Industri Pembakaran Arang di Cilincing Akan Dibongkar Secara Mandiri Besok
Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko mengatakan, pembongkaran akan dilaksanakan secara mandiri oleh para pemilik usaha besok, Kamis (19/9/2019).
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Anies Minta Dinas LH DKI Review 25 Usaha Pembakaran Arang dan Peleburan Alumunium di Cilincing
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Dinas Lingkungan Hidup (LH) untuk mereview 25 tempat usaha pembakaran arang dan peleburan alumunium di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.
Pasalanya, kegiatan usaha yang dilalukan oleh puluhan industri rumahan ini mencemari lingkungan di kawasan itu.
"Pekan ini LH akan mereview, jadi ini intinya begini. Nanti, mereka diberikan peringatan untuk melakukan koreksi," ucapnya, Senin (16/9/2019).
Jika nantinya usaha-usaha tersebut tidak juga melakukan perbaikan, Anies menyebut pihaknya tidak akan segan menutup tempat usaha itu secara paksa.
"Tujuannya bukan menghukum, tapi mengubah cara mereka berproduksi. Jangan produksinya meninggalkan residu yang merusak lingkungan," ujarnya di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.
"Nanti diberi tenggat waktu untuk mereka melaksanakan perbaikan," tambahnya.
Sebelumnya, aktivitas lapak pembakaran arang dan peleburan alumunium yang dilakukan di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara dikeluhkan warga.
Asap dan debu yang dihasilkan dari dua jenis tempat usaha tersebut dirasakan mencemari udara di sekitar lokasi.
Selain bau menyengat hasil pembakaran, warga juga tak jarang merasakan sesak nafas dan mata merah akibat kemasukan debu.
Hal ini pun disinyalir membuat seorang guru SDN Cilincing 07 terjangkit penyakit pneumonia atau infeksi paru-paru.
Guru itu bernama SA (48), mengajar siswa kelas 4 di sekolah tersebut. SA sudah sejak awal Maret lalu divonis dokter terjangkit pneumonia.
Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta sendiri mengakui kegiatan pembakaran arang dan peleburan alumunium di kawasan Cilincing, Jakarta Utara mencemari lingkungan.
Kelapa Dinas LH DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, hal ini berdasarkan analisis kualitas udara yang dilakukan oleh pihaknya pada Maret 2019 lalu di sekitar lokasi tersebut.
"Hasil analisis didapati parameter NO2 dan H2S melebihi baku mutu," ucapnya, Jumat (13/9/2019).