibie Meninggal Dunia, Sejumlah Artis Sampaikan Ucapan Duka Melalui Instagram

155 Pesawat R80 Telah Dipesan

Dilansir dari TribunSolo.com, Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI), Ilham Akbar Habibie mengatakan Pesawat R80 rancangan Presiden BJ Habibie terus dikembangkan.

Bahkan, sambungnya, cakupan pasarnya pun terus diperluas.

"Karena tidak banyak negara di dunia ini yang mampu membuat pesawat, dari sekitar 200 negara di dunia ini, hanya sekitar 20 negara atau 10 persennya yang mempunyai kemampuan tersebut," katanya saat berada di Solo, Selasa (12/3/2019).

Pihaknya menyebut saat ini PT RAI masih dalam proses membuat purwarupa pesawat R80.

 Proses ini diperkirakan akan selesai dalam 4 tahun ke depan.

Sejauh ini pemesanan masih di cakupan dalam negeri, antara lain Nam Air sebanyak 100 unit, Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit dan Aviastar 10 unit.

Dalam arti total pemesanan pesawat yang akan digarapnya sudah mencapai 155 unit.

"Dan Sriwijaya Air menjadi perusahaan yang paling banyak memesan pesawat berbaling-baling tersebut," ungkapnya.

Untuk pengembangannya, pihaknya mengaku tahun ini 2019, akan ada investor yang lumayan besar, dan investor tersebut dari Indonesia.

"Saya belum bisa menyebut nama investor karena masih dalam perundingan," tutupnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved