Saut Situmorang: Jurusan Fisika yang Jadi Intel BIN, Bermasalah dengan HMI, Kini Undur Diri dari KPK
Saut Situmorang adalah alumni Fisika Universitas Padjajaran, Bandung. Perjalanan hidup Saut kemudian jauh dari kata Fisika.
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, SETIA BUDI- Saut Situmorang undur diri dari jabatannya wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam keterangannya, Saut Situmorang menyebutkan dirinya undur diri dari KPK mulai 16 September 2019.
Sebabnya, sekarng dia masih ada dua kegiatan lagi di Yogyakarta terkait acara Jelajah Dongeng Antikorupsi.
Saut Situmorang adalah pimpinan KPK periode 2015-2019 bersama-sama Agus Rahardjo, Basaria Pandjaitan, Laode M Syarief, dan Alexander Marwata.
Siapakah Saut yang punya nama lengkap Thony Saut Situmorang?
Berikut rangkuman TribunJakarta:
Ahli Fisika
Saut Situmorang adalah alumni Fisika Universitas Padjajaran, Bandung. Perjalanan hidup Saut kemudian jauh dari kata Fisika.
Pria asal Medan tersebut pernah berkarier sebagai Sekretaris III KBRI Singapura tahun 1997-2001. Dia kemudian banyak bekerja di Badan Intelijen Negara (BIN).
Dia pernah menjabat sebagai direktur monitoring dan surveilance dan sebagai staf ahli kepala BIN.
Kariernya di BIN dihabiskan selama 18 tahun. Tahun 2015, dia mencoba peruntungan di lembaga antirasuah dan lolos.
Pernah keselo lidah terkait HMI
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang meminta maaf kepada Pengurus Besar HMI dan Korps Alumi HMI (KAHMI) terkait pernyataannya dalam acara talk show di salah satu televisi swasta, Kamis (5/5/2016).
"Saya mohon maaf atas pernyataan saya. Sekali lagi, saya mohon maaf atas pernyataan saya," kata Saut saat jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Senin (9/5/2016).
Saut mengaku tidak bermaksud menyinggung HMI maupun lembaga lainnya. Ia merasa ada kesalahpahaman atau persepsi.
Dalam diskusi di salah satu televisi swasta, Saud mengatakan," ... karakter integritas bangsa ini sangat rapuh. Orang yang baik di negara ini jadi jahat ketika dia sudah menjabat.
Lihat saja tokoh-tokoh politik, itu orang-orang pintar, orang-orang cerdas..."
"Saya selalu bilang, kalau di HMI dia minimal ikut LK 1. Lulus itu dia anak-anak mahasiswa, pintar. Tetapi, begitu jadi menjabat, dia jadi jahat, curang, ini karena apa? Karena saya bilang sistem belum jalan. Artinya apa? Adapun peraturan-peraturan itu tidak pernah kita jalankan...," kata dia.
KAHMI kemudian menuntut permintaan maaf dan meminta Saut menarik pernyataannya.
Diganjar pelanggaran sedang
Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang melakukan pelanggaran sedang terkait pernyataan mengenai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Putusan tersebut merupakan tanggapan atas pernyataan Saut dalam acara "Benang Merah" di stasiun televisi tvOne pada 5 Mei 2016 silam.
Saat itu, Saut memuji aktivis HMI yang cerdas saat kuliah, namun mengalami perubahan karakter saat menjabat, dan cenderung bersifat koruptif.
"Menyatakan terperiksa saut Situmorang secara sah dan menyakinkan terbukti melakukan pelanggaran sedang," kata Ketua Komite Etik KPK, Ahmad Syafii Maarif, di kantor KPK, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Syafii mengatakan, Saut melanggar Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2013 tanggal 30 September 2013.
Atas pelanggaran tersebut, komite etik menjatuhkan sanksi berupa peringatan tertulis kepada Saut. "Saut Situmorang harus memperbaiki sikap, tindakan, dan perilaku," ucap Syafii.
Undur diri dari KPK
Saut Situmorang undur sebagai komisioner KPK 2015-2019, sehari setelah DPR memilih lima orang untuk menjadi pimpinan KPK 2019-2023.
"Saudara saudara yang terkasih dalam nama Tuhan yang mengasihi kita semua, izinkan saya bersama ini menyampaikan beberapa hal sehubungan dengan pengunduran diri saya sebagai Pimpinan KPK-terhitung mulai Senin 16 September 2019," ujar Saut melalui surat elektronik yang dikirimkan ke seluruh pegawai KPK di Jakarta, Jumat (13/9/2019).
Dalam email tersebut, Saut mengatakan masih ada dua kegiatan lagi di Yogyakarta pada Sabtu-Minggu, 14-15 September 2019 untuk Jelajah Dongeng Antikorupsi.
"Terlebih dahulu, saya mohon maaf sekaligus mengucapkan banyak terima kasih kepada semua Pimpinan KPK Jilid IV (Bunda BP, Bro Alex M, Bro LM Syarif, dan pak bro Ketua Agus R) Struktural, Staf, Security, semua OB yang membersihkan ruangan saya setiap hari dan yang membantu menyiapkan makanan," kata Saut.
Saut juga mengucapkan terima kasih kepada para pegawai yang melekat padanya selama hampir 4 tahun kurang beberapa bulan bersama.
"Saya mohon maaf karena dalam banyak hal memang kita harus bisa membedakan antara Cemen dengan penegakan 9 nilai KPK yang kita miliki (Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung jawab, Kerja Keras, Sederhana Berani dan Adil) yang kita tanamkan dan ajarkan selama ini, sebagai bagian dari nilai di KPK yaitu RI-KPK (Religius,Integritas, Kepemimpinan, Profesional dan Keadilan). Mari kita pegang itu sampai kapanpun," ungkap Saut.
Saut pun sudah memberikan seluruh kelengkapannya berupa ID Card, asuransi per hari ini.
"Mohon izin cuti pada Jumat ini 13 September 2019) saya pulang jam 08.00, oh ya, bersama saya tidak ada barang-barang elektronik kantor," tambah Saut.
Ia juga menitip pesan kepada Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo agar tetap konsisten.
"Kunci sepeda yang saya sumbangkan untuk doa dan harapan kita agar siapa pelaku kejahatan atas Novel bisa ditemukan," tambah Saut.
Saut juga berpesan untuk semua Koordinator Wilayah tetaplah semangat menjaga Indonesia dari timur sampai barat.
"Seperti yang sering saya ucapkan berkali kali di depan kepala daerah (gubernur, walikota/bupati DPRD kita hadir untuk menjaga orang orang baik agar tetap baik, semangatlah meningkatkan intervensi kita pada: www.korsupgah.kpk.go.id dan lakukan terus inovasi," tambah Saut.
• Murid SDN Cijolang Sekolahnya Dikepung Proyek Tol Cisumdawu Terancam Debu, Penyakit & Ganggu Belajar
• Tanggapi Revisi UU KPK, Presiden Jokowi: Ini Adalah Usul Inisiatif DPR
• Diduga Gangguan Jiwa, Begini Nasib Anak Elvy Sukaesih yang Ngamuk & Rusak Warung Kelontong
Ia juga mengucapkan salam dari istri dan anak-anaknya.
"Tuhan memberkati kita semua. Amin, salam. SS," tutup Saut dalam surat elektronik tersebut.
Komisi III DPR telah memilih lima nama pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023. Firli Bahuri, sosok yang berlatar belakang profesi polisi dan pernah menjadi deputi penindakan KPK yang cukup kontroversial dan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menjadi dua calon yang terpilih.
Sementara tiga nama lainnya adalah Lili Pintauli Siregar yang merupakan seorang advokat, Nawawi Pomolango yang berlatar belakang profesi hakim pengadilan tinggi, serta Nurul Ghufron yang merupakan seorang akademisi. (Kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/wakil-ketua-kpk-saut-situmorang.jpg)